NovelToon NovelToon
Menaklukan Hati Ceo

Menaklukan Hati Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: tanier alfaruq

seorang CEO cantik, seksi, dan galak, yang terjebak dalam dinamika dunia kerja dan cinta. Dia harus menghadapi tantangan dari mantan suaminya, mantan pacar Tanier, dan berbagai karakter wanita seksi lainnya yang muncul dalam hidupnya. Tanier, karyawan Lieka yang tampan, sabar, dan kocak, berjuang untuk memenangkan hati Lieka dan membantu perusahaan mereka bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanier alfaruq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Ancaman dari Masa Lalu

Malam yang indah itu akhirnya memberikan tempat bagi kehangatan yang mereka ciptakan. Namun, kebahagiaan Tanier dan Lieka seakan terputus oleh getaran ponsel yang tiba-tiba menghancurkan momen intim mereka. Lieka melirik ponselnya yang bergetar di meja samping tempat tidur. Saat melihat nama yang tertera di layar, raut wajahnya berubah.

"Siapa?" tanya Tanier, merasakan suasana hati Lieka yang mendadak berubah.

"Ini... mantan suamiku," jawab Lieka, nada suaranya datar namun mengandung ketegangan.

Sebelum Tanier sempat memberikan respons, Lieka langsung menjawab panggilan tersebut. "Sugi, ada apa?" suaranya tegas, meskipun ada sedikit ketakutan di dalamnya.

"Lieka, kita perlu bicara. Ini penting," suara Sugi terdengar dari ujung telepon, dengan nada yang membuat Tanier merasa gelisah.

Setelah mendengar jawaban itu, Lieka mengernyitkan dahi. "Sekarang? Kenapa tidak ada waktu lain?"

Tanier dapat melihat ketidaknyamanan di wajah Lieka. Dia segera mengambil alih percakapan. “Sugi, bisa kita atur pertemuan lain? Lieka sedang tidak enak badan,” ucapnya, berusaha menempatkan suara tegasnya dalam situasi yang menegangkan itu.

“Tanier, aku tidak membicarakan ini denganmu. Ini urusan pribadi antara aku dan Lieka,” jawab Sugi, nada suaranya jelas menunjukkan ketidakpuasan.

Lieka menatap Tanier, menggelengkan kepala. “Biarkan aku yang mengurus ini,” katanya, kembali berfokus pada ponsel. “Apa yang ingin kau bicarakan, Sugi?”

Tanier merasakan kerisauan melanda hatinya. Dia tahu mantan suami Lieka bukanlah orang yang mudah dihadapi. Sugi adalah seorang pengusaha sukses, dan kepiawaiannya dalam mengelola bisnis sering kali diimbangi dengan sikap dominannya dalam kehidupan pribadi.

“Di mana kau berada sekarang? Aku sudah mendengar banyak gosip tentangmu dan Tanier,” kata Sugi. “Kau harus tahu bahwa aku tidak akan membiarkan siapa pun mengacaukan hidupmu.”

Lieka menarik napas dalam-dalam, berusaha tetap tenang. “Sugi, itu tidak ada urusannya denganmu lagi. Aku sudah menjalani hidup baru dan tidak ingin terjebak dalam masa lalu.”

“Dan aku tidak ingin kau berakhir merugikan dirimu sendiri. Kita memiliki anak, ingat?” Sugi melanjutkan, nada suaranya berangsur serius. “Aku tidak ingin mereka terpengaruh oleh keputusan buruk yang kau buat.”

“Anak-anak adalah prioritas utama bagiku. Tapi aku tidak akan membiarkanmu mengontrol hidupku lagi,” balas Lieka tegas, penuh keyakinan.

Setelah beberapa saat terdiam, Sugi berbicara lagi, “Kau harus hati-hati, Lieka. Ada orang-orang di luar sana yang ingin merusak hidupmu. Mereka tidak peduli dengan siapa kau bersama.”

Lieka merasakan ketegangan merayap di tenggorokannya. “Apa maksudmu?” tanyanya, suaranya bergetar.

“Rumor tentang hubunganmu dengan Tanier sudah menyebar, dan orang-orang yang tidak suka melihatmu bahagia akan mencoba menghancurkan itu,” jawab Sugi. “Aku hanya ingin melindungimu. Mungkin kau tidak mempercayai aku sekarang, tapi ingatlah bahwa aku akan selalu berusaha menjaga anak-anak kita.”

“Ini bukan waktunya membahas ini, Sugi. Aku akan menghadapi apapun yang datang,” tegas Lieka, mengakhiri panggilan tanpa memberikan kesempatan untuk berdebat lebih lanjut.

Setelah menutup telepon, Lieka terlihat bingung dan cemas. Tanier mendekat, mengelus punggungnya dengan lembut. “Kau baik-baik saja?”

