Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Hana Berulah
Menjelang hari pernikahannya dengan Bagas, Alea mulai di sibuk kan untuk mempersiapkan diri, salah satunya melakukan perawatan di salon kecantikan. Siapa lagi yang mengatur semua ini jika bukan oma Sundari. Orang yang paling bersemangat dalam pernikahan Alea dan Bagas. Oma Sundari juga yang mengatur semua persiapan pesta, Alea dan Bagas hanya bisa menuruti keinginan sang Oma tanpa bisa membantah.
Di temani Reina, Alea tiba di salon kecantikan milik kerabat oma Sundari. Ada perasaan tidak nyaman saat salah satu pengunjung melihatnya dengan tatapan tidak suka.
"Hei... coba kalian lihat. Ada orang miskin yang datang ke salon ini" ucap pengunjung itu.
"Siapa yang miskin?" tantang Reina yang tersinggung dengan hinaan yang di lontarkan orang yang tidak dikebal itu pada Alea.
"Siapa lagi." tunjuk Hana pada Alea yang tiba-tiba saja ada disana.
"Sudah Mbak, nggak usah di tanggapi omongan orang yang kaya karena suka mengambil hak orang lain." ucap Alea menyinggung Hana. Wanita yang menurut Alea tidak memiliki rasa malu ini pasti sudah mempengaruhi orang-orang yang ada disini.
"Tidak bisa di biarkan Alea." protes Reina. Pelakor di hadapannya ini sudah sangat keterlaluan menghina Alea, tapi orang-orang yang ada disini tampak biasa saja melihatnya. Apakah begini cara orang kaya berteman? Membiarkan orang lain menghina yang belum tentu kebenarannya.
"Ada yang bisa kami bantu, Mbak?" tanya pegawai yang menjaga meja resepsionis di salon itu.
"Kami di minta ibu Sundari untuk datang dan melakukan perawatan."
"Ibu Sundari dari Buana group?" tanya karyawan salon itu.
"Iya Mbak." Reina yang menjawab. Dia sudah panas dengan suara-suara miring tentang Alea yang terdengar diruangan itu.
"Untuk perawatan apa Mbak?"
"Untuk perawatan calon pengantin." jawab Alea.
"Maaf Mbak, mbak yang disana juga melakukan perawatan yang sama atas nama ibu Sundari dari Buana Group." jawab karyawan tersebut.
Alea dan Reina saling berpandangan. "Yang tadi menghina saudara saya?" tanya Reina untuk meyakinkan jika yang dimaksud pegawai salon itu adalah Hana.
"Iya Mbak. Saya jadi bingung, apa ada dua calon pengantin?" tanya pegawai itu.
"Hanya satu Mbak, dan itu saudara saya ini." jelas Reina.
"Bagaimana saya mempercayainya?" tanya karyawan itu lagi.
"Mbak bisa hubungi ibu Sundari? Tanyakan padanya siapa nama yang akan melakukan perwatan di sini." tanya dan jelas Alea.
"Saya tanyakan dulu pada atasan saya." jawab pegawai salon itu.
Alea dan Reina menunggu di kursi tamu yang berada tidak jauh dari meja resepsionis. Hana terus berkicau tentang Alea tentu saja hal-hal buruk yang dia bicarakan.
"Lihatlah, dia harus menunggu disana karena tidak bisa melakukan perawatan disini." ucap Hana dengan suara yang dibesarkan agar Alea dan Reina bisa mendengar apa yang dia ucapkan.
"Tenang Mbak Rei." tahan Alea saat Reina akan berdiri untuk menghampiri Hana.
"Diam bukan berati kita membenarkan apa yang dia katakan. Tidak perlu melawanya, karena itu yang dia inginkan." jelas Alea.
Sering bersiteru dengan Hana membuat Alea memahami karakter selingkuhan Radit itu, Hana wanita licik dan penuh tipu daya. Apapun yang dia lakukan selalu mengarah untuk membuat orang lain terlihat lemah tidak berdaya. Orang seperti itu tidak perlu dilawan dengan otot, tapi dengan otak.
"Mbak Lea." panggil Lisa begitu melihat Alea.
"Mama Helen." panggil Hana mengalihkan perhatian yang lain agar tidak mendengar panggilan Lisa.
"Sista, perkenalkan ini mama Helen calon mama mertua aku." ucap Hana menjelaskan pada orang-orang yang ada disana.
"Apa kabar sayang." sapa Helen menghampiri Hana.
Lisa ikut memalingkan wajahya saat mendengar Hana memanggil mamanya. Hanya menatap heran pada mamanya yang masih saja menerima Hana untuk jadi istri kakaknya. Tidak ingin berlama-lama memperhatikan Helen yang menyapa Hana, Lisa kembali melihat pada Alea.
"Kenapa Mbak Lea masih disini?" tanya Lisa heran.
Harusnya Alea tidak perlu menunggu seperti pelanggan salon yang lain. Mereka Bukan hanya customer VIP, tapi Gold VIP yang harusnya segera mendapatkan pelayanan. Apa lagi pemilik salon ini masih kerabat oma Sundari.
"Maaf Mbak, kami tidak bisa menghubungi ibu Sundari." ucap karyawan salon tersebut menghampiri Alea.
"Kenapa harus menghubungi oma saya?" tanya Lisa.
"Maaf Mbak Lisa, saya tidak melihat anda datang."
"Silakan masuk kalau ingin melakukan perawatan." ucap karyawan tersebut.
