Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Dipa
Kepulangan Rizal dari berlayar disambut masalah rumah tangga yang menimpa Dipa dan Bintang. Sebagai salahsatu orang yang turut andil dalam pernikahan Bintang dan Dipa ia merasa sangat marah ketika mengetahui jika sebenarnya Dipa tidaklah sebaik yang ia kira.
Rizal dan Dipa sempat bertemu berdua di kantor Dipa di Jakarta. Setelah memutuskan untuk menceraikan Elsa, Dipa memilih menggantikan posisi Papa Ardi di kantor pusat.
Rizal yang sengaja mendatangi Dipa di kantornya langsung menghadiahi wajah tampan Dipa dengan bogem mentah.
"Aku pikir kamu orang baik. Ternyata kamu adalah orang brengsek yang sudah menghancurkan hidup Bintang " seru Rizal setelah mendaratkan tinju nya di wajah tampan Dipa hingga ujung bibir Dipa sedikit sobek dan mengeluarkan darah.
Dipa mengusap sudut bibirnya yang terasa asin namun ia sama sekali tidak melawan. Dipa membiarkan Rizal meluapkan kemarahannya dengan cara memukulinya.
Setelah puas melampiaskan amarahnya Rizal pun berhenti. Meskipun kesal namun Rizal tidak mau membuat keponakan kesayangannya menjadi yatim.
"Bangun !" perintah Rizal sambil melemparkan satu botol air mineral kepada Dipa.
Dipa yang sedang tersungkur berusaha bangun sambil meringis menahan sakit di ditubuh dan wajahnya akibat pukulan Rizal.
"Kenapa kamu tidak jujur saja dari awal malah sok-sok an jadi pahlawan " hardik Rizal.
"Bukan sok-sok an jadi pahlawan Mas, aku hanya berusaha mempertanggungjawabkan kesalahan yang aku buat secara diam-diam" kilah Dipa.
"Itu ciri pria pengecut " ejek Rizal.
Dipa tidak menampik atau marah ketika Rizal menyebutnya pria pengecut karena memang begitu kenyataannya.
Dipa terlalu takut menghadapi kemungkinan terburuk jika Bintang mengetahui semua kebenaran yang selama ini ia sembunyikan.
"Sekarang kamu ceritakan semuanya dari awal. Aku sudah mendengar dari Bintang..namun aku juga ingin mendengar dari mulut kamu sendiri !" perintah Rizal.
Sebelum mulai bercerita Dipa menenggak minumnya terlebih dahulu sambil sedikit meringis menahan rasa perih di bibirnya yang terluka.
"Malam itu aku menemukan Bintang di jalanan dalam keadaan setengah mabuk..aku berniat menolongnya dengan mengantarnya pulang. Namun Bintang yang mabuk membuat aku kebingungan hendak mengantarkan kemana, selain itu Bintang tidak membawa ponsel dan identitas apapun. Akhirnya aku terpaksa mengantarkan Bintang ke sebuah penginapan. Berada disana ia aman sampai ia sadar nantinya. Ketika berada di penginapan aku melihat gelagat yang aneh pada diri Bintang. Selain mabuk Bintang juga ada dalam pengaruh obat perangsang. Aku tidak tau siapa yang melakukannya " cerita Dipa.
"Dan kamu akhirnya kamu mengambil keuntungan !" tebak Rizal.
"Iya Mas..aku Khilap " aku Dipa sambil menunduk.
"Dan setelahnya kamu pergi begitu saja !" tuduh Rizal sambil menahan geram.
"Aku terpaksa meninggalkan Bintang karena aku harus segera pulang ke Surabaya karena Elsa akan melahirkan " jawab Dipa.
"Setelah kejadian itu aku selalu dihantui rasa bersalah dan akhirnya aku kembali bertemu Bintang di rumah sakit pada saat Langit kecelakaan " lanjut Dipa.
"Bagaimana kamu bisa yakin kalau Bintang adalah wanita yang kamu perkosa, bisa saja hanya mirip ?" tanya Rizal.
