Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.
Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KARENA AKU MENCINTAINYA
Marissa sudah dipindahkan ke kamar VVIP dan Dimi masih setia menemani wanita cantik itu.
"Pulanglah, ini sudah tengah malam. Bukankah besok kita ada meeting? Kau harus fit agar kita bisa memenangkan tender itu," tukas Marissa menatap pria di depannya.
Bukannya beranjak, pria itu justru menatap dengan tatapan yang entah, hingga membuat Marissa tidak nyaman.
"Jangan menatapku seperti itu, Dimi.. please!" pinta Marissa sesaat setelah menceritakan tentang kisah cintanya bersama Giorgio.
"Tatapanmu membuatku tidak nyaman, aku tidak butuh rasa kasihan. Cukup dengan menjadi sahabatku itu sudah lebih dari kau membantuku," timpal wanita itu lagi.
"Aku hanya tidak mengerti satu hal dari ceritamu tadi. Mengapa kau begitu selalu mengalah padanya, bukankah alasanmu itu tidak masuk akal?! Oke jika kau mengatakan itu karena cinta. Tapi apa kau tidak berpikir jika keputusanmu itu sangat naif? Kau tidak memikirkan dirimu dan anakmu, kau hanya memikirkan perasaan bajingan itu." Kesal Dimi saat mengingat perangai pria arogan itu.
Ia masih mengingat dengan jelas saat pria arogan itu begitu mendominasi Marissa kala itu. Hingga membuat Marissa memohon padanya untuk tidak memperpanjang perdebatan mereka kala itu.
"Karena aku mencintainya. Dan aku yakin apa yang dia katakan waktu itu karena hubungan kami belum terlalu dalam. Dan sekarang aku sudah yakin jika dia pasti bahagia setelah mengetahui kehamilanku ini," jawab Marissa tersenyum dengan lebar. Walau dalam hati, ada sedikit keraguan tentang hal itu.
"Aku harap demikian, tapi entah kenapa aku jadi sangsi dengan reaksi bajingan itu, wajahnya sangat tidak meyakinkan," cicit pria itu.
"Berhentilah mengatakan, Gio seorang bajingan. Dia pria yang baik sebenarnya, hanya sedikit pemaksa saja," kekeh wanita itu mengingat kebiasaan buruk prianya.
"WHAT?? Pria arogan seperti itu kau bilang baik?! Pria itu benar-benar pemaksa asal kau tahu!" decak Dimi kesal.
Marissa tergelak melihat kekesalan pria itu. Walau ia tak memungkiri terkadang sifat Giorgio yang arogan dan dominan membuatnya kewalahan.
"Apakah kamu senang sekarang?? Jika iya, aku akan ikhlas melepasmu bersama pria itu, walau sebenarnya aku tak rela," sambung pria itu tersenyum walau didalam hati ia menertawakan dirinya sendiri saat mengatakan kata ikhlas.
"Ya, tentu saja aku senang. Terlebih ada dia yang tumbuh di sini," Marissa mengelus perutnya yang semakin membesar.
"Jadi kapan kau akan memberitahukan tentang kehamilanmu itu?" tanya Dimi pada Clara.
"Secepatnya, setelah Gio pulang dari Denmark," jawab wanita itu.
"Baiklah, aku harap apa yang terjadi seperti apa yang kau harapkan. Tidurlah, aku akan pulang sebentar lagi setelah kau tertidur," sambung pria itu dan Marissa mengangguk.
Setelah beberapa menit, Marissa akhirnya tertidur. Dimi masih setia duduk di samping wanita itu dan sesekali membelai anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. Entah kenapa kakinya begitu berat melangkah pergi meninggalkan wanita itu.
"Andai kita bertemu lebih dulu dari pria arogan itu ... mungkin kita sudah menjadi keluarga yang sangat amat bahagia dengan menanti kelahiran anak kita," gumam Dimi seraya menatap wajah cantik Marissa.
"LEPASKAN TANGAN KOTOR MU DARI WANITAKU, BASTARD!!"
Giorgio menyentak tangan Dimi saat tangan pria itu akan menyentuh wajah Marissa yang tengah tertidur.
Marissa yang terusik dengan suara keras Giorgio membuat wanita itu terbangun. Dan begitu membuka mata, betapa kagetnya ia saat melihat pria yang dia rindukan berada di hadapannya.
"Gio …." panggil Marissa.
Orang yang dipanggil pun mengalihkan pandangannya dan beralih menatap wajah kekasih hatinya.
"Hei, kamu baik-baik saja?!" tanya Gio dengan raut wajah cemasnya.
"Hem, aku baik-baik saja. Kapan kau pulang? Kenapa tidak memberi kabar padaku?" tanya wanita itu.
"Baru saja, dan aku langsung kemari setelah mengetahui alamat rumah sakit kau dirawat."
