Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengenaskan
Satya masih berbaring diatas lantai yang dingin dan keras. Padahal sudah 30 menit berlalu sejak dia jatuh, tapi posisinya masih sama. Dalam keadaan tengkurap, tangan kanannya tertindis oleh tubuhnya sendiri.
Kepalanya yang terkulai ke kanan membuat pipi lelaki itu menempel ke atas lantai. Dalam keadaan bibir yang terbuka menyebabkan air liur Satya mengalir keluar dengan leluasa. Itu membasahi wajah Satya serta lantai yang ada disekelilingnya
Tidak perlu ditanya betapa mengenaskan Satya sekarang. Sekujur tubuhnya terasa sangat sakit, lemah dan tidak bisa digerakkan walau hanya sekedar hentakan kecil. Kepalanya terasa sangat sakit, dadanya juga sesak.
Dan dalam kondisi mengenaskan ini, Satya tidak bisa melakukan apapun. Selain hanya menangis dan meraung dengan erangan tidak jelas. Kantung mata kanannya bergelambir bahkan ruam dalam mata kanan nya yang sekarang ini sedikit buta pun terlihat sangat merah.
"Eeughh..." racau Satya
Sungguh dia berharap kalau siapapun itu akan datang dan menolongnya. Membantu atau setidaknya untuk membenarkan posisi tubuhnya sekarang. Tapi Satya juga malu jika ada orang lain yang harus melihatnya seperti ini.
Sekarang ini, meski masih sangat berat dan terasa tidak nyata untuk diterima. Tapi Satya mulai menyadari kalau kondisinya memang sudah berbeda. Tak lagi sama dengan dia yang dulu, hilang sudah kebanggaan dan kesempurnaan yang selama ini selalu Satya junjung tinggi. Terhempas begitu saja bersama dengan penyakit yang perlahan mulai mengambil alih kebebasan hidupnya.
Aku cacat! Benar apa yang dibilang Hanita, aku jadi orang cacat sekarang! Batin Satya frustasi
Rasanya sangat berat harus menerima kenyataan kalau sekarang ini dia hidup dengan menyandang label sebagai orang cacat. Penyandang disabilitas dan ini mungkin akan berlangsung untuk seumur hidupnya
Satya terus menangis, meratapi hidup sempurna miliknya yang hancur begitu saja hanya dalam hitungan jam. Kehidupan sempurna yang selama ini selalu dituntut oleh kedua orang tuanya, yang selalu mereka agungkan. Satya rasanya tidak sanggup jika harus menghadapi kedua orang tuanya dalam keadaan seperti ini
"Nngghh...ghh..." erangnya kesakitan
Seolah penderitaan ini belum cukup, Satya kembali harus terguncang mentalnya setelah ia menyadari kalau sesuatu baru saja keluar dari lubang pantatnya. Aroma menyengat dan tidak sedap yang berasal darisana, Satya hapal benar kalau itu adalah kotoran besarnya.
Lelaki itu tidak menggunakan diaper dibawah sana, jadi bisa dipastikan kalau kotoran besarnya bocor keluar dan mengotori lantai. Sekali lagi, Satya merasa sangat hancur dan berantakan.
Untuk seumur hidupnya, tidak pernah dia bayangkan akan hidup seperti ini. Buang air besar dalam keadaan tidak terduga dan menyedihkan.
"Hhhgghh..." teriaknya lirih
Tiba-tiba saja, Satya merasa lehernya tercekik. Mungkin karena dia yang sudah terlalu lama menangis, menyebabkan nafasnya mulai terganggu.
"Hh..annhiittah..." pekik Satya susah payah
Hanita? Wanita itu berdiri didepan ruang perawatan Satya, ketiga perawat tadi juga masih ada bersamanya.
Seperti biasa Hanita tidak menunjukkan ekspresi apapun. Selain wajahnya yang datar dan dingin. Hanita bukan tidak tahu apa yang terjadi pada sang suami di dalam sana
Karena suara erangan, tangisan dan teriakan Satya bisa dia dengar dari tempat dia berdiri sekarang. Suara yang lebih mirip seperti anak kucing itu sama sekali tidak menyentuh hati Hanita untuk masuk dan menolong sang suami. Menyelamatkan Satya dari ketidakberdayaannya.
Para perawat itu hanya bisa saling memandang, tidak berani menatap Hanita apalagi untuk menegurnya.
Hanita melirik jam di pergelangan tangannya, seutas senyum sinis terbit disudut bibir wanita itu.