"Setelah menjadi pendonor Langit aku menyuruh Leon untuk melakukan tes DNA..dan hasilnya cocok. Karena alasan itu lah aku meminta Bintang kepada Mas Rizal untuk menjadi istri ku " jawab Dipa.
Rizal tampak mengurut keningnya. Meskipun menurut nya Dipa termasuk kategori pria brengsek namun ia juga cukup bertanggung jawab dengan menikahi Bintang dan memberi penghidupan yang layak bagi Bintang dan Langit.
"Kali ini kamu selamat..tapi jika kamu melukai hati Bintang lagi aku tidak akan mengampuni kamu " ancam Rizal sambil berlalu meninggalkan Dipa dengan luka lebam di tubuh dan wajahnya.
Setelah Rizal pergi dari kantornya Dipa pun memilih pulang karena ia tidak mungkin bekerja dalam keadaan babak belur.
"Di..kamu kenapa ?" Mama Niken tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya ketika melihat Dipa pulang dalam keadaan babak belur.
"Tidak apa-apa" jawab Dipa. Ia memilih langsung masuk ke kamarnya dan mengurung diri disana.
"Le..kamu lihat Mas Dipa gih tolong obati luka-lukanya !" perintah Mama Niken ketika Leon muncul dari arah dapur.
"Memangnya Mas Dipa kenapa Mah ?" tanya Leon.
"Wajahnya babak belur seperti habis berantem " jawab Mama Niken.
"Aku akan lihat ke kamarnya " ucap Leon sambil membawa tas berisi peralatan medis nya.
"Oma..Daddy kenapa ?" Bunga terlihat khawatir melihat wajah Daddy nya yang menurutnya menjadi tidak tampan lagi.
"Daddy tidak apa-apa, Bunga main sama Lana gih !" jawab Dina sambil mengikuti Leon yang sedang berjalan menuju kamar Dipa.
Setibanya di kamar Dipa, Leon dan Dina mendapati Dipa sedang berbaring di kasur nya dengan masih mengenakan pakaian kerjanya.
"Mas..boleh lihat lukanya?" tanya Leon.
"Aku tidak apa-apa, bukan laki-laki namanya kalau tidak pernah berantem " jawab Dipa santai.
"Mas Dipa berantem sama siapa ?" tanya Dina.
"Tidak penting kamu tau, ini urusan laki-laki " jawab Dipa. Ia pun membiarkan Leon memeriksa luka-luka diwajah dan tubuhnya.
"Apa berasa sakit ?" tanya Leon sambil menekan lembut dada Dipa untuk memastikan tidak ada cidera dalam.
"Tidak " jawab Dipa.
Karena hanya luka memar biasa Leon pun hanya memberi salep untuk lukanya termasuk di sudut bibirnya yang sedikit robek.
Suara Lana dan Bunga yang sedang bertengkar membuat Dina buru-buru keluar dari kamar Dipa untuk melerai pertengkaran kedua gadis kecil itu.
Leon yang juga hendak keluar dari kamar Dipa menghentikan langkahnya ketika terdengar suara Dipa memanggilnya.
"Le..aku mau tanya sesuatu sama kamu " ucap Dipa.
"Tanya apa Mas ?" tanya Leon.
"Bintang pernah bilang kalau kalian itu teman lama, tapi aku lihat justru kalian seperti dua orang yang saling bermusuhan..apa sebelumnya kalian memiliki masalah ?" tanya Dipa.
Jika Bintang dan Leon juga Dina sebelumnya sudah saling mengenal besar harapan Dipa agar Bintang bisa dengan mudah diterima oleh keluarganya. Namun yang Dipa lihat justru sebaliknya, Dipa curiga jika sebenarnya hubungan mereka bertiga tidak baik.
" Aku tidak tau Mas " jawab Leon. Ia pun buru-buru keluar dari kamar Dipa.
"Ck..aneh sekali " gumam Dipa.