Lieka mengangguk, tetapi wajahnya memancarkan ketidakpastian. “Aku hanya tidak mengerti mengapa Sugi kembali mengganggu hidupku. Dia seharusnya sudah move on.”

“Aku di sini untukmu,” jawab Tanier, matanya berkilau penuh dukungan. “Kita akan menghadapi ini bersama. Jika dia mencoba menciptakan masalah, aku akan melindungimu.”

“Terima kasih, Tanier,” ucap Lieka, hatinya bergetar. Rasa aman yang dia rasakan saat bersama Tanier membuatnya ingin mengabaikan ancaman yang berasal dari masa lalu. Namun, di sudut pikirannya, keraguan mulai merayap.

Keberanian Lieka teruji saat dia berpikir tentang anak-anaknya. Jika ada ancaman nyata yang mengintai, dia tidak bisa hanya duduk diam.

“Mungkin kita perlu membicarakan ini lebih lanjut, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi,” kata Lieka, suaranya penuh semangat. “Kita harus bersiap-siap jika ada yang mencoba mengganggu kita.”

“Setiap langkah yang kau ambil, aku akan berada di sisimu,” jawab Tanier. “Kita bisa membuat rencana untuk menghadapi semua ini. Kita bisa mencari tahu apa yang Sugi maksudkan tentang orang-orang yang ingin merusak hubungan kita.”

Lieka merasakan ketenangan merambat di dalam dirinya. “Kau benar. Kita tidak bisa membiarkan masa lalu menghantui kita. Kita harus berjuang untuk masa depan kita.”

Lieka menatap Tanier, dan perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Dia merasa terjebak antara masa lalu dan masa kini, antara rasa takut dan harapan. "Tanier, aku tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang Sugi. Dia sudah pergi, dan aku ingin melanjutkan hidup."

Tanier mengangguk, memahami perasaannya. "Kau tidak perlu merasa terjebak. Kita bisa menyelesaikan ini. Mari kita cari tahu siapa yang ingin merusak hubungan kita. Mungkin kita bisa menemukan cara untuk menghadapi mereka sebelum mereka benar-benar mengganggu kita."

Lieka mengangguk, merasa lebih kuat dengan dukungan Tanier. "Baiklah, kita akan mulai dengan mengumpulkan informasi. Kita harus tahu siapa yang berpotensi jadi ancaman."

Keesokan harinya, mereka merencanakan strategi untuk mengumpulkan informasi. Lieka mengajak Tanier ke kantor pusat untuk menggali lebih dalam tentang rumor yang beredar. Saat mereka sampai, suasana tegang terasa di antara karyawan. Mereka bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Selama di kantor, Tanier mendekati beberapa rekan kerjanya, bertanya tentang desas-desus yang beredar. Sementara itu, Lieka mencari tahu di media sosial dan saluran komunikasi lainnya. Dia memutuskan untuk tidak membiarkan Sugi mengontrol hidupnya lebih jauh, dan dia bertekad untuk menyelidiki semua informasi yang mungkin ada.

Di saat yang sama, ketegangan di dalam hati Lieka semakin meningkat. Dia merasa bahwa mantan suaminya tidak hanya akan duduk diam. Ketika Tanier kembali, wajahnya tampak tegang.

"Ada yang aneh dengan suasana di kantor ini," ucap Tanier. "Beberapa karyawan berbicara di belakangmu. Aku rasa mereka sedang membicarakan tentang hubungan kita."

Lieka mengerutkan kening. "Apa yang mereka katakan?"

"Mereka mengatakan bahwa hubunganmu dengan aku adalah bencana, dan mereka berharap kau kembali dengan Sugi," jawab Tanier, mengerutkan dahi. "Mereka bahkan mengatakan bahwa kau tidak akan bisa memimpin perusahaan ini jika kau terjebak dalam cinta."

Rasa marah dan frustasi mulai menyelimuti Lieka. "Ini tidak bisa dibiarkan. Mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang aku lalui. Aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa aku bisa memimpin tanpa terpengaruh oleh hubungan pribadi."

Tanier tersenyum, menyadari semangat Lieka. "Aku tahu kau bisa. Kita harus membuktikan kepada mereka bahwa kita kuat, dan tidak ada yang bisa memisahkan kita."

Mereka melanjutkan hari itu dengan fokus. Lieka memimpin rapat dengan karyawan-karyawan, menunjukkan kepemimpinan dan ketegasan yang membuat banyak orang terkesan. Dia mengumumkan beberapa proyek baru dan visi untuk masa depan perusahaan, bersikap percaya diri dan penuh semangat.

Namun, di sudut hatinya, kekhawatiran masih membayangi. Apakah Sugi akan benar-benar melakukan sesuatu untuk mengganggu hidupnya? Apakah ada orang lain yang berada di belakang rumor yang tidak mengenakkan ini?

