Rubby tokoh antagonis dalam sebuah novel,terkenal sebagai bangsawan yang tak punya kekuatan dalam bidang apapun termasuklah sihir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang.
Daripada itu ia lebih dikenal wanita tak tau malu karna menjadi tunangan putra mahkota.Setiap hari hanya menempel pada putra mahkota dan mempermalukan dirinya sendiri karna setiap saat putra mahkota hanya akan memberinya penolakan dan penghinaan.
Sebagai antagonis ia selau berupaya menyakiti pemeran utama wanita yang begitu dicintai putra mahkota dan banyak orang,termasuk Ayah dan tiga saudara laki-lakinya.Ia juga iri pada female lead yang begitu sempurna dalam bidang apapun tanpa ada celah.
Hingga Rubby sang antagonis berakhir dipenggal dihadapan semua anggota kerajaan termasuk ayah,ketiga saudaranya,putra mahkota dan juga didepan rakyat.Semua itu terjadi karna tuduhan meracuni pemeran utama yang tak pernah dilakukannya.
Hingga novel berakhir dengan Happy ending karna kematiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehangatan
"Lihat dia terlihat sangat nyaman,dia tidak semenyeramkan itu"
Vicky begitu sulit percaya dengan pemandangan di depan matanya saat ini.
Burung api itu membuka matanya kemudian menatap Ruby serius kemudian berjalan ke arah tempatnya sebelumnya,seolah ingin menunjukkan sesuatu pada Ruby.
Seakan mengerti maksud sang burung,Ruby perlahan mengikutinya penasaran apa yang ingin di tunjukkan oleh burung Phoenix dengan ukuran besar itu.
Vicky yang tersadar dari keterkejutannya segera mengikuti Ruby dari belakang."Nona,kenapa dia bisa sedekat itu dengan mu?". Tanyanya tanpa menoleh ke arah Ruby karna pandangannya lurus pada burung di depan mereka yang terus berjalan.
"Aku juga tidak tahu,"Jawab Ruby apa adanya kemudian mempercepat langkahnya ketika burung itu berhenti dan menoleh ke arah mereka.
Dan betapa takjubnya ia ketika melihat dua burung Phoenix dengan ukuran yang lebih kecil namun sebenarnya sangat besar untuk ukuran burung bahkan seperti angsa besar, padahal ia yakin kalau keduanya baru di tetaskan.
"Cit-cit-cit-cit"
Kedua burung Phoenix kecil itu seperti sedang menyambutnya hingga ingin keluar dari sangkar nyamannya,namun karna sangkar itu yang tinggi membuat kedua burung itu kesusahan sehingga ibu burung Phoenix itu membantu keduanya dengan kepalanya keluar dari sangkar itu.
Vicky kembali di buat takjub dengan pemandangan di depannya,melihat bagaimana dua burung Phoenix yang kini mengusap-usap di kaki Ruby seperti seekor kucing.
Ruby tak mengerti dengan semua itu,namun ia sangat suka dengan burung itu bahkan ada perasaan senang dan nyaman di hatinya.Ia kemudian berjongkok untuk menyetarai tingginya dengan dua burung Phoenix ukuran kecil itu yang masih mengendus-endus di kakinya."Hei,kenapa kalian menyambut ku seperti itu?". Tanyanya kemudian mengusap pelan kepala berbulu burung itu lembut.
"Cit-cit-cit-cit"
Ruby merasa itu sangat lucu ketika kedua burung itu justru mengusap-usap wajah mereka ke wajahnya,hingga membuatnya tertawa belum pernah ia merasakan kebahagiaan dan kehangatan seperti itu sejak masuk ke dunia itu.
Kedua sudut bibir Vicky tertarik ke atas,ia tersenyum dengan lebar ketika melihat Ruby yang saat ini tengah tertawa."Nona sangat cantik...,kenapa sejak dulu aku tidak menyadari kalau nona mempunyai wajah secantik Dewi begini.Bahkan nona terlihat jauh lebih cantik dari nona Amelia"
***
"Apa yang ingin kau lakukan!"
Pangeran Felix terkejut ketika seekor kuda dengan tuannya tiba-tiba menerobos palang yang telah di buat untuk melarang masuk ke dalam hutan terlarang yang saat ini jalan masuknya kini di kelilingi oleh warga desa.
Charlie dengan kudanya yang berlari begitu kencang sejak dari kediaman Duke Harley,tanpa peduli dengan banyaknya orang menerobos begitu lincah melangkahi orang-orang yang menghalangi jalan masuk.
"Bukankah itu Charlie?". monolog pangeran Felix ketika menyadari orang itu adalah Tuan muda keluarga Harley kakak kedua Ruby.
Di saat itu juga rombongan Harley dan anak-anaknya yang lain tiba tampak terburu-buru."Apakah ada seseorang yang baru saja masuk ke dalam hutan?",tanya Robert pada salah seorang warga desa yang langsung di jumpainya.
"Baru saja ada seseorang dengan kudanya masuk ke dalam hutan,dia sangat nekat tuan."jawab warga desa itu menyayangkannya.
Melihatnya pangeran Felix segera mendekat ke arah mereka."Paman",sapanya pada Duke Harley tampak begitu khawatir menatap ke kejauhan hutan terlarang.
"Pangeran,salam pangeran."Ketika melihat siapa yang di hadapannya segera pria paruh baya itu memberikan salam begitupun dengan Robert dan David, begitupun dengan Amelia yang ternyata ikut bersama mereka.
"Pangeran kenapa anda ada di sini?",tanya Amelia ketika kembali ke posisi tegak setelah memberikan salam hormat pada sang pangeran mahkota.
"Benar,bagaimana pangeran ada di sini?",tambah David yang berdiri di sebelah Amelia.
Pangeran Felix menghela nafas,"Sebenarnya aku melihat Ruby masuk ke dalam hutan,namun aku minta maaf paman karena aku tidak bisa menghentikannya."Jawabnya dengan nada penuh sesal.
"Tidak,ini bukan salah anda pangeran.
mg up nya lancar trs sampai tamat cerita nya thor g hiatus lg
lanjut lg Thor jgn ngegantung Certa....makin seru
lanjut thor crta ny selalu di tunggu😘