Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Keguguran
*****
"Rendi bisa kamu ke ruangan saya?"
"...."
"Hm..."
Setelah mendapat jawaban Seno memutuskan teleponnya sepihak tak lama setelah telepon di letakan di tempatnya pintu di ketuk.
Tok Tok Tok
"Masuk..."
"Tolong bacakan jadwal saya besok"
"Besok pagi jam sembilan tepat kita akan rapat para pemegang saham, lalu malam nya kita di undang ke acara ulang tahun pernikahan keluarga Alexander George Pak"
"Kapan mereka mengundang saya?" tanya Seno.
"Sewaktu anda kesurupan ayam geprek pak" ucap Rendi yang menahan tawa.
" Si4lan keluar!"
Rendi masih dengan tahan tawanya sembari membalikan badan dan keluar dari ruangan bosnya.
****
"Emang aku harus ikut mas?"
"Iya sayang temani aku okeh?"
"Nanti deh aku pikirin mas"
Ambar melangkahkan kakinya menuju kamar mandi ia ingin memeriksa sesuatu, setelah ia membuka bungkusan alat tersebut ia meletakkan alat itu di dalam gelas yang sudah berisi cairan. Ambar pun meninggalkan alat itu begitu saja di dalam kamar mandi dekat dengan keran wastafel namun tersamarkan oleh pot bunga kecil.
*****
Malam pun telah tiba kini pasutri sedang bersiap.
Setelah melakukan perdebatan yang alot dan di akhiri oleh Ambar yang tiba-tiba mual muntah, menjadikan Seno yang pada akhirnya berangkat hanya berdua dengan Rendi san asisten.
Seno berpamitan pada istrinya itu dengan menatap wajah pucat namun tidak memudarkan kecantikannya, membuat Seno tak tega untuk meninggalkan istrinya.
"Pulang mau aku bawain apa?"
"Bakso kaya nya enak deh mas?" ucap Ambar sembari meneguk saliva nya.
Seno hanya tersenyum melihat ekspresi istrinya membayangkan hal yang ia inginkan.
Seno mengangguk ia pun memeluk dan mencium kening istrinya sebelum ia pergi.
Sepeninggal Seno Ambar hanya berbaring merasakan kepalanya yang pusing, ia pun terlelap hingga ia di bangun kan oleh suara lelaki yang saling berbisik namun masih bisa terdengar oleh telinga Ambar.
Ambar pun melangkah kan kakinya keluar dari kamar mencari arah suara.
Ia melangkahkan kaki dengan perlahan dan akhirnya ia menemukan arah suara itu dari kamar tamu yang dulunya di jadikan kamar oleh Seno sewaktu mereka belum sepakat.
"Ada apa Rendi?"
"Hah! Nona em...."
"Rendi bawa keluar istri ku kunci kamar ini segera tolong Rendi aku sudah tidak tahan!" ucap Seno meraung.
Ambar yang mendengar suara suaminya yang seperti merintih, terdengar berat dan seperti tersiksa pun tak ragu melangkahkan kaki nya mendekati Seno yang sedang menguyur tubuh nya di bawah shower air dingin.
"Nona jangan saya mohon, saya tidak ingin terjadi apa-apa terhadap nona" ucap Rendi memegangi lengan Ambar.
Dengan tatapan menyalang bak seorang p3mbvnvh Ambar menatap lengannya yabg di pegang asisten suaminya, lalu beralih ke wajah asisten suaminya itu.
"Dia suami ku Rendi apa pun yang terjadi ia tetap suami ku, sekarang tugas mu adalah kunci pintu kamar ini dari luar dan pulanglah"
Rendi yang merasakan aura p3mbvnvh milik istri atasannya itu hanya bisa mengangguk pasrah dan melaksanakan permintaan istri bosnya itu.
Dengan segera ia keluar dan mengunci pintu dari luar.
Setelah terdengar pintu yang terkunci dari luar Ambar melanjutkan langkahnya mendekati sang suami.
"Mas"
Mendengar nada suara nan merdu memanggil namanya Seno pun menoleh, ia melebarkan pandangannya. Jiwa dan otaknya menolak untuk mendekati istrinya itu namun hawa panas yang sudah meracuni seluruh tubuhnya tak dapat ia tahan.
"Pergi sayang jangan dekati aku pergi!"
Ambar hanya menggeleng dengan langkah pasti ia mendekati suaminya dan ikut mengguyur tubuh nya di bawah shower.
Pemandangan gunung yang nampak jelas dari daster yang di kenakan istrinya membuat rasa panas dalam tubuh Seno menjalar ke ubun-ubun nya.
Kini Seno pun meraup dengan rakus bib!r istrinya hingga terdengar jeritan halus dari istrinya yang membuat ia melepaskan cumbv4nya.
"Hah... Berd4rah maaf sayang, pergi tinggalkan aku mana Rendi ? Pergi bersama Rendi ya jangan temui aku dulu"ucap Seno yang dengan ma ta memerah menahan hasr4t yang bergejolak.
