"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1
"Ini tidak memberi reaksi apapun tuan?." Tanya seorang anak buah memastikan dengan nafas berat karena malah ia sendiri yang tak tahan dengan tugasnya.
"Ck ganti!!." Dinginnya sinis.
Di sebuah ruangan mewah tampak seorang pria tampan dengan setelan jasnya yang melekat sempurna sedang duduk di kursi kebesaran, raut wajahnya angkuh dengan di hadapannya banyak para wanita tak berbusana.
Dua orang bodyguard dengan setia mengawalinya penuh keringat, berusaha untuk tetap tenang dengan pemandangan perusak iman di hadapannya.
"Lanjut!." Suruh seorang pria asisten pribadi.
Wanita selanjutnya dengan nakal meliukkan tubuh indahnya seindah mungkin berharap dapat membangkitkan gairah dalam diri pria tampan blasteran di hadapannya.
Dengan nakal ia duduk di atas pangkuannya, namun tak berselang lama pria itu memberi kode.
"Ganti!."
"Come on bro, ini wanita pilihan terbaik yang di jamin berhasil apa tidak ada reaksi apapun dari sekian banyak?." Tanya Joshua meyakinkan sahabat sekaligus tuannya itu.
"Ck akhiri saja, ini buang-buang waktuku!."
"Ini masih tersisa lima lagi, kau tidak mau melihat kemolekan tubuhnya lebih dekat?." Ulang Joshua.
Pria tampan itu menatap tajam Joshua membuatnya menghela nafas berat. "Ya sudah bubarkan!."
Para anak buah yang lain membawa pergi wanita-wanita tak berbusana di sana.
Setelahnya Joshua meletakkan map berisi identitas di atas meja, lalu ia duduk di depan sahabatnya itu. "Akui saja dirimu penyuka sesama jenis tuanku Bentley."
"Bilang sekali lagi tidak ada ampun bagimu!." Dinginnya.
"Iya-iya." Pasrah Joshua. Ternyata idenya yang dirasa bakal berhasil malah gagal. "Istrimu yang segitu cantiknya tidak berpengaruh apalagi wanita lain."
Bentley menatap ke arah luar jendela. "Lupakan, untuk jadwal penerbangan ke Indonesia atur dua hari lagi siap-siap untuk itu."
"Jangan khawatir sudah ku atur, dan kau stop bilang lupakan ingat umurmu yang sudah pantas memiliki anak Ben walaupun gak tua-tua amat tapi harus dipikirkan dari sekarang bukan?." Sewotnya takut sahabatnya akan seperti itu selamanya.
"Ya." Jawabnya singkat yang membuat Joshua memutar mata malas.
.
.
"Ahh oh yes babyy! ahh!.."
Erangan kenikmatan yang bersahutan membuat isi kamar terasa hangat.
Dua sejoli saling menggerakkan tubuhnya untuk mencapai kenikmatan dunia, dan pada akhirnya. "Aaaaah!."
Tubuh keduanya gemetar setelah mencapai puncak, dengan nafas yang masih terengah-engah keduanya berbaring penuh kepuasan setelah menghabiskan malam yang panjang.
"Sayang.."
"Iya sayang?."
Wanita itu tampak meraba wajah pria tampan yang menghabiskan malam bersamanya. "Sampai kapan akan terus main dengan kondisi lampu gelap seperti ini? aku ingin melihat raut wajah tampan-mu Bentley."
Tidak langsung dijawab hening beberapa saat.
"Aku lebih leluasa seperti ini kamu ngertiin aku."
Wanita itu cemberut, namun tak lama pria di sampingnya langsung melahap rakus bibir sexy nya mengajak bercumbu penuh hasrat.
"Tidak perlu dengan lampu menyala asal kita sama-sama puas sayang." Bisiknya nakal.
Mau tak mau dari pada berujung pertengkaran wanita itu memilih mengalah asal ia bisa terus menghabiskan malam dengan pria itu.
Sekitar dua puluh lima menit berpelukan, pria itu bangkit memungut pakaiannya. "Aku ke kamar mandi dulu Tyla."
"Baiklah.."
Tyla menatap remang-remang punggung pria itu yang perlahan hilang, wanita itu mengerutkan keningnya ketika mendapati keanehan. "Ini entah perasaan-ku tapi kenapa cara bermain Bentley terasa seperti Bima?."
Sambil menunggu Bentley keluar dari kamar mandi, Tyla tersenyum penuh arti seraya meremas bantal di sampingnya. "Ah mungkin karena aku merindukanmu Bima."
.
TBC
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh