My Beloved Baby Sitter

Hari berlalu terasa begitu cepat, pikiran Jason masih berkutat tentang perkataan Bianca tempo hari.

Seperti benang yang kusut, sulit sekali untuk mencari solusi terbaik untuk masalah ini.

Jangankan sebuah solusi, untuk mengatakan pada Wulan tentang hal ini saja Jason tidak memiliki kesempatan.

Gadis itu terang-terangan menghindarinya.

terlebih sepertinya Wulan justru semakin dekat dengan guru dari keponakannya itu.

Pekerjaan dan berkas-berkas penting yang menumpuk di mejanya bahkan belum sama sekali tersentuh.

Waktu dan pikirannya tersita untuk memikirkan hal lain.

"Sebenarnya kenapa lagi sih si boss" gumam indah memperhatikan bossnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Bapak ada masalah lagi?" Tanya indah mendekat ke arah meja bossnya itu.

"Iya" jawab Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit ruangan itu.

"Kenapa lagi pak? Mungkin saya bisa bantu" jawab indah.

Jason menceritakan apa yang mengganggu benaknya beberapa hari terakhir ini. Indah mendengarkan sambil beberapa kali terlihat mengangguk dan mengernyitkan dahinya.

"Sebentar pak, bapak bilang Wulan menghindari bapak??? Jangan-jangan gadis yang bapak ceritakan waktu itu...." Ucapan indah menggantung.

"Iya, Wulan" jawaban Jason sambil menghela nafas panjang.

Indah benar-benar tidak menyangka gadis yang disukai Jason adalah pengasuh keponakannya itu.

"Saya harus apa ndah? Satu masalah belum beres dan sekarang tambah masalah baru lagi.

Bianca terus meminta nomor handphone dan alamat Wulan. Kenapa jadi kacau begini sih" Jason benar-benar tampak gusar.

"Hal pertama yang harus bapak lakukan jelas memberitahu Wulan" ucap indah.

"Saya kan sudah bilang, dia menghindari saya ndah"

"dia tidak akan bisa terus menghindari bapak, bagaimanapun bapak tetap majikannya" ucap indah.

"Hmm, kamu benar juga ndah" kata Jason.

'bener kata orang, cinta emang bisa bikin orang pinter jadi **** seketika' batin indah.

"Setelah itu urusan Bianca bagaimana?"

Indah merenung beberapa saat seperti sedang berfikir,mencari cara untuk menyelesaikan masalah bossnya yang buta soal cinta.

"Ahh...begini saja" ucap indah dengan semangat.

Indah menjelaskan rencana yang didapatinya pada Jason.

Bossnya itu tampak mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk dan tersenyum.

Mata Jason berbinar, pikirannya yang kusut seolah menemukan setitik cahaya terang.

"Hebat, kamu memang cerdas ndah. Bang Raymond benar-benar nggak salah pilih orang kepercayaan" ucap Jason sambil tersenyum lebar pada sekertaris yang selalu bisa diandalkannya.

"Terimakasih pak atas pujiannya" ucap indah puas.

"Saya yang harus berterima kasih, kamu selalu membantu saya bukan hanya untuk urusan kantor. Bulan ini kamu akan dapat bonus ndah" ucap Jason lagi sambil menepuk lengan sekertarisnya itu.

Kini pikiran Jason tertuju soal bagaimana cara membicarakan hal ini kepada Wulan.

***

Tok...tok..tok..

Wulan yang tengah mengutak Atik ponselnya terperanjat mendengar pintu kamarnya diketuk.

jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.

"mungkin bi Irah" gumam Wulan.

Selama ini tidak pernah ada yang mengetuk pintu kamarnya kecuali bi Irah.

"Ya bi,ada apa?" Ucap Wulan sembari membuka pintunya.

"Tu...tuan?" Wulan terkejut ternyata Jason yang tengah berdiri di depan kamarnya.

"Aku mau bicara sama kamu!" Ucap Jason.

Jantung Wulan berdegup begitu kencang setiap kali berhadapan langsung dengan jarak begitu dekat dengan tuannya itu.

Terlebih setiap kali Jason mengenakan pakaian seperti itu, mengenakan kaos serta celana kasual.

gadis manapun pasti akan terlena dan lupa bahwa pria yang tengah berdiri di hadapannya itu telah beristri.

(yang mikir gitu cuma si Wulan padahal,jomblo kok dibilang beristri😆)

"Ehmm soal apa tuan?" Jawab Wulan sambil menundukkan pandangannya.

"Jangan disini, ikut aku" kata Jason sambil menarik lengan Wulan.

Sebenarnya Wulan enggan, tapi tentu Wulan tidak mempunyai keberanian untuk menolaknya, bagaimanapun juga Jason tetaplah majikannya.

Jason menggandeng tangan Wulan menuju ke taman di depan rumah. Mereka duduk di tepi kolam.

"Wulan sebenarnya...."

Jason mulai menceritakan semua yang terjadi, tentang maksud Bianca dan juga rencana indah.

Wulan hanya mendengarkan, sesekali melirik ke arah Jason yang tengah menjelaskan.

"Bagaimana, kamu bisa bantu saya lagi kan?" Tanya Jason penuh harap.

"Iya tuan, saya akan lakukan perintah tuan" jawab Wulan.

Jason sudah menciptakan sandiwara yang kini menjebak mereka berdua pada situasi saat ini.

Mereka tidak pernah menyangka bahwa Bianca akan datang dan membuat mereka harus melanjutkan sandiwara ini. Ini di luar perkiraannya.

"Lah tuan sama si Wulan ngapain disitu malem-malem begini?" Pak satpam melongok dari pos jaga melihat tuannya bersama gadis itu.

**