NovelToon NovelToon
Maple Blue

Maple Blue

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: atps0426

Ini adalah kisah lanjutan dari Radio Maple. Pertemuan kembali antara Biru dan Langit setelah sepuluh tahun lamanya. Jadi kalau kalian belum baca Radio Maple, baca dulu ya.

(Bukan untuk anak dibawah Umur, mohon minggir cari yang lain saja ya)

"Aku ingin menunjukkan padamu, jika tidak semua pernikahan berakhir dengan perceraian" ~ Langit.

"Aku ingin dunia tau, kamu adalah laki-laki terbaik diantara yang terbaik. Aku ingin semua wanita cemburu karena perlakuan mu padaku" ~ Biru

"Cinta sejati itu benar-benar ada. Menghabiskan waktu hanya untuk menunggu satu wanita" ~ Dewa

"Mendapatkanmu adalah obsesi terbesar dalam hidupku" ~ Nando

"Jika kau percaya padaku, kau akan menceritakan suka duka mu. Berbagi segala perasaanmu padaku dengan nyaman" ~ Jingga

"Aku tepati janjiku untuk selalu bersamamu hingga tua nanti" ~ Kenzo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MB - Kisah Kita

Selepas makan malam, Biru dan Langit pergi menuju minimarket untuk membeli stok makanan yang sudah habis. Langit mengikuti istrinya yang memilih banyak sekali makanan.

"Lihatlah siapa yang menghabiskan persediaan camilan dua Minggu hanya dalam waktu lima hari" goda Langit.

"Ihh nyebelin ya, itu kan karena aku menghabiskan waktu di rumah untuk menonton film. Bosan tau"

"Mau bekerja di radio lagi? Penggemar kamu menggila tuh nyalahin aku, katanya aku jahat gak bolehin kamu jadi pembawa radio segmen Malam Berkisah lagi"

"Kalau kamu ngebolehin sih aku gak apa-apa ya, kan emang aku nurut aja apa mau kamu"

Langit mencubit pelan lengan istrinya karena mendukung para penggemarnya. Biru sudah selesai berkeliling dan membeli banyak barang. Sambil menunggu giliran, gadis itu memperhatikan area luar minimarket. Langit menyentuh pan tat Biru dengan jari telunjuk nya ketika giliran mereka membayar. Biru bersandar pada dada Langit seraya menunggu kasir menghitung belanjaan mereka.

"Kak Biru, tadi ada yang nyariin, katanya dari media mana gitu, wartawan sepertinya. Dia menanyakan mengenai Kak Biru pada pegawai sebelumnya" ucap salah seorang kasir yang sedang menata barang-barang di rak.

"Benarkah? Kenapa nyariin gue?"

"Gak tau Kak, ini foto Kak Biru kan?" Tanya kasir tersebut seraya menunjukkan foto Biru yang sedikit buram.

"Ah, kok gendutan??? Sayang lihat baik-baik, berat badan aku naik ya?" Pungkas Biru seraya berbalik ke arah Langit.

Pemuda itu menelan ludah karena pertanyaan dadakan ini. Ia menatap istrinya dengan seksama sambil melirik belanjaan yang masih dihitung.

"Gak kok sayang, kamu masih sama" jawab Langit.

"Gak mungkin, aku gendutan kan? Iya kan? Jujur!!"

Langit kembali melirik barang belanjaan mereka yang tak kunjung selesai dihitung. Ia menatap kasir dan memberikannya kode agar segera selesai, namun sang kasir malah diam ingin mendengar jawaban Langit. Pemuda itu tertawa kikuk, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal dan kembali memandangi istrinya.

"Hm... Gimana ya, kamu emang sedikit berat, tapi sedikit aja"

"Tuh kaannn bener, terus tadi kenapa bohong? Tau ah, aku mau pulang, urus belanjaannya sendiri" gerutu Biru kesal lalu pergi keluar minimarket.

"Sayanggg!!" Panggil Langit. Ia menghela napasnya dan benar-benar heran dengan yang terjadi.

Para pemuda yang melihat hanya bisa meminta Langit untuk sabar, pria selalu salah dan wanita selalu benar. Langit membawa banyak belanjaan sendirian dan berjalan pulang. Ia menaruh semua belanjaan di meja kemudian menghampiri istrinya yang berbaring di kamar.

"Sayang, gak naik kok, tadi cuma becanda"

"Bohong bohong bohong, aku gak mau ngomong sama kamu sampai berat badanku turun. Timbangan berat badan di rumah kita kemana? Kemanaaaaa????"

Langit menyibak selimut istrinya, ia menarik kaki Biru dan menahan kedua tangannya.

"Apaaaa?"

"Kamu tau tidak, berhubungan seks itu juga bisa menurunkan berat badan. Kita kan tidak punya timbangan berat badan, besok aku belikan, udah jangan marah lagi"

Biru tersenyum malu kemudian bangun dari tidurnya. Ia memeluk Langit hingga pemuda itu terbaring diatas tempat tidur. Biru mencium pipi Langit lalu memejamkan matanya.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Hari berganti.....

Biru terbangun dari tidurnya, ia menatap Langit yang masih terlelap seperti biasanya. Ia keluar kamar dan melihat barang belanjaan mereka yang masih berada diatas meja. Biru segera menata belanjaannya kemudian mulai menyapu rumah. Setelah memasak kemudian mandi barulah Biru membangunkan suaminya.

