Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Kamu ikut saya
"No...no..no.., aku yang mengajakmu kesini, itu artinya aku yang harus mengantarmu kembali," ucap Carlos. Akhirnya Emma pasrah saja.
Setibanya di kantor, Emma langsung menuju kantin perusahaan membeli makanan untuk Javier.
Tak lama kemudian Emma masuk ke dalam ruangan Javier, "Pak.., saya sudah membawa makan siang Bapak," ujar Emma menenteng makanan. Javier yang sedang berbicara dengan seseorang dari ponselnya hanya mengangguk.
Javier tampak mengenakan kembali jasnya dan mengambil kunci mobilnya.
"Kamu ikut saya..." ucap Javier berjalan melewati Emma.
"Kita kemana Pak? makanannya gimana Pak?" tanya Emma memutar tubuhnya.
"Emma...cepatlah, jangan banyak tanya," tukas Javier. Emma kemudian meninggalkan makanan yang dibelinya di atas meja Javier dan mengikuti Javier dari belakang.
"Kamu tunggu disini, saya ambil mobil dulu," tukas Javier.
Sebuah mobil berhenti di depan Emma dan menatap takjub mobil mewah di depannya.
"Ayo naik..." ucap Javier lalu membuka kaca mobilnya.
Emma membuka pintu mobil dan duduk di kursi belakang.
"Saya bukan supir kamu, pindah ke depan sekarang juga," ucap Javier datar menatap Emma dari kaca spion tengah.
Sepanjang jalan, Emma hanya menatap keluar, tidak ada yang memulai pembicaraan sejak tadi. Ia tidak tahu kemana Javier akan membawanya.
Setibanya ditempat yang dituju, Javier memarkirkan mobilnya lalu mengajak Emma untuk turun dan mengikutinya.
"Ada urusan apa Pak Javier datang ke sekolah?" batin Emma.
Mereka tiba di kantor kepala sekolah kemudian masuk ke dalam. Di dalam ruangan kepala sekolah tampak 1 orang siswa dengan kepala yang diperban duduk bersama orang tuanya, sementara 2 orang lagi berdiri di samping wali kelas mereka. Siapa lagi jika bukan Leon dan Lucio. Sepertinya mereka membuat masalah lagi.
"Selamat siang Pak Javier, silahkan duduk," ucap kepala sekolah. Javier menatap tajam kedua anaknya sebelum duduk di sofa. Javier tak habis pikir dengan kedua putranya yang selalu membuat ulah. Ia sudah beberapa kali memindahkan kedua putranya karena dikeluarkan dari sekolah.
Leoncio dan Lucio yang menyadari kehadiran Emma disana, mereka langsung berjalan mendekati Emma meskipun Javier ada disana. Sepertinya mereka lebih suka di dekat Emma.
"Apa yang terjadi, kenapa kalian terlihat berantakan?" tanya Emma pelan merapikan pakaian si kembar. Leon hanya menggeleng. Lucio dan Leon duduk disamping Emma.
"Begini Pak Javier, kami sudah menyerah untuk mendidik anak Bapak di sekolah ini. Anak Bapak sudah beberapa kali membuat ulah dengan berkelahi di dalam kelas. Dan kali ini, mereka membuat Andrew temannya jatuh dari tangga, kami tidak bisa menoleransi perbuatan mereka. Jadi kami memutuskan untuk mengeluarkannya dari sekolah ini" ucap Kepala Sekolah. Emma yang mendengar hal itu terkejut lalu menatap Leon dan Lucio bergantian. Kedua anak itu menggeleng.
"Untuk biaya pengobatan anak itu, saya akan membayarnya. Terima kasih" ucap Javier bangkit dari sofa lalu memberi isyarat pada Emma untuk membawa kedua putranya keluar dari sana.
"Kak, kami tidak mendorongnya. Andrew jatuh sendiri karena tidak melihat tangga dibelakangnya" ucap Leon pada Emma.
"Lalu bagaimana bisa kalian berkelahi?" tanya Emma.
"Andrew merusak buku tugasku, dia tidak suka kami menyainginya di kelas" jawab Lucio.
"Aku marah dan langsung memukulnya," timpal Leon.
"Ya ampun.., harusnya kamu jangan langsung emosi Leon. Ada baiknya kamu lapor ke wali kelas terlebih dahulu. Lain kali jangan begitu ya," ucap Emma.
"Kak, bilang sama daddy supaya tidak menghukum kami ya...ya.., kami tidak mau dikurung di kamar. Kami menceritakan yang sebenarnya pun daddy tak akan percaya," pungkas Lucio.
"Kakak usahakan..." kata Emma.
#jangan lupa like, vote, rate dan hadiahnya ya. thanks