NovelToon NovelToon
Meluluhkan Pangeran Dinginku

Meluluhkan Pangeran Dinginku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:991
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.

Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.

Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?

Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Kontrak Baru

"Salsa Qanita? Aku ngga salah dengarkan dear? Apa semua gadis bercadar yang ada di dunia bernama Salsa Qanita?", cecar Rena, membuat Jojo mengernyit, tak tahu maksud ucapan Rena.

"Jawab aku dear. Apa benar itu Salsa Qanita yang itu?", tanya Rena lagi.

"Yang itu? Itu apa Ay?", Jojo nampak kebingungan.

"Iih, ngeselin!", bukannya menjelaskan, Rena malah membisu dan memalingkan wajah.

Cukup lama Jojo bersabar, menunggu kemarahan aneh Rena mereda. Pria itu benar-benar tak tahu maksud Rena.

"Sudah lah. Jangan bahas gadis itu. Mari kita makan bersama bu Sri dan mas Rafa. Pasti mereka sudah pulang kan?", tanya Jojo, mengalihkan pembicaraan dari Salsa. Ia bahkan tidak mengatakan perihal lamaran Salsa di secarik kertas waktu itu. Jelas Jojo khawatir, Rena akan semakin murka jika sampai mengetahuinya.

Rena pun mengalah dan berhenti membahas Salsa. Ia mengajak Jojo untuk makan malam bersama keluarganya, berbincang ringan mengenai pekerjaan Jojo dan Rafael.

Usai makan bersama, Jojo segera mohon undur diri agar Rena tidak terus menghujani banyak pertanyaan aneh lainnya. Rena tahu alsan Jojo bergegas lari. Ia pun semakin curiga kalau Jojo ada rasa dengan Salsa.

"Hufh, sekarang kau aman. Awas kalau sampai aku punya bukti nanti", batin Rena sembari mengantar Jojo ke luar rumah.

"Sampai jumpa Ay", pamit Jojo kemudian mengucap salam.

"Ingat ya, kabari aku setiap hari! Ingat s-e-t-i-a-p h-a-r-i!", eja Rena yang tidak mau Jojo mengabaikannya atau berkabar semaunya saja. Namun pria itu hanya tersenyum dan memacu motornya meninggalkan kediaman Rena tanpa menjanjikan apapun.

"Awas ya, kalau memang kamu berani selingkuh dengan Salsa, kupatahkan punyamu yang bawah itu!", gumam Rena meski belum pernah melihat atau menyentuhnya.

"Yang bawah mana?", kepo Rafael yang mendengar gumaman Rena di pintu rumah.

"Ish, kepo! Urusin tuh calon bini yang digantungin nasibnya!", jawab Rena, karena saat ini Rafael sedang break dengan pacarnya. Mereka akan kembali bersama saat merasa rindu yang sangat berat.

"Ye, anak kecil sok-sok an nasehatin", jutek Rafael sembari berjalan ke kamarnya.

"Awas ya kalau nanti aku nikah duluan", ancam Rena. Namun Rafael hanya menoleh sekejap dan menjulurkan lidah.

Malam itu, Rena berdiskusi dengan bu Sri mengenai rasa kedua makanan dan meminta agar diajari cara memasaknya.

"Aduh Na, ibu kan bisanya masakan biasa. Kalau iga sapi ini, ibu masih pernah mencoba. Kalau coto makassar, ibu ngga tahu Na", jawab bu Sri, semakin membuat Rena putus asa.

"Ibuk, nasibku gimana dong. Masa gagal nikah buk?", rengek Rena.

"Ya usaha saja lah Na. Masa sih ayahnya Jojo tega memutuskan hubungan kalian kalau sudah sungguh-sungguh belajar?", ucap bu Sri menyemangati putrinya.

"Kalau gagal pun, kamu kan masih ada Abdul. Kasihan tuh sudah lama menantimu", lanjut bu Sri, seketika membuat Rena lemas.

"Ibuk! Jahat! Kenapa malah bahas wak Abdul sih? Aku kan jadi hilang semangat", keluh Rena. Bu Sri hanya menggeleng dan tersenyum, merasa putrinya ini begitu konyol.

Malam itu, Rena diajari bu Sri mengenai bahan dan cara masak sup iga. Ia juga mencari sendiri di laman internet terkait coto makassar kemudian menunjukkannya kepada bu Sri.

Malam pun berlalu. Rena sudah belajar memasak sup iga sapi, namun belum ada kesempatan untuk mengolah coto makassar.

Keesokan hari, Rena bergegas mendatangi rumah Abdul untuk tanda tangan kesepakatan. Ia membaca dengan teliti, takut dikerjai oleh Abdul dan menandatangani meterai 10 ribu rupiah tanpa tahu hak dan kewajibannya.

"Apa ini ngga salah pak? Saya harus mengajar intensif 2 bulan untuk Salsa saja? Lalu bagaimana dengan Nabila?", protes Rena yang masih enggan menjadi mentor Salsa yang jelas-jelas adalah gadis bercadar yang disenyumi Jojo waktu itu.