"Sayang banguuunn" bisik Biru tepat ditelinga Langit.

"Ngghh... cium dulu"

Mendengar permintaan sang suami, Biru langsung menghujaninya dengan kecupan. Langit memeluk Biru dan membuatnya berbaring disampingnya.

"Jadi Nona Biru akan bekerja mulai hari ini?"

"Hm... Gak usah deh sayang, aku fokus di rumah aja, rawat kamu, manjain kamu dan mengurus rumah. Aku bisa mendengar radio setiap malamnya bukan? Aku akan menjadi pendengar setia sampai anak cucu kita besar nanti. Kata Bunda, kalau terlalu capek nanti lama hamilnya. Kan mau dedek bayi"

"Baiklah jika itu mau mu, tapi punya anaknya ditunda dulu hehehe. Aku mau mandi sayang, kenapa jadi manja pagi-pagi gini?"

Biru tertawa lalu meninju pelan perut Langit, ia beranjak dari posisinya kemudian pergi menyiapkan pakaian sang suami. Langit kembali memeluk Biru saat hendak pergi ke kamar mandi, ia sangat menyayangi istrinya. Setelah mandi dan bersiap, pemuda itu kembali menghampiri Biru yang sedang membuatkan kopi untuknya.

"Kamu tuh ya, semenjak menikah maunya nempel terus ke aku, manja banget" tutur Biru.

"Aku tidak mau menyesal untuk keduakalinya, kita tak pernah tau sampai kapan kita bersama. Aku harap aku yang lebih dulu tiada dibandingkan kamu. Aku benar-benar akan hancur jika kehilangan kamu lagi, karena itulah aku mau menghabiskan waktuku bersamamu sebanyak mungkin. Aku ingin menunjukkan kasih sayangku dan mengatakan padamu jika aku mencintaimu setiap hari. Aku tidak bohong sayangku cintaku istriku yang maniss" bisik Langit kembali menghujani Biru dengan ciuman.

"Langiittt hahaha, geli tau. I love you too suamiku yang tampan"

Pengantin baru itu pergi menuju meja makan untuk sarapan. Selepas sarapan, Biru keluar rumah untuk mengantarkan suaminya sampai masuk kedalam mobil.

"Selamat pagi" ucap seseorang menghampiri Biru.

"Oh, Kakek dan Nenek ada disini? Ada apa ya?" Tanya Biru.

"Begini nak Biru, tentang pekerjaan yang nak Biru tawarkan. Kami apa masih bisa bekerja sekarang?"

"Tentu saja, ini suami saya Langit. Kakek dan nenek masuk terus sarapan dulu ya. Setelah itu baru mulai bekerja" jelas Biru.

Kakek dan Nenek tampak sangat senang, Biru mengantarkan mereka berdua masuk kedalam lalu mengambilkan makanannya. Langit kembali masuk kedalam rumah dan duduk di sofa. Ia terlihat serius berbincang dengan seseorang di telepon.

"Sayang, gak jadi berangkat?" Tanya Biru.

"Aku kerja dari rumah aja, kamu tidak ada kelas memasak kan hari ini? Hp kamu mana?"

Biru memberikan ponselnya pada Langit, ia kembali duduk di meja makan sambil berbincang singkat dengan Kakek dan Nenek. Setelah makan, gadis itu menunjukkan apa saja yang harus di kerjakan. Sedangkan Langit masuk kedalam kamar dan duduk di meja kerjanya.

"Sayang, mau aku potongkan buah? Mau minum jus?" Tawar Biru.

"Enaknya kerja di rumah, dimanjakan mulu sama istri tercinta"

"Gombal, kalau butuh apapun panggil aku ya. Hm.. Hp aku mana?"

"Gak usah main hp hari ini, main sama Felix atau Agil aja"

Mendengar perkataan Langit, Biru terdiam memandangi suaminya. Ia berjalan menghampiri Langit dan memeluknya dari belakang. Biru tau alasan Langit menahan ponselnya, pasti ada sesuatu yang tak boleh Biru lihat. Sejak dulu hingga sekarang, Langit selalu melindungi Biru dengan caranya. Entah bagaimana Biru harus berkata, jika saja para wanita tau, mereka jelas akan cemburu pada Biru.

"Tau tidak kenapa aku tidak cemburu padahal banyak sekali wanita yang menatap suamiku dengan harap?" Bisik Biru.

"Karena kau tidak mencintaiku"

"Iihh sayang, bukan gitu. Itu karena bukan aku yang harusnya cemburu, tapi mereka. Jika saja seluruh dunia tau bagaimana Langit ku ini memperlakukan istrinya dengan penuh cinta. Seluruh wanita akan menatapku dengan iri dan benci, mereka akan berebut untuk mengambil mu dariku"

"Kau senang mereka cemburu padamu?"

"Tentu saja sayang, itu lebih baik daripada aku yang harus cemburu. Kau adalah laki-laki terbaik diantara yang terbaik sayang. Tidak ada laki-laki seperti di dunia ini, hanya Langit nya Biru"

Langit tertawa sambil mengelus tangan istrinya, ia juga tak mengerti mengapa Biru sangat mempesona baginya. Biru seolah menjadi separuh nyawa dari Langit saat ini.

1
Rinjani Putri
hallo KK author salm knl ijin titip bintang dikaryamu yuk saling follow dan mendukung ya
Efi Ana
wah sahabat yg patut di buang ke laut ini nadin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!