Istri Rahasia Sang Guru

Entah untuk alasan apa, Sisil merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. genggaman Juno menciptakan 2 sensasi berbeda di saat yang bersamaan.

Satu sisi ia merasakan kehangatan menjalar di hati ,namun di sisi lain Ia merasa takut dan gugup, sebab dalam kondisi apapun suaminya itu tetap saja datar. Sungguh rasa yang benar-benar sulit diartikan Iya bahkan kesulitan mengimbangi langkah juno.

Ketika hendak melewati eskalator untuk menuju lantai bawah langkah juno terhenti secara mendadak , Sisil pun harus menabrak punggung tegak sang suami hingga kacamata yang membingkai katanya hampir terjatuh . Beruntung Sisil Masih sempat menyelamatkan kacamatanya.

Melihat sang suami mematung di tempat, gadis belia itu turun memandang ke arah yang sama. Ia harus kembali terkejut saat melihat Alya berada tepat di hadapan mereka.

Sadar dengan posisinya Sisil segera melepas genggaman juno dan memberi jarak di antara mereka. Sebelum timbul salah paham di antara sepasang kekasih itu.

Sementara Alya langsung mendekat sambil menatap penuh curiga,

"Juno kamu ngapain jalam berdua sama Sisil?" Tanya wanita itu . Sejenak ia melirik ke arah paper bag di tangan Sisil, dari logo paper bag saja dia sudah mampu menebak bahwa Sisi yang baru saja membeli sebuah ponsel baru.

"Aku habis ajak Sisil makan, Soalnya dia belum makan Sejak dari pagi" jawab juno dengan nada datar

"Beli HP baru juga ya?" Tanyanya dengan nada nyindir

"Sisil nggak punya HP, kalau dia ada di luar susah untuk dihubunginya, makanya aku beli buat dia"

"Oh...." wanita itu mengangguk "padahal sejak tadi aku menghubungi kamu tapi nggak dijawab , rupanya lagi asik sama keponakan kamu !"

"Hp-nya ketinggalan di rumah Al, tadi berangkatnya buru-buru"

"Ya udah nggak apa-apa"

Wanita cantik itu mendekat dan menggeser posisi Sisil yang berada tepat di samping Juno kemudian melingkarkan tangan lengan sang kekasih.

"Sayang, karena kamu kebetulan ada di sini, Bagaimana kalau sekalian kita jalan bareng saja" usul wanita itu

"Lain kali aja ya, aku capek. Mau pulang aja Al"

Alya menghembuskan nafas kasar, sudah terlihat Aura jengkel dalam tatapannya "Jadi maksudnya , bentuk sisil kamu ada waktu? Makan sama dia dan bahkan membelikan HP, tapi untuk aku kamu nggak punya waktu? begitu ?"

"Ya ampun Al , aku ke sini bukan untuk jalan-jalan . Ini Juga mau pulang langsung"

"Sama aja kan?"

Mendengar perdebatan sepasang kekasih itu membuat sisil memberanikan diri untuk membuka suara , akan lebih baik jika menghindari masalah.

"Om Juno temanin ke Alya aja dulu , saya bisa tunggu di lobby kok"

"Jangan! Saya nggak mau kamu kesasar lagi ngerepotin Saya!" Tolak Juno mentah-mentah

Tidak tahu sudah sekepal apa Alya sekarang , sebagai kekasih ia merasa tidak dihargai oleh Juno kekasihnya . Apalagi melihat sikap posesif terhadap keponakannya itu.

"Kalau begitu kita jalan bertiga saja" usul wanita itu "Bagaimana kalau kita nonton bareng, Kebetulan malam ini ada film bagus , sisil sih belum pernah nonton di bioskop, kan?"

Sisil terdiam sejenak kemudian menggeleng dengan polos

"Ya udah, Kita nonton yuk, kamu pasti suka deh"

***

Sisil mendesah pelan sambil menatap punggung sepasang kekasih itu, sekali lagi ia harus menjadi penonton kemesraan mereka

Sajak menuju gedung bioskop, tak henti-hentinya Alya menggelayut manja dengan kekasihnya itu, sekarang mereka sedang mengantri untuk membeli popcorn dan minuman

Ketiganya lantas berjalan menuju salah satu Studio , kursi paling belakang menjadi pilihan Juno untuk duduk.

