NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Lima

Tak terasa satu tahun telah usia pernikahan Hana dan Gus Shabir. Telah tampak perubahan pada diri pria itu. Dia sudah melaksanakan semua kewajibannya. Memberikan nafkah lahir dan batin.

Saat ini Gus Shabir dan Hana tinggal di luar kota. Sekitar tiga jam perjalanan dari kota tempat tinggal Ghibran. Suaminya di minta menjadi kepala sekolah dari sebuah sekolah Islam milik keluarganya.

Sesuai dengan kesepakatan mereka, setahun waktu yang Gus Shabir minta. Hana telah meyakinkan dirinya untuk tetap bertahan jika pria itu masih menginginkan dirinya. Namun, jika pun suaminya meminta berpisah, Hana juga siapkan dirinya.

"Mas, hari ini tepat setahun pernikahan kita. Apa kah kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanya Hana dengan penuh kelembutan.

"Apa yang harus aku katakan? Aku hanya berharap rumah tangga kita selalu diberi keberkahan," jawab Gus Shabir.

"Apa kamu lupa dengan ucapanmu, Mas?" tanya Hana lagi.

"Ucapan yang mana?" Bukannya menjawab pertanyaan sang istri, Gus Shabir justru bertanya balik.

"Jika kamu ingin memberikan waktu satu tahun untuk kita merenungi pernikahan ini. Apakah kamu telah bisa menerima aku seutuhnya sebagai seorang istri, Mas?" Kembali pertanyaan dilontarkan Hana.

Jika ditanya dia ingin bertahan atau mundur. Tentu saja ingin mempertahankan. Mereka telah melangkah jauh, sayang jika harus berhenti.

"Jangan tanyakan itu, Hana. Kamu pasti tahu jawabannya. Jangan mundur kebelakang. lupakan semua yang pernah aku lakukan dan ucapkan. Aku telah memutuskan untuk tetap bersamamu hingga detik ini, itu sudah merupakan jawaban."

Hana tersenyum mendengar jawaban sang suami. Itu berarti dia ingin terus melanjutkan pernikahan mereka. Selang beberapa menit, Hana lalu berdiri dari duduknya. Dia masuk ke kamar dan setelah itu kembali dengan sebuah kotak kecil.

"Mas, ini hadiah pernikahan kita," ucap Hana menyodorkan kotak itu kehadapan sang suami.

Gus Shabir lalu meraihnya dan membuka kotak itu. Ada sebuah benda mungil di dalamnya. Pria itu mengambil dan memperhatikan.

"Apa ini Hana? Apa ini milikmu?" tanya Gus Shabir sedikit terkejut.

"Tentu saja, Mas. Ini milikku. Apa kamu bahagia, Mas?" tanya Hana dengan senyuman.

"Itu artinya kamu hamil?" tanya Gus Shabir. Hana mengangguk sebagai jawaban. Kembali dia memberikan senyum manisnya.

"Kenapa bisa hamil?" tanya Gus Shabir dengan suara pelan, tapi masih dapat di dengar oleh Hana.

Pertanyaan Gus Shabir membuat senyuman Hana hilang seketika. Bagaimana bisa sang suami bertanya begitu.

"Pertanyaan macam apa ini, Mas? Tentu saja aku bisa hamil jika kita melakukan hubungan badan. Apa kamu tak senang dengan kehamilan aku ini?" tanya Hana.

Gus Shabir tak langsung menjawab pertanyaan Hana. Sesungguhnya dia terkejut dan belum siap menerima kabar kehamilan sang istri. Bukannya dia tidak bertanggung jawab, dan bukannya tak mensyukuri pemberian Allah, tapi dia masih mempersiapkan hatinya menerima sang istri seutuhnya. Masih ingin berdua saja.

"Mas, apakah benar dugaanku, jika kamu tak senang mengetahui aku hamil?" Kembali Hana melontarkan pertanyaan. Dia yang awalnya ingin memberikan kejutan di hari pernikahan mereka, justru jadi terkejut dengan reaksi sang suami.

Melihat Gus Shabir yang masih diam dan tak menjawab pertanyaannya, membuat Hana menjadi sedikit emosi. Dia lalu berdiri dan berjalan cepat menuju kamar.

