Andini seorang dokter muda bertalenta yang memiliki seorang kekasih seorang abdi negara yang bernama Raka Ardiansyah. Setelah berjalan 8 tahun mereka memutuskan untuk menikah namun pada hari pernikahan tiba Raka justru malah meninggalkan nya karena suatu alasan. karena persiapan pernikahan sudah dilakukan dan acara pernikahan tidak bisa di batalkan akhirnya kembaran dari Rama menawarkan diri untuk menikahi Andini agar pesta tetap berlanjut
tidak ada yang tau bahwa sebenarnya Rama ini sudah lama jatuh cinta pada Andini karena dia tau bahwa saingannya adalah saudara kembarnya sendiri maka sebelumnya dia sudah memutuskan untuk menyerah dan melupakan Andini. namun dengan sikap Raka yang sudah menelantarkan Andini ini Rama bertekad akan membahagiakan Andini dan mempertahankan pernikahan nya dengan Andini. bagaimana kisah cinta saudara kembar ini. silahkan subscribe dan ikuti terus perkembangan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sinta dan Raka pergi jalan-jalan di sekitar rumah aja. Kemudian mereka mampir ke sebuah rumah makan karena dirasa matahari mulai terik menyinari bumi.
Sinta POV
aku terkejut tiba-tiba mas Raka datang dan mengajakku jalan-jalan. Setelah cukup lama kami berkeliling akhirnya kami mampir di sebuah restoran yang lumayan sejuk hawanya.
" udah pesen aja apapun yang kamu mau kita sambil ngobrol disini. " ucap Raka
kemudian Sinta mengambil buku menu dan melihat -lihat menu yang diinginkannya.
Setelah memesan makanan dia melanjutkan pembicaraan.
" mungkin kamu kemarin bertanya-tanya mengenai ucapan yang aku katakan kepada ibu. Maka nya hari ini aku sengaja berkunjung untuk menjelaskan semuanya. " ucapnya
Ku simak apa yang dia katakan karena sebenarnya aku termasuk orang yang pendiam dan tidak mudah kepo jadi selama itu tidak berkaitan dengan ku aku lebih banyak cuek.
" Seperti yang sudah kamu dengar mungkin dari temen mu. Benar memang aku Minggu depan akan menikah. ( sambil dia menyodorkan buku undangan berwarna biru dongker)
Jadi bener dia mau menikah mana cantik lagi calon istri nya seorang dokter pula. Terus maksudnya apa mengajakku ke Jakarta untuk melihat dia menikah gitu. Coba kita dengar dulu penjelasan nya Batin ku setelah melihat buku undangan itu.
" Tapi akibat kesalahan yang telah ku perbuat kemarin aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Dia terlalu sempurna untuk ku aku tidak bisa menikahinya. " jelasnya dengan wajah yang hampir menangis
aku masih diam mendengarkan penjelasan nya. Ku lihat sesekali dia melihat sekililing mungkin dia mau menangis tapi malu lah masak dihadapan gue nangis.
" Sejak saat aku mengetahui dirimu hamil nomor telp ku sengaja aku matikan agar pihak keluarga ku maupun Andini tidak menghubungi ku. Aku belum siap menjelaskan semuanya ke dia. Kami pacaran sudah ada 7 tahun dari sebelum saya menjadi apa-apa dia masih di bangku sekolah hingga seperti sekarang ini. Aku sadar mungkin di sana sudah terjadi hiruk pikuk yang aku perbuat. " ceritanya
" lantas mau nya mas seperti apa? Mas mau mengatakan kalau aku sudah merusak hubungan kalian begitu? tanya ku sedikit emosi
" aku tidak mengatakan kalau semua ini karena salahmu. Aku ke sini mau mengatakan kalau aku sudah memutuskan untuk bertanggung jawab kepadamu. Maka dari itu aku mau mengajak mu ke Jakarta untuk mengatakan semuanya kepada mereka. Apakah kamu mau menemani ke sana? " ucapnya dengan lembut
" Aku tidak mau di sebut sebagai perusak hubungan orang. Aku tidak mau dipermalukan di keluargamu aku tidak memiliki kenalan siapapun disana. Bahkan kamu aja aku belum kenal orangnya seperti apa. " jawabku hampir menangis
Dia meraih tangan ku.