"Ayo duduk sil!" ucap Alya, yang sudah lebih dahulu memposisikan dirinya di tengah , Agar memberi jarak antara Sisil dan juno

Sisil pun tak banyak bicara , ia memilih memberi jarak satu kursi antara dirinya dengan Alya. Daripada hatinya harus terluka mendengar obrolan mesra sepasang kekasih itu.

"Hai bro! Rupanya kalian di sini ?" Sapaan Tak asing itu membuat ketiganya menoleh ke sumber suara . Niko menyapa dengan senyum lebar

Melihat Juno dan Sisil , dia bernapas lega sebab dipikirnya sudah terjadi perang dunia ke-3 dirumah Juno, setelah Tadi ia menjemput paksa gadis di situ di cafe

"Hai nik, kebetulan banget kamu di sini?" ucap alya sedikit terkejut

"Yah, aku sudah lama menunggu pemutaran film ini, makanya tayang perdana aku bela-belain" ucap nya santai

Melihat tempat kosong di sebelah sisil , Ia pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan , paling tidak selama 2 jam ke depan ia bisa duduk di dekat gadis belia itu. Mungkin bisa sambil mengobrol beberapa hal untuk mendekatkan diri .

"Boleh aku gabung di sini?" tawarnya

Belum juga dijawab, niko sudah menghempas tubuhnya di kursi tepat di samping Sisil

"Gimana sil? Tadi Juno marahin kamu , nggak?" bisiknya

"Enggak kak" jawab Sisil dengan gelengan kepala

"Bagus deh kalau begitu"

Juno yang berada di kursi paling ujung itu hanya melirik sesekali , Jangan tanya bagaimana reaksinya . Andai mereka tidak berada di ruangan minim pencahayaan , wajah garangnya pasti sudah terlihat jelas . bahkan Ia meremas Cup popcorn hingga isinya tumpah ke lantai.

"popcorn kamu jatuh Juno!" Ucap Alya

Juno tak menyahut, lebih tepatnya tak peduli. Ingin rasanya segera membawa Sisil pulang Agar jauh dari Niko

Pemutaran film pun dimulai, Aura mencekam memenuhi seisi ruangan , Alya menyembunyikan senyum ketika menatap Sisil dan melihat ketakutan di wajah gadis belia itu . Bahkan ia tampak beberapa kali Menutup Mata saat mendapati adegan menyeramkan.

Sementara Alya memanfaatkan kesempatan itu untuk lihat mesra dengan Juno, panjang pemutaran film Ia terus bersandar di lengan lelaki itu . Seolah ingin menunjukkan kepada Sisil bahwa Juno adalah miliknya seorang

"Kenapa Sil ?" Tanya niko saat mendapati Sisil menutup kedua matanya

"Takut Kak , saya belum pernah melihat dan menonton film horor" jawab Sisil tanpa melepas kedua tangannya yang menutupi matanya

Niko melirik dua orang di samping Sisi, Alya bersandar di bahu Juno . Sementara juno menatap ke layar tanpa berkedip

"Apa kamu mau keluar aja?" Tanya Niko setelah melihat keringat mulai membasahi kening, juga tubuhnya yang gemetar, terlihat jelas bahwa sisir sangat ketakutan

"Mau Kak , Saya takut banget!" Sisil berucap lirih , jika terus berada di ruangan , ia bisa pingsan karena ketakutan

"Ya udah saya temanin kamu keluar"

Baru saja Sisil akan berdiri , sudah terdengar jeritan memekik dari salah satu tokoh , yang membuat seisi ruangan ikut menjerit. Tak kecuali Sisil yang spontan menyembunyikan wajah di dada niko.

Kedua tangan Juno terkepal amarah , adegan yang tersaji di hadapannya membuat tubuhnya merasa dilahap api

"Ada bakat jadi Pebinor ini orang!" gututuya dalam hati , sedikit mendorong agar alya menjauh darinya

.

.

.

Bersambung....