Tadi Hana mempertanyakan tentang perasaan Shabir terlebih dahulu, karena ingin tahu kelanjutan rumah tangga mereka. Jika sang suami menjawab, belum bisa menerima dia seutuhnya, Hana berencana menyembunyikan kehamilannya dan membawa calon bayi mereka pergi jauh.

Namun, mendengar jawaban Gus Shabir yang seolah menyiratkan dia telah bisa menerima Hana dengan tulus, wanita itu lalu mengatakan kabar baik ini.

Tanpa dia duga reaksi suaminya sangat tak terduga. Dia sepertinya tidak bisa menerima kehamilan ini. Air matanya jatuh membasahi pipi. Alasan apa yang membuat Gus Shabir belum siap dengan kehamilan dirinya? Tanya Hana dalam hatinya.

Beberapa menit menangis, terdengar suara langkah kaki mendekatinya. Hana tahu pasti jika itu suaminya. Dia lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Gus Shabir mendekati Hana. Duduk disamping wanita itu. Dia meraih tangan istrinya dan menggenggamnya.

"Hana, jangan salah paham dengan reaksi yang aku berikan tadi. Aku hanya kaget, bukannya tak menerima kehamilanmu. Itu anugerah dari Allah. Tak ada alasan bagiku menolaknya," ucap Shabir dengan lembut.

"Tapi kamu terlihat syok saat aku mengatakan kehamilan ini," balas Hana.

"Wajar aku kaget, Hana. Tapi bukan berarti aku tak suka dengan kehamilan kamu. Aku pikir kita seharusnya menunda memiliki anak terlebih dahulu, agar waktu kita berdua untuk saling mengenal dan lebih dekat lagi tak terganggu dengan siapa pun. Aku mau kita berdua saja hingga kita benar-benar yakin jika kita saling membutuhkan. Jika telah memiliki anak, perhatian kita akan terbagi dengan sang bayi. Aku harap kamu paham dengan apa yang aku katakan."

"Aku tak menunda kehamilan justru aku merasa kehadiran sang buah hati akan dapat mempererat hubungan kita, Mas. Kita akan tetap menjaga perasaan ini karena telah ada satu bukti cinta kita," ucap Hana.

"Ucapanmu ada benarnya, Hana. Baiklah, sebagai ucapan maafku dan sekaligus untuk merayakan tanggal pernikahan kita, nanti kita makan malam di restoran."

Hana bahagia mendengar ucapan sang suami. Setahun pernikahan mereka baru kali ini suaminya mengajak makan malam. Dia langsung tersenyum.

"Sekarang aku harus mengajar. Aku pamit dulu," ucap Gus Shabir. Hana meraih tangan sang suami dan menciumnya. Setelah kepergian Shabir, wanita itu kembali tersenyum bahagia.

"Semoga dengan kehadiran kamu, Abi akan tambah menyayangi Umi, Nak. Umi berharap kamu akan menjadi pengikat bagi kami sehingga tak akan terpisahkan apa pun yang akan terjadi," ucap Hana sambil mengusap perutnya.

Dia lalu membersihkan rumah dengan hati yang bahagia. Berharap rumah tangganya akan lebih baik kedepannya.

**

Tepat jam tujuh malam setelah melakukan salat magrib, mereka berangkat untuk makan malam. Sepanjang perjalanan bibir Hana selalu menyunggingkan senyuman.

"Kita makan malamnya dimana, Mas?" tanya Hana saat diperjalanan.

"Sebuah restoran tepi pantai. Pemandangan malamnya sangat indah. Kamu pasti suka," ucap Gus Shabir.

Hana hanya menganggukan kepalanya. Dia sebenarnya kurang suka pantai. Baginya pantai selalu memberikan hal buruk. Pantai adalah pemisah antara laut dan darat. Dia tak suka itu. Baginya ombak sangat kejam karena bisa menghilangkan nyawa seseorang. Hana lebih suka taman dengan banyak bunga.

Berbeda dengan Hana, Anin sangat menyukai pantai. Dia tak akan mau meninggalkan pantai sebelum matahari terbenam.

"Kamu dan Anin ternyata memang banyak persamaan. Pantas kalian saling menyukai dan mencintai dalam diam," gumam Hana dalam hatinya.

Sampai di restoran, Gus Shabir sangat antusias. Dia memilih meja yang dekat dengan pantai. Dari tempat mereka duduk dapat terlihat ombak berkejaran.

