"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laura Chow
Jims comperation
Perusahaan besar di negara Eropa, Laura Chow wanita 26 tahun berjalan di belakang pria yang berwajah tampan dan memiliki rahang yang tegas, pria yang sudah menikah satu tahun lalu dengan seorang wanita cantik yang berkibar di dunia entertainment.
Laura berjalan cepat saat keduanya sampai di depan pintu lift, wanita itu menekan tombol lift agar pintu terbuka.
Saat bosnya sudah masuk, Laura juga masuk tapi belum sempat menekan tombol lift suara teriakan seorang wanita menggema membuat Laura mengurungkan niatnya.
"Honey!"
Celine masuk dengan dengan wajah ceria dan senyum mengembang.
Bruk
Menubruk tubuh tegap suaminya Celine langsung mendaratkan kecupan di bibir Jimmy dengan lembut.
Laura yang berada dalam satu lift dengan sepasang suami istri itu hanya menunduk, karena hal seperti ini sudah biasa dia lihat bahkan lebih.
"Selamat siang Laura, bagaimana pekerjaan mu hari ini." sapa Celine dengan senyuman.
"Baik Nyonya," Balas Laura tak kalah ramah.
Celine bergelayut di lengan suaminya dengan tangannya yang mengusap dada bidang Jimmy. sedangkan Jimmy hanya diam sesekali pria itu mengusap pinggang Celine yang ramping.
"Baguslah, kau harus memastikan pekerjaan mu baik, agar suami ku ini tidak membuat mu kerepotan, bukan begitu honey." ucap Celine sambil mengusap rahang suaminya yang tegas dan di tumbuhi bulu-bulu halus.
"Tanpa kau suruh dia sudah tahu apa yang harus dia kerjakan, aku menggunakan dia karena kinerjanya yang bagus." Suara datar nan serak itu terdengar seksi ditelinga Celine, membuat wanita itu sedikit kesal.
Jimmy adalah pria tampan dan panas, mendengar suaranya saja sudah membuat semua wanita menjerit histeris, dan suara Jimmy selalu Laura dengarkan setiap waktu beruntung sekali bukan Laura ini sebagai sekertaris Jimmy.
Laura hanya tersenyum, wajahnya tetap menunduk tidak akan mendongak jika tidak bicara.
Sedangkan Celine hanya mecebikkan bibirnya.
Ting
Laura bernapas lega saat pintu lift terbuka, wanita itu membiarkan suami istri itu keluar lebih dulu.
"Laura kau bersiap untuk pergi, aku tidak ingin menunggu meskipun hanya satu detik." Ucap Jimmy tanpa menoleh kebelakang di mana Laura yang berjalan dibelakangnya.
"Baik Tuan,"
Sebelum masuk ruangan Jimmy, Celine mengentikan kakinya dan bicara pada Laura.
"Buatkan aku minum dingin, dan antar kedalam." Titahnya.
"Baik Nyonya."
Brak
Pintu ruangan Jimmy tertutup rapat, Laura yang masih berdiri tidak jauh meremat kedua tangannya.
*
*
Ummm...yess baby...
Tok...tok...tok..
Suara ketukan pintu tak membuat kegiatan dua orang didalam sana terganggu, membuat Laura yang berdiri di depan pintu dengan membawa minuman menelan ludah.
"Ummm honey, ituhh." kepala Celine mendongak saat merasakan sesapan kuat di pucuk dadanya.
"Masuk!!"
Suara serak yang Laura yakini Jimmy membuat Laura menelan ludah, kedua tangannya semakin kuat mencekram nampan yang ia pegang.
"Pemandangan apa lagi yang akan aku lihat." Gumamnya dengan tarikan napas dalam.
Laura membuang napas sebelum masuk kedalam, rasanya di ingin kabur saja kalau tidak ingat di pecat. Mengingat dirinya masih membutuhkan uang.
Ceklek
Mata Laura mengarah pada dua sejoli yang duduk di kursi kerah Jimmy, Laura berjalan tanpa mau menatap dua orang yang sedang bercumbu.
"Ah, honey jangan gigit." Desahh Celine sambil membusungkan dada.
Laura menaruh gelas minuman di atas meja, ia buru keluar sebelum melihat hal yang lebih gila lagi.
Meskipun tidak terlihat jelas tapi Laura tahu apa yang sedang di lakukan atasanya itu, apalagi jika bukan menyusu di bukit kembar milik istrinya itu, apalagi melihat pugung polos Celine yang memang duduk membelakangi Laura saat masuk.
