Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Segera Pergi Sebelum Setan Yang Menang
Mauren yang baru menyadari Susi tidak ada di rumah malam itu berteriak kesal. Ia sangat marah. Mauren baru terbangun sore hari, saat ia memanggil Susi untuk minta dibuatkan jus Susi sama sekali tidak menjawab. Akhirnya Mauren mengambil inisiatif untuk ke kamar Susi dan ternyata Susi sudah tidak ada di sana lengkap dengan semua baju-bajunya.
"Argh…. Sialaan… dasar gadis kampung. Berani-beraninya dia pergi dari rumahku tanpa pamit. Brengsek. Argggg….!!"
Mauren berteriak frustasi. Pasalnya malam ini adalah malam ia berjanji akan memberikan Susi kepada juragan sawit itu. Dan sialnya ia sudah menerima uang dp nya.
"Brengsek si Susi. Kenapa tiba-tiba dia bisa kabur begitu aja. Jangan-jangan dia denger lagi tadi pagi aku bicara lewat telpon. Arggghhh… shitt. Aku harus cari alasan untuk mengulur waktu. Tapi dimana aku bisa menemukan Susi. Oh iya cctv. Bukannya dirumah ini ada cctv. Coba aku cek lewat ponsel…. Sial nggak kelihatan. Dia sama sekali tidak kelihatan di dalam cctv."
Jelas saja tidak terlihat karena rekaman cctv yang memperlihatkan Susi keluar dari rumah mauren sudah dihapus oleh Kai.
Akhirnya Mauren pasrah. Ia harus segera bersiap. Jack sebentar lagi akan menjemputnya untuk melakukan transaksi dengan juragan sawit itu. Tak lama kemudian Jack datang lalu langsung memasuki rumah.
"Honey… are you ready?" Tanya Jack.
" Wait jack. We have a problem. Susi kabur Jack nggak tau kemana?"
"What???? How can?. Kenapa bisa kabur. Oh God Ren.. Kita bisa habis nanti Ren. Apa lagi kita sudah menerima uang mukanya. Argghhh!" Sekarang giliran Jack yang berteriak frustasi.
"Tenang dulu Jack. Aku akan memikirkan caranya. Yang penting kita jalan dulu aja ke tempat janjian."
Jack mengangguk. Mereka berdua kemudian pergi menuju tempat yang sudah dijanjikan.
Di sebuah kafe di daerah kota J, seorang pria dengan perut buncit berusia sekitar 50 tahunan itu sudah menunggu Mauren dan Jack. Ia sudah tidak sabar untuk mencicipi daun muda yang dijanjikan mauren. Namun ia terkejut karena Mauren hanya datang berdua saja dengan Jack.
"Mana gadisku." Ucap pria tua itu menagih janji.
"Maaf tuan ada sedikit masalah disini."
"Aku tidak mau tahu apa masalah kalian. Yang aku mau gadis yang sudah kalina janjikan itu."
"Begini tuan. Gadis itu tadi pagi pergi. Dia kabur dari rumah. Tapi tenang saja saya akan mencarinya dan memberikan kepada anda." Jelas Mauren.
" Terserah, aku tidak mau tau. Dalam waktu 3 hari dia sudah harus ada di tempat tidurku. Jika tidak kau saja yang menggantikan. Kau tampak cantik dan seksi sesuai dengan seleraku." Ucap pria tua itu kemudian dia pergi dari sana.
"Cuih… jangan harap. Aku sungguh tak sudi pria jelek itu menyentuh tubuhku." Geram Mauren.
"Sudahlah honey, nanti kita akan cari cara untuk menemukan Susi. Lebih baik kita bersenang-senang saja. Sayang kamar hotelnya kalau tidak dipakai."
"Oh Jack. Kau memang yang paling mengerti aku."
Jack pun membawa Mauren ke kamar hotel dimana seharusnya pria tua itu menghabiskan malam. Tapi karena Susi kabur jadilah pria itu kesal lalu pergi begitu saja. Kesempatan seperti ini tidak disia-siakan oleh Jack dan Mauren.
Sampai kamar hotel Jack langsung menarik Mauren ke pelukannya lalu meraup bibir Wanita itu dengan rakus. Mauren tidak mau bertindak pasif di aoun membalas ciuman panas Jack. Mauren yang sudah berkabut gairah merasa tidak tahan ia pun melepas pakaiannya sendiri begitu juga Jack tanpa melepaskan pagutan bibir mereka. Jack mendorong Mauren ketempat tidur lalu mengungkung Mauren. Mauren tersenyum senang. Tangan Mauren menyentuh dada bidang Jack. Jack kembali melahap bibir mauren, kemudian turun ke dada sintalnya. Jack memainkannya, Mauren melenguh. Ciuman Jack terus turun kebawah namun seketika Jack terhenti ia melihat bintik-bintik seperti ruam di area selangk*ngan Mauren.
"Hey Beb. Kenapa berhenti." Tanya Mauren.