" ok aku memang brengsek dan bejad karena sudah melakukan semua itu padamu dan sekarang malah aku masih membahas mengenai hubungan ku dengan wanita lain. Tapi percaya lah padaku. Aku yang telah memilihmu daripada dia. maka aku yang akan menjaga dan melindungi mu jika nanti ada yang menyalahkanmu. Apakah kamu mau menemani ku kesana?
Aku masih diam belum memberikan jawaban. Hingga kemudian pelayan datang mengantarkan pesanan makanan kami.
" sudah yuk makan dulu" ucapnya
Raka POV
Hari ini karena sudah termasuk dalam hari cuti pertama ku maka aku sudah tidak ada kegiatan di kantor.
Pernikahan tinggal kurang dari 3 hari aku masih dengan sengaja mematikan nomor telp keluargaku. Aku belum bisa menjelaskan semuanya kepada keluarga ku. Aku yakin mungkin di rumah sudah banyak hiruk pikuk yang terjadi
" maafkan aku ma, pa Andini aku menghianatimu sampai seperti ini. Aku janji akan datang untuk menjelaskan semuanya. " ucapku sendiri sambil mengambil undangan yang sebenarnya aku bawa untuk aku berikan ke teman-teman kantor ku namun tidak jadi aku berikan karena insiden yang sudah ku perbuat sendiri.
Karena hari ini aku berencana untuk menjelaskan semuanya ke Sinta. Kemarin pasti dia bertanya-tanya atas apa yang aku katakan kepada ibunya.
Segera ku mandi dan bersiap menuju ke rumah Sinta.
Ku lihat Sinta sedang santai di rumahnya
"Assalamualaikum" ucapku
Kelihatannya dia terkejut atas kedatanganku. Langsung saja ku ajak dia untuk keliling di sekitar rumahnya.
setelah kami lelah keliling kami memutuskan untuk mampir ke sebuah restoran. Di restoran ini kami meminta tempat yang private agar dalam melakukan pembicaraan nanti lebih enak. Ku jelaskan semuanya kepada nya
Kulihat respon nya dia mau emosi karena aku seperti lebih menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi.
" lantas mau nya mas seperti apa? Mas mau mengatakan kalau aku sudah merusak hubungan kalian begitu? tanya nya sedikit emosi
" aku tidak mengatakan kalau semua ini karena salahmu. Aku ke sini mau mengatakan kalau aku sudah memutuskan untuk bertanggung jawab kepadamu. Maka dari itu aku mau mengajak mu ke Jakarta untuk mengatakan semuanya kepada mereka. Apakah kamu mau menemani ke sana? " ku lembutkan suara ku karena aku sadar ibu hamil memiliki emosi yang belum stabil
Ku raih tangan nya sambil ku jelaskan pelan-pelan ternyata dia hanya ketakutan jika nanti di sana dia akan dipermalukan karena sudah merusak rencana pernikahan ku.
Padahal di dalam benak ku sudah tidak ada pikiran tentang pernikahan yang ada hanya bagaimana caranya agar aku bisa segera menjelaskan Sinta ke keluarga ku. Ku berikan dia pengertian hingga seperti nya dia mau menangis. Kutenangkan dirinya hingga pelayan datang mengantar makanan ku akhiri pembicaraan ini dan mengajak nya untuk makan dulu.
Setelah selesai makan kami melanjutkan perjalanan kami untuk pulang. Di dalam mobil ku lihat dia lebih banyak diam.
" bagaimana apakah kamu mau menemani ku ke Jakarta besuk?" tanyaku sekali lagi
" baik lah besuk mas akan datang jam berapa? " tanya Sinta
" penerbangan kita malam kok. Boleh aku foto KTP mu nanti aku belikan tiketnya. "
Setelah dia setuju respek aku memeluknya. Ku lihat dia terkejut. Ku berikan senyum terbaik ku untuknya.