Saat mereka akan memesan makanan, Gus Shabir melihat kehadiran Aisha dan Ghibran. Dia lalu berdiri.

"Hana, itu Abang Ghibran dan Kak Aisha," tunjuk Gus Shabir.

Hana menoleh ke arah yang ditunjuk. Tampak dua orang yang sangat dekat dengannya itu. Di belakang mereka berjalan seorang gadis yang sangat cantik, siapa lagi jika bukan Anin.

"Kenapa Bang Ghibran, Kak Aisha dan Anin ada di kota ini?" tanya Hana dalam hatinya.

...----------------...

1
Fitri Riyani
meski tindakan hana tidak 100% benar
pasti sakit dan berat banget jadi hana/Sweat/
Fitri Riyani
Luar biasa
Titee Hidayah
menarik dan menguras air mata
Hanna Maryam
dari awal emang salah sendiri 😒
Titien Muliasari
Luar biasa
muaww
ini pemeran utama siapa si
Cha Cha
dan akhirnya gus itu tidak juga melihatku, pusing kepalaku😁😁😁
Puji Rahayu
kurang komunikasi
kurang slg memahami
gk da manusia yg sempurna
tp cinta yg menyempurnakan.
bukan cr siapa yg salah di sini
tp jln keluar bgaimna mmpertahankan pernikahan itu sendiri.
Anisya Lestari
good job Hana
Anisya Lestari
masih heran sama yang komen jika Hana itu egois ,playing victim ,iri ,dengki.
Coba lebih memahami dari bab" sebleumnya , Anin bilang kalau kasih sayang aisha trhdp Anin dan Hana itu sama ,jika Anin dibelikan mainan maka Hana pun turut dibelikan.memang dalam hal materi oleh Gibran dan Aisha mereka tidak membedakan ,tetapi dalam hal kasih sayang mereka tetap membedakan ,bahkan Syifa juga pernah bilang kalau dia lebih sayang Anin drpda Hana .Nah poiinnya adalah kenapa Hana bersikap seperti itu terhadap Anin ,karena dia belum pernah merasakan kasih sayang yang begitu besar dari orang terdekatnya .Jadi wajar saja semenjak dia menikah dia mempertahankan suaminya karena hanya dia yang memiliki ikatan paling dekat dengan Hana . Hana hanya ingin ada seseorang yang mencintai ,menyayanginya dengan besarnya ,maka dari itu dia mepertahnkan suaminya .
Dian Ayu: jelek ceritanya
nonamanizzzzz: betullk
total 4 replies
Anisya Lestari
Gibran bertanya kpd sabhir perihal persaan yang sebenarnya ,jelaslah Hana tersinggung ,sebagai istri yang jelas dia tau jika suaminya belum menerimanya/ mencintainya ,wajar saja jika Hana marah .
Hana memiliki trauma akan dkucilkan oleh orang" disekitarnya .
Anisya Lestari
kenapa banyak yang menyalahkan Hana disini ,padahal Hana disinipun juga korban,bukan aku lebih condong kehana ,tapi kalau dilihat Anin banyak yang memeluk dia ketika dia ada masalh ,sedangkan Hana dia tidak bisa memeluk siapa" ,dia hanya bisa memendam semuanya ...
nonamanizzzzz: jdi emosi sya
nonamanizzzzz: betulll
total 2 replies
Anisya Lestari
Hana itu sebenarnya dia kesepian,merasa tidak ada yang menganggap dirinya ,karena sedari kecil di lingkungan keluarga besarnya Hana memang dianggap sebelah mata dikarenakan kesalahn ibunya ,Hana bersikap seperti itu kepada Anin karena dia sudah sangat lelah dengan semuanya ,dia hanya ingin cinta ,dan kasih sayang dari seseorang yang dia cinta / sayang ,Hana itu rindu akan kasih sayang seorang ibu yg belum pernah dia rasakan .
Jihan Juniara Syani
Luar biasa
Kadek Bella
lanjut thoor
Nafisa Aprilia
Luar biasa
Nafisa Aprilia
Lumayan
Tiur Lina
anaknya ya kasih ke keluarga suaminya
Tiur Lina
sebenarnya Shabir nggak bisa disalahkan sepenuhnya.. perasaan kan nggak bisa dipaksakan.
yang melamar kan Hana duluan 😃
Tiur Lina
si Hana baper banget.. malas liatnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!