Jack masih diam. Dia tidak tahu itu apa. Tapi dalam lubuk Jack ia tidak ingin meneruskannya. "Sorry honey, tiba-tiba perutku sangat sakit."
Jack memunguti pakaiannya dan berlari ke kamar mandi. Nafasnya tersengal. Shittt… apa itu tadi. Selama ini aku berhubungan dengan Maureen tidak pernah melihat itu. Sepertinya aku harus ke dokter. Gumam Jack yang dilanda takut akan sesuatu.
Mauren uang hasratnya sudah di ubun-ubun sangat kesal dengan Jack. Ia pun mengumpat sambil memakai kembali pakaiannya.
Tak berselang lama Jack keluar dari kamar mandi sudah rapi.
"Ren. Sebaiknya kita pulang. Ada beberapa hal yang harus ku urus."
"Terserah."
Mereka berjalan ke luar kamar hotel itu dengan pikiran masing-masing. Mauren berpikir kenapa Jack berhenti ditengah-tengah permainan mereka yang selama ini tidak pernah dilakukan. Sedangkan Jack berpikir semoga apa yang menjadi praduganya salah.
🍀🍀🍀
Sepulangnya dari menemui Ajeng tiba-tiba Rama berpikir untuk mampir sebentar ke rumah Sita. Entah apa yang merasuki Rama, malam itu ia ingin sekali melihat Sita meski hanya sebentar. Rama pun melajukan mobilnya ke perumahan Dewa Resident. Perumahan elit yang memang sengaja dibeli untuk dijadikan rumah dinas untuk Sita.
Jam menunjukkan pukul 9 malam saat Rama memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Sita. Rama turun dari mobil. Ia hendak mengetuk pintu rumah itu tapi urung. Ia kembali lagi berdiri dimana mobilnya terparkir. Saat akan masuk ke mobil ada sebuah suara yang ia ingin dengar memanggilnya.
"Lho… mas Rama." Ucap Sita. Ia sedang keluar rumah membawa beberapa kantong sampah.
"Iya Ta. Kamu ngapain."
"Mau buang sampah. Mas Rama ada apa malam-malam begini ke sini."
"Oh tadi habis mengusir ulat bulu. Terus kepikiran Kai. Jadi pengen mampir tapi ternyata udah malem."
"Ulat bulu. Emang mas nanem pohon gitu
?" Sita masih kebingungan dengan ucapan Rama.
"Iya mas baru saja mau memupuk sebuha pohon. Eh udah ada ulat bulu yang mau ganggu. Sebelum itu ulat bulu tambah merusak pohon mas maka harus dikasih pestisida biar pada kabur."
Sita hanya manggut-manggut tanda ia paham dengan ucapan Rama.
"Maaf ya mas tidak bisa mengajak mas masuk. Soalnya sudah malam tidak enak sama tetangga."
"Nggak pa pa Ta. Aku yang minta maaf seharusnya. Malam malam ke sini. Sebenernya mau minta maaf aja sama Kai. Hari minggu kemarin sudah janji mau main eh akunya nggak bisa."
"Nggak pa-pa mas. Kai ngerti kok. Anak itu sangat pengertian."
"Ya semoga Kai tidak marah padaku. Haih… orang tuaku tuh ingin minta cucu dariku. Aneh kan orang aku aja belum nikah."
"Hahaha ya wajar lah mas. Namanya orang tua ingin anaknya segera menikah dan punya cucu. Itu tandanya mas disuruh cepat nikah."
" Emang sih. Tapi sayang. Wanita yang ingin ku nikahi masih sangat susah dijangkau."
"Wah semangat mas. Semoga segera bisa segera meluluhkan hati wanita yang mas sedang mas kejar."
"Iya Ta, aku pasti aku semangat. Doain ya biar aku segera mendapatkannya."
Rama tersenyum penuh arti. Sita merasa aneh dengan senyum Rmaa. Ia merasa sepertinya kalimat itu ditujukan untuknya. Namun ia segera menepis perasaan itu.
Oh tentu saja, aku akan terus berusaha untuk meluluhkan hatimu, dan aku yakin aku bisa melakukannya. Batin Rama.
Rama kemudian pamit. Ia tidak ingin berlama-lama menatap Sita di gelapnya malam yang hanya diterangi lampu. Rama takut setan membisiki dirinya untuk menerkam Sita karena Sita tampak sangat cantik malam itu. Apalagi bibirnya yang berwarna pink alami itu sungguh membuat mata Rama tak bisa berhenti memandangnya dan ingin segera melahapnya. Tenang-tenang Ram. Kamu harus segera pergi dari sini sebelum bisikan setan yang menang, gumamnya lirih.
TBC
InsyaaAllaah Otor usahakan setiap hari Update 2 bab. doakan otor selalu sehat ya.
Terimakasih Matursuwun telah menemani proses belajar autor
untuk Silent readers Otor harap bisa meninggalkan jejak ya, like saja juga sudah cukup heheheh 😁😁😁 dukungan readers sangaaat berarti buat otor.