Setelah rapat, Tanier menghampiri Lieka. "Kau melakukan pekerjaan yang hebat di sana," puji Tanier, menepuk punggungnya. "Tapi aku masih merasa kita harus tetap waspada. Jangan biarkan siapapun merusak kepercayaan diri dan semangatmu."

Lieka tersenyum padanya, merasa bersyukur memiliki Tanier di sampingnya. "Aku akan melakukan yang terbaik. Kita akan menghadapinya bersama."

Saat hari berlalu, Tanier dan Lieka merasa bahwa mereka semakin dekat satu sama lain. Namun, ancaman dari masa lalu terus mengintai, dan Lieka tidak bisa mengabaikan perasaannya. Dia merasa bahwa Sugi tidak akan pergi begitu saja.

Saat mereka kembali ke rumah, suasana santai mulai terasa. Lieka mencoba bersikap tenang, tetapi ketegangan yang tertahan di dalam hatinya tidak bisa dipungkiri. Dia tahu bahwa dia harus bersiap menghadapi masalah ini, apapun yang mungkin terjadi.

Sore itu, Tanier mengundang Lieka untuk makan malam yang romantis di apartemen mereka. Dia ingin menciptakan suasana yang nyaman untuk Lieka, berharap bisa mengalihkan pikirannya dari semua kekhawatiran.

Mereka menghabiskan waktu berbincang dan tertawa, menikmati hidangan yang disiapkan Tanier. Namun, di tengah perbincangan, Tanier tiba-tiba teringat sesuatu.

“Lieka, aku tidak ingin kita terjebak dalam masalah ini. Mungkin kita perlu memikirkan untuk melibatkan tim keamanan atau pengacara untuk melindungi diri kita,” saran Tanier, dengan serius.

Lieka mengangguk, merasakan rasa ketidakpastian dalam hatinya. “Kau benar. Kita harus bersiap. Aku tidak ingin mengabaikan ancaman ini.”

Namun, saat mereka mulai berbicara tentang rencana tersebut, ponsel Lieka bergetar lagi. Tanpa pikir panjang, dia melihat siapa yang menelepon. Itu adalah Sugi lagi.

Lieka menatap Tanier, dan rasa cemas muncul di wajahnya. “Ini dia lagi,” bisiknya.

“Apa kau akan mengangkatnya?” tanya Tanier, tidak ingin melihat Lieka terjebak dalam permainan emosional.

“Ya, aku harus melakukannya. Ini mungkin penting,” jawab Lieka, berusaha tetap tenang.

Ketika Lieka menjawab telepon, nada suaranya tegas. “Sugi, aku tidak ingin berdebat lagi. Aku sudah bilang aku tidak ingin berhubungan denganmu.”

“Lieka, dengarkan aku. Aku hanya ingin membicarakan anak-anak. Aku baru saja mendapat informasi bahwa ada orang yang mencarimu. Aku khawatir akan keselamatanmu,” suara Sugi terdengar mendesak.

Lieka merasakan jantungnya berdebar. “Apa maksudmu?”

“Dia... Dia adalah seseorang yang sudah lama mengenal kita. Seseorang yang tidak senang melihatmu bahagia. Dia mungkin mencoba menyakitimu atau membuatmu kembali ke kehidupanku,” jawab Sugi.

Lieka menatap Tanier, yang juga mendengar percakapan tersebut. Mereka berdua saling menatap dengan perasaan cemas. “Sugi, aku tidak butuh perlindunganmu. Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lieka dengan nada tegas, meskipun di dalam hatinya, ketakutan mulai merayap.

“Berhati-hatilah, Lieka. Aku akan tetap mengawasi, meskipun kita sudah berpisah,” ucap Sugi sebelum menutup teleponnya.

Lieka menatap Tanier dengan mata yang penuh kekhawatiran. “Apa yang akan kita lakukan sekarang?”

Tanier meraih tangan Lieka, menggenggamnya erat. “Kita akan mencari tahu siapa yang ada di balik semua ini. Kita tidak bisa membiarkan ketakutan menguasai kita.”

Ketika malam semakin larut, Tanier dan Lieka bersiap untuk menghadapi ancaman yang akan datang. Mereka tahu bahwa mereka harus tetap bersatu, menjaga cinta dan kepercayaan satu sama lain. Setiap tantangan yang mereka hadapi akan menjadi bagian dari perjalanan mereka.

Dan saat mereka berdiri berdampingan, memandang ke luar jendela, harapan baru mulai tumbuh di dalam hati mereka. Mereka bersumpah untuk berjuang bersama, menghadapi masa lalu yang mengancam dengan keberanian dan cinta.

1
Leviathan
4 like mendarat, semangat, jgn lupa mampir juga saling bantu di chatt story ane
Tanier Alfaruq: ok siap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!