"Saya datang tidak untuk melakukan perawatan, tapi untuk memastikan calon kakak ipar saya mendapatkan pelayanan yang baik." jawab Lisa merangkul Alea.
"Jadi Mbak ini yang akan melakukan perawatan calon pengantin. Bagaimana dengan mbak yang disana?" tanya pegawai salon itu sambil menunjuk Hana yang sedang berbincang bersama Helen.
"Dia? Apa yang dia katakan?"
"Dia katakan akan melakukan perawatan atas nama ibu Sundari."
"Dan anda percaya begitu saja?"
"Bukan begitu, karena dia yang datang lebih awal." jelas pegawai tersebut.
"Kenapa tidak langsung mendapat pelayanan?" tanya Lisa curiga.
"Katanya ingin menunggu seseorang." jawab pegawai tersebut.
"Mbak Lea masuk saja, biar Lisa yang hadapi dia." ucap Lisa meminta Alea segera masuk untuk melakukan perawatan.
"Tunggu." tahan Helen langkah Alea dan Reina.
"Mau apa kamu datang kesini? Ini bukan tempat orang seperti kamu, yang mengejar anak saya agar bisa kaya."
"MAMA!" bentak Lisa.
"Lisa kamu..."
"Mama yang keterlaluan. buka mata Mama lebar-lebar, wanita seperti apa Hana itu." kesal Lisa, karena mamanya belum juga bisa menerima Alea.
Pantas saja mamanya memaksa ikut bersamanya ke salon, pikir Lisa. Pasti mamanya juga yang telah membocorkan jadwal Alea hari ini pada Hana, sehingga wanita itu bisa ada disini membuat ulah dan mengganggu calon kakak ipar nya.
"Ada apa ini?"
"Kakak." panggil Lisa begitu melihat Bagas.
"Kenapa belum melakukan perawatan sayang." tanya Bagas begitu sudah berdiri di dekat Alea.
"Ini Alea sudah mau masuk." Helen yang menjawab.
"Mama mau melakukan perawatan juga?" tanya Bagas pada Helen.
"Tidak, Mama hanya menemani Lisa untuk mengecek apa Alea sudah mendapatkan pelayanan yang baik." jawab Helen.
"Kenapa terdengar seperti ada keributan?" tanya Bagas menatap Helen dan Hana bergantian. Sudah dapat ditebak, mereka pasti menghambat Alea melakukan perawatan disini.
"Begini sayang, kami sedang menentukan siapa yang akan melakukan perawatan terlebih dahulu." jawab Helen.
"Mbak, berikan saja perawatan untuk mama saya dan wanita itu." ucap Bagas menunjuk Helen dan Hana.
"Calon istri saya tidak perlu perawatan, karena dia sudah cantik." tatap Bagas wajah Alea dengan tatapan penuh cinta.
"Ayo sayang." ajak Bagas sambil mengulurkan tangannya untuk disambut Alea.
Alea menyambut baik uluran tangan Bagas, dia akan menunjukkan pada orang-orang yang tadi berbicara miring tentang dirinya. Dialah calon istri pilihan Bagas, yang kini tangannya digenggam oleh laki-laki yang bagi Alea sangat sempurna.
Bagas tersenyum begitu Alea menerima uluran tangannya, mengeratkan genggamannya Bagas membawa Alea keluar dari salon tersebut diikuti Lisa dan Reina. Meninggalkan Hana yang kembali harus dipermalukan oleh Alea. Tidak ingin mendengar cemooh dari orang yang tadi dia pengaruhi untuk menghina Alea, Hana segera masuk kedalam ruang perawatan.
Semakin dekat dengan hari pernikahan mereka, semakin ketat Bagas menjaga Alea. Tanpa calon istrinya itu tahu, Bagas sudah menempatkan beberpa orang untuk menjaga Alea dan juga mengawasi Hana yang menjadi musuh Alea.
Bukan tanpa sebab Bagas menempatkan orang untuk memata-matai Hana. Wanita penganggu itu pernah mendatanginya di kantor, mengaku sebagai calon istrinya dan memaksa sekretarisnya untuk mengizinkannya masuk ke dalam ruangan Bagas.
Semenjak itu Bagas menempatkan satu orang untuk mengawasi Hana. Untuk mencari tahu apa saja yang dilakukan wanita itu terkait rencana jahatnya untuk merebut Bagas dari Alea, atau rencana jahat lainnya. Bagas tidak ingin, dirinya dan Alea terganggu oleh ulah wanita seperti Hana.
Orang yang Bagas perintahkan untuk mengawasi Hana memberikan laporan, jika wanita itu berada di salon yang sama yang akan di kunjungi Alea. Tidak perlu banyak pertimbangan, Bagas segera menuju salon dimana Alea berada. Bagas yakin Hana akan melakukan sesuatu yang tidak baik pada calon istrinya. Apa yang Bagas yakini terbukti, wanita itu kembali mengusik calon istrinya.
"Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya Bagas tanpa melepaskan genggaman tangannya.
"Hemm. Lea baik-baik saja. Terima kasih sudah datang untuk Lea." jawab Alea memandang wajah calon suaminya yang juga melihat ke arahnya. Mata mereka bertemu dan sama-sama memancarkan cinta.
Alea jatuh cinta pada Bagas, dia tidak bisa membohongi hati kecilnya. Rasa yang berbeda telah tumbuh dan bersemi di hati Alea.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...