"Bos psikopat." Gumam Laura yang mengutuk Jimmy saat bercumbu tidak tahu tempat.
*
*
Jerman, Badara Hamburg ..
Laura sudah tiba sejak sepuluh menit yang lalu, wanita itu menunggu kedatangan Jimmy di ruang tunggu.
Tempat pukul lima sore waktu setempat, dua orang pria berjalan menuju kearahnya.
Laura menahan napas, pesona Jimmy memang tidak diragukan lagi, auranya yang sangat tajam membuat hawa sekitar menjadi sedikit berbeda.
"Selamat sore tuan." Laura menunduk menyapa Jimmy yang baru tiba bersama seorang pria aisistennya.
"Nona Laura, selama pergi anda bisa mengirim file ke email saya." Ucap Emir pada Laura.
"Baik tuan Emir." Laura mengangguk.
"Mari Tuan," Emir membersihkan Jimmy untuk menuju pintu sebelah barat, di mana jet pribadi sudah siap untuk membawa mereka.
Laura mengikuti dari belakang sambil menarik kopernya, meskipun bukan kali pertama pergi bekerja, tapi kali ini pengalaman Laura pergi hanya dengan Jimmy, karena biasanya ada asisten Emir yang akan ikut.
Keduanya masuk kedalam kabin pesawat, Laura memilih duduk di seberang kursi di mana Jimmy duduk. Rasanya canggung sekali tidak ada yang bisa Laura ajak bicara, karena biasanya asisten Emir adalah partnernya berbicara di kala melakukan perjalanan bisnis.
Jimmy fokus pada majalah yang ada di tangannya, pria itu tidak peduli dengan sekitar.
Sedangkan Laura memilih untuk mempelajari apa saja yang akan dilakukan saat bertemu klien nanti.
Menjadi sekertaris yang memiliki gaji besar memang tidak mudah, jika hanya mendengar saja katanya enak, tapi yang menjalani selalu di tuntut menjadi perfeksionis dan cekatan. Kepintaran adalah nomor satu dan selama dua tahun Laura bekerja dengan sangat baik hingga bisa mendapatkan bonus di setiap akhir bulan.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, keduanya langsung menuju hotel, perjalanan yang cukup lama membuat Laura merasa lelah meskipun didalam pesawat sempat tertidur dan tidak melakukan apapun.
"Jangan lupa pagi-pagi sekali kau harus sudah bersiap."
Laura mengangguk sebelum keluar dari kamar Jimmy. Wanita itu menuju kamarnya sendiri yang bersebelahan dengan kamar Jimmy.
Dengan tubuh yang lelah, Laura langsung melempar tubuhnya di atas ranjang empuk, tulangannya rasanya kaku dan sakit, karena lelah perjalanan akhirnya Laura tertidur, hingga bunyi alarm ponselnya membuat matanya yang masih berat terbuka.
"Em, kenapa waktu cepat sekali." katanya dengan suara serak dan mata yang masih lengket.
Tidak ingin terlambat dan kesiangan, serta mendapat teguran dari sang bos, Laura memilih untuk segara bersiap sampai beberapa saat Laura sudah rapi dengan pakaian kerjanya, rambutnya yang diikat tinggi membuat leher jenjang dan mulusnya terekspos. Laura segera keluar dan menuju kamar Jimmy.
Bel pintu berbunyi saat Jimmy baru saja keluar dari kamar mandi, sudah tahu siapa yang datang Jimmy yang hanya memakai handuk putih melilit di pinggangnya berjalan santai untuk membuka pintu.
"Sel-"
Glek
Laura menelan ludah dan langsung menunduk cepat.
"Selamat pagi tuan," Sapanya dengan suara yang gugup.
"Hm, masuklah!" titah Jimmy sambil membuka pintu lebar.
Dengan kaki yang berat Laura melangkah masuk, "Sial, kenapa suami orang tidak tahu diri," umpatnya dalam hati melihat bagaimana santainya Jimmy yang menunjukan roti sobek dan dada bidangnya membuat Laura benar-benar merasa seperti wanita ca*bul.
"Pantas saja Celine begitu tergila-gila dengannya," Gumamnya lagi, sambil membayangkan bagaimana jika tubuh kekar itu sedang berkeringat.
" Oughh, shitt!!"
*
*
Assalamualaikum 🤗 datang lagi dengan karya baru, sebenarnya ngak baru sih ya, ini pindahan dari lapak sebelah 🤭 ada problem di kontrak jadi emak bawa kesini sayang ahh kalau mau di hapus 😂
Jangan lupa berikan dukungan 🤗🤗🤗