"Ya engga Na. Salsa ini punya potensi bagus. Hanya butuh mentor yang bagus dan waktu yang cukup", bela Abdul. Entah mengapa, Abdul curiga dengan sikap Rena yang anti kepada Salsa.

"Memangnya, kamu ada masalah apa sebenarnya?", telisik Abdul yang penasaran.

"Tidak ada apa-apa", elak Rena sembari membubuhkan tanda tangan di atas meterai.

"Nah, kontrak itu dimulai hari ini. Biayanya akan dibayar dalam 3 termin selama 3 bulan", ujar Abdul sembari meringis.

Nampak mata Rena melebar. Gadis itu pun memeriksa klausul perjanjian kemudian mengusap kasar wajahnya.

"Sial! Wak Abdul mengerjaiku! Semua gara-gara Salsa. Kalau bukan karena dia, aku akan lebih teliti membaca klausulnya", batin Rena sedikit menyesal.

"Nah, kamu boleh pergi sekarang dan bawa lah salinan perjanjian ini", ujar Abdul sembari menyerahkan beberapa lembar salinan kontrak. Rena pun bergegas meninggalkan kediaman Abdul dengan wajah cemberut.

Sesampainya di salon, nampak Salsa sudah menunggu di depan salon, karena memang Rena lah yang membawa kunci.

"Pagi mbak Rena", sapa Salsa. Biasanya Nabila yang ia mentori. Kini Salsa yang harus ia temani selama 2 bulan.

"Pagi", ketus Rena membalas sapaan Salsa. Nampak Salsa mengerutkan dahinya.

"Mungkin dia lagi dapet, jutek amat sih", batin Salsa yang mengikuti Rena masuk ke dalam salon.

Tanpa berbicara, Rena mulai memeriksa area salon yang sudah bersih kemarin.

"Mulai hari ini sampai dua bulan ke depan, aku mentormu. Jadi, ikuti arahanku dengan baik. Kalau ada pertanyaan, simpan saja dulu sampai aku menjelaskannya. Paham?", tutur Rena dengan menyipitkan mata dan melipat tangan di dada.

"Paham mbak Rena", sahut Salsa yang sampai saat ini tidak tahu, apakah memang perangai Rena seperti ini atau memang sedang ada masalah.

"Perasaan waktu itu ngga begini sikapnya", bingung Salsa.

"Nanti ada pelanggan pangkas bob, perhatikan baik-baik tanpa bertanya, terutama teknik blow dry ku", ujar Rena yang menyiapkan dan menguji alat pangkas dan blow dry, mengurangi potensi komplain dari pelanggan.

Tak lama, nampak seorang pelanggan yang diantar ojek online ke salon.

"Mbak, saya yang pesan layanan pangkas bob", ujar perempuan berkulit putih dengan rambut sebahu.

Rena pun mempersilahkan dan memulai proses pangkas.

"Orang ini kenapa ya? Apa dia punya masalah denganku?", batin Salsa yang malah kurang fokus melihat proses pangkas dan blow dry nya.

"Fokus, jangan melamun!", ucap Rena menegur Salsa yang nampak tidak fokus.

"Maaf ya mbak, sekalian saya melatih kapster baru", tutur Rena sopan kepada pelanggan.

Selama 60 menit, pangkas dan blow dry pun usai. Terdengar suara pembayaran oleh pelanggan.

"Terima kasih", ujar Rena saat pelanggan hendak meninggalkan salon.

"Nah, sekarang tolong bersihkan!", perintah Rena, mumpung sekarang menjadi mentor sekaligus senior.

"Iya mbak", patuh Salsa, bergegas membersihkan potongan rambut pelanggan.

Usai membersihkan lantai, Rena menanyai Salsa.

"Sudah jelas kan caranya? Sekarang kamu praktek dulu ke manequin!", perintah Rena seraya menunjuk manequin pangkas yang disimpan di dalam gudang.

Hari itu, Rena melampiaskan kekesalan dengan menyuruh dan memarahi Salsa yang berulang kali melakukan kesalahan.

Hingga sore tiba, Rena merasa cukup puas sudah meluapkan emosinya dengan dalih pelatihan dan kesiapan mental yang siap menerima kritik pedas pelanggan.

"Hufh, leganya. Enak juga mentor-in dia", batin Rena setelah menghembuskan nafas panjang sembari melirik tajam ke arah Salsa saat sama-sama di depan salon. Rena melihat Salsa dijemput sebuah mobil.

"Eh, apa dia ini anak orang kaya yang kurang kerjaan?", gumam Rena saat melihat sopir itu membukakan pintu untuk Salsa. Beberapa saat, Rena terpaku saat hendak melajukan sepedanya.

"Sial! Sudah cantik, tajir lagi nih cewe", umpat Rena lirih. Ia merasa benar-benar insecure kali ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!