Giorgio mendekat ke arah Marissa dan dengan sengaja menyenggol lengan Dimi dengan keras hingga membuat pria itu akhirnya menggeser tubuhnya dan membiarkan pria arogan itu berdiri di samping Marissa.
"Bagaimana bisa kau sampai keracunan makanan begitu, huh? Sudah aku ingatkan berulang kali untuk tidak makan di luar kecuali jika bersamaku, jika seperti ini kau juga yang kesakitan bukan!" omel pria itu.
Marissa yang mendengar omelan Giorgio merasa hidupnya kembali berwarna. Sedang Dimi dan Roby terlihat membeku di tempatnya saat melihat sikap pria yang terkenal dingin dan datar itu tiba-tiba berubah drastis.
Robi mungkin sudah sedikit tahu tentang kebucinan sahabatnya itu, tapi dia tidak tahu jika kebucinan pria itu sudah sampai taraf yang memprihatinkan seperti ini.
Giorgio tipe pria yang tidak banyak bicara bahkan pada orang terdekatnya. Roby tidak menyangka jika kehadiran Marissa begitu mengubah karakter sahabatnya itu.
Sedang Dimi yang memang tidak terlalu mengenal pribadi Giorgio cukup tercengang melihat perubahan sikap pria itu. Dia hanya mengetahui sosok Giorgio Adam sebagai pengusaha sukses yang arogan dan bertangan dingin namun ia tidak menyangka jika apa yang dikatakan wanita itu adalah benar adanya.
Pria itu benar-benar bersikap baik dan hangat pada pada wanita itu, padahal baru saja pria itu berteriak keras padanya.
*
*
"Ehem!"
Terdengar deheman seseorang dari belakang. Giorgio yang mendengarnya pun akhirnya menoleh ke arah sumber suara.
"Hei, kalian masih di sini? Sana pulang pulang, mengganggu saja, ck,"
Pria itu mendecak kesal karena gagal saat akan mencium bibir wanitanya.
"Tentu saja kami masih di sini. Kau saja yang lupa! dasar BUCIN!" dengus Robi menatap sang sahabat.
"Isa, kalau begitu aku pulang dulu. Besok kau tidak usah masuk, istirahat saja sampai kan—" omongan pria itu seketika terhenti saat melihat Marissa menggelengkan kepalanya.
"Maksudku sampai perutmu baikan," lanjut pria itu tersenyum kecil. Hampir saja ia keceplosan.
Marissa menghembuskan napas leganya. Ia belum siap menceritakan semuanya pada Giorgio sekarang. Ia akan mencari waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya.
Dimi akhirnya keluar dari kamar perawatan Marissa setelah sebelumnya mereka kembali bersitegang saat ia kedapatan memeluk Marissa.
"SHITT! APA YANG KALIAN LAKUKAN, HUH??" pekik Giorgio marah dan langsung menarik kerah kemeja Dimi ke atas dengan kasar.
"Honey, ini tidak seperti apa yang kau lihat," ujar Marissa yang ingin melerai perkelahian dua pria itu namun entah kenapa Giorgio menganggap ia justru membela pria itu.
"Apa? Ini tidak seperti apa yang kulihat katamu? Oh ... jadi sebenarnya apa yang tidak aku lihat, huh? Apa! Apa.. jangan-jangan selama aku pergi kelakuan kalian seperti ini dibelakang ku ... iya!!" berang Giorgio.
"Hei, kau jangan asal tuduh! Aku hanya memeluknya karena … karena hanya ingin berpamitan saja," jawab pria itu pada akhirnya setelah ia sedikit terbata karena tidak mungkin jujur ia pada pria itu jika saat ini hatinya sedang patah setelah mengetahui hubungan pria itu dengan wanita pujaan hatinya, terlebih setelah mengetahui kabar kehamilan Marissa.
"Lebih baik kau pulang sekarang juga dan mulai detik ini dia tidak lagi menjadi sekretaris mu," usir Giorgio dengan kasar.
Marissa yang ingin menenangkan pria itu justru ikut serta mendapat luapan kemarahan pria itu, bahkan Giorgio tidak segan-segan menyentak tangan wanita itu dengan keras. Hingga membuat Dimi berang dan ingin menghajar pria itu jika saja Marissa tidak melarangnya.
"Dimi, Please! Pulanglah. Aku akan baik-baik saja di sini," bujuk Marissa dengan wajah memelas.
"Oke fine! Aku pulang. Tapi ingat! Sampai aku tahu kau menyakiti Isa, aku jamin kau akan menyesal!" ancam Dimi seraya menatap Giorgio dengan tatapan membunuh. Sedang Giorgio mendecak seraya tersenyum miring mendengar ancaman Dimi padanya.
TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