"Baiklah, Hanita. Mari menolong suami cacatmu" gumam Hanita
Hanita menoleh ke arah para perawat disampingnya, "Kalian kembalilah, aku sendiri yang akan mengurus suamiku. Kembalilah saat aku panggil nanti."
"Baik, Nyonya" sahut ketiga perawat itu lalu segera membubarkan diri
Hanita pun bergegas masuk ke dalam ruang perawatan Satya. Begitu ia masuk ke dalam, Hanita bisa mengendus aroma tidak sedap yang sangat menusuk di hidung
"Ouh, aroma apa ini? Darimana asalnya?" Sindir Hanita sambil menutup hidung dan mulutnya
Sedang dibawah sana, Satya langsung berusaha menghentikan isakannya. Dia tidak mau terlihat mengenaskan di depan Hanita
"Aaarrghh..." teriak Satya coba mengusir Hanita
Hanita hanya menggeleng pelan, wanita itu meneruskan langkahnya mendekati Satya. Kini ia berdiri tepat disamping tubuh lemah Satya
"Kamu yakin mau mengusirku, Sat?" Tanya Hanita
Hanita berjalan mengitari tubuh Satya, hingga ia bisa melihat jelas wajah suaminya yang sangat mengenaskan itu. Tak urung mengundang gelak tawa dari bibir ranum Hanita lolos begitu saja
"Ckckck, kamu mengenaskan sekali" Hanita terkekeh
Kedua tangan Hanita dia lipat ke depan dada, "Lihatlah dirimu sekarang, Sat. Seperti inilah kamu, tidak berdaya dan nengenaskan"
"Aarghh..." geram Satya emosi
Ingin sekali dia mengangkat tangan dan menampar bibir ranum Hanita yang sudah berani menghinanya seperti ini.
Hanita menundukkan tubuh, tangannya terulur mencengkram dagu Satya, memaksa suaminya itu untuk menatapnya. "Silahkan marah atau apapun itu, semuanya tidak akan merubah keadaan apapun. Sekarang ini kamu hanyalah seonggok daging yang tidak berguna."
"Ini hanya permulaan saja, setelah ini kamu akan semakin mengenaskan. Tapi aku akan berbaik hati jika kamu menurut padaku, tidak membuatku kesal." Hanita melepaskan cengkramanya, mengibaskan tangan seolah ia baru saja menyentuh benda kotor
"Kamu menjijikkan, buang air sembarangan. Makanya jangan sombong , tahu dirilah kalau kamu ini cacat sekarang" tegas Hanita
Satya memalingkan pandangannya ke arah lain, sangat enggan menatap sang istri. Hanya membuatnya semakin sakit hati, meski begitu Satya sebenarnya merenungi perkataan Hanita barusan
"Ku tanya sekali lagi padamu. Kamu mau aku yang membersihkan tubuhmu, atau para perawat itu?" Tekan Hanita
Ini adalah pilihan yang sulit untuk Satya, dia benci jika orang lain melihat apalagi menyentuh tubuhnya. Tapi membiarkan Hanita menyentuhnya pun akan membuat harga dirinya semakin terkoyak
Hanita berdiri sudah sangat malas meladeni sikap arogan Satya yang tidak pernah hilang. "Kamu tidak mau kan? Aku keluar!''
Satya melotot, lelaki itu yakin kalau Hanita pasti tidak akan membiarkan para perawat masuk kesini. Itu artinya dia akan tetap seperti ini. Terbaring diatas lantai, mengenaskan dan dikelilingi kotoran
"Nngghh...hhaan...ithah..." Satya melirih
Lelaki itu coba menatap sang istri yang saat ini berdiri disebelahnya. Sakit sekali saat kepalanya dia paksa mengeadah ke atas
Hanita mengulum senyuman remehnya, "Sudah kuduga. Baiklah, aku akan membantumu." Tukas Hanita
dulu Satya meminta hanita berhenti kerja dan mementingkan keluarga tapi hanita nggak mau dan malah sering mengabaikan keluarga, hinggga si bang sat selingkuh. bahkan untuk kedua kali nya selingkuh karena hasutan orang tua. sekarang hanita berhenti bekerja disaat semua udah hancur .. yang ada hanya balas dendam...
dari awal ini mereka kayak nya kurang komunikasi deh.. nggak saling ngomong keinginan masing-masing...
ya udah lah, udah hancur juga . nggak bisa di pertahanan lagi. yang ada hanya saling menyakiti... perpisahan lah yang terbaik...
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