" Kamu kenapa Mas? Aku ada di sini untuk kamu, Rendi sudah aku suruh pulang. Ada apa? Katakan pada ku Mas"ucap Ambar menahan tangis.
Bagi nya tiada lagi yang dapat membuatnya menangis kecuali melihat suaminya seperti tersiksa.
"Ada yang menaruh obat perangsang di minuman ku sayang sekarang obatnya bekerja, aku nggak mau kamu jadi korban pergi sayang jauhi aku" ucap Seno mendorong pelan pundak istrinya.
"Apa nggak ada yang lain yang bisa aku bantu mas? Sampai kamu menyuruh ku pergi?"
"Kamu mau bantu ku?"
Ambar mengangguk pasti.
"Puaskan aku sayang puaskan aku" ucap Seno sembari melvm4t bib!r manis istrinya.
Ia pun melucuti pakaian istrinya yang hanya mengenakan daster.
Puk...
Pakaian mereka sudah jatuh di lantai kamar mandi.
Seno melakukan nya berkali-kali tanpa memperdulikan rintihan istrinya yang memohon untuk ia menyudahi permainan mereka hingga akhirnya ia terbangun di pagi hari dengan sendirinya.
"Egh..." Seno melenguh merasakan badannya yang terasa sakit seperti remuk.
Ia menatap sosok yang terbaring di samping kirinya membuat kesadarannya dengan cepat kembali sampai ia melotot kan ma ta nya.
"Sayang bangun" ucap Seno seraya menepuk- nepuk pipi istrinya.
Seno segera bangkit ia hanya mengenakan boxer nya saja lalu ia membungkus tubuh istrinya yang polos menggunakan selimut, ia mencari telepon genggamnya dan menghubungi sang asisten.
Ternyata sang asisten sudah siap di depan pintu kamar yang ia tempati, hanya saja Rendi menunggu perintah selanjutnya.
Rendi segera membuka kunci pintu kamar di mana pasutri tersebut di kurung.
"Siapkan mobil kita ke rumah sakit"
Rendi yang mendengar perintah tersebut langsung berlari secepat kilat meninggalkan bos nya yang sedang menggendong sang istri.
Rendi langsung membukakan pintu mobil setelah bosnya mendekat, setelah memastikan keadaan keduanya aman Rendi langsung memutarkan tubuh menuju kursi kemudi.
Rendi yang ikut panik pun tak merasakan mobil yang ia kendarai sudah di atas rata-rata, sekarang yang ada di pikirannya istri si bos selamat.
Meski mengendarai dengan kecepatan di atas rata - rata Rendi masih memperdulikan keselamatan ia dan pasutri yang sudah duduk di kursi penumpang.
Sesampainya di rumah sakit Rendi langsung keluar mobil ia segera memanggil perawat yang membawa bed rumah sakit, untuk segera mendekat ke arah bosnya yang sudah menggendong istrinya dengan balutan selimut tebal.
Seno juga ikut mendorong bed rumah sakit yang membawa istrinya menuju ruangan UGD, sedangkan Rendi mengurus keperluan administrasi istri bosnya.
Seno hanya bisa menunggu istrinya di luar ruangan sampai Dokter keluar untuk mengabarkan keadaan istrinya.
Setelah menyelesaikan administrasi Rendi langsung menyusul bosnya yang kini terlihat kacau, hanya menggunakan boxer bergambar spons kuning tanpa memakai baju, dengan wajah yang kusut, dan rambut yang acak-acakan.
Rendi menepuk pundak bosnya sekaligus sahabatnya itu, ia berusaha menguatkan sahabatnya dengan mengelus punggung seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.
Ceklek....
Rendi dan Seno bangkit menghampiri Dokter yang sudah keluar dari ruangan tempat istrinya di tangani.
" Bagaimana dengan istri saya Dok?"
"Apa yang terjadi pada istri Bapak? Pasien mengalami keguguran di usia janinnya empat minggu, lalu ada beberapa luka lebam nyaris menghitam bahkan sudah ada yang menghitam, bekas cak4ran, bekas gigit4n bahkan bib!r istri Bapak sobek dan terdapat dar4h kering di sana"
Mendengar penjelasan Dokter tersebut Seno sempat mengerutkan kening, lalu ia menjambak rambutnya seolah memikirkan apa saja yang ia lakukan hingga ia harus membuat istrinya dengan keadaan seperti ini bahkan ia pun kehilangan calon bayi yang mereka inginkan.
Visual
Seno Septian
Ambar
Rendi Wijaya
Kanaya Putri
Alex George
Visual hanya ilusi dan pendukung yaa...
Biar temen semua sambil baca sambil ngebayangin he he...
Mohon dukungannya dengan like komen dan subrek yaa buat aku jadi semangat...
Sehat selalu buat kita semua see you peluk jauh dari aku....