Sekuel(Emily:Ketika cinta harus memilih)
Maxime Alexander Lemos pria berusia 37 yang merupakan orang kepercayaan pimpinan mafia paling kejam di Jerman jatuh cinta pada seorang gadis namun cintanya harus kandas terhalang restu dari orangtua gadis yang ia cintai dan meninggalkan luka yang begitu mendalam hingga cinta itu berubah menjadi dendam. Ia pergi meninggalkan semuanya merelakan orang yang ia cintai menikah dengan pria pilihan orangtua.
Hingga berbulan lamanya dan keduanya kembali dipertemukan dengan keadaan yang berbeda.
Bagaimana kisah mereka, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Saling menyalahkan
Maxime memasuki apartemennya setelah seharian ikut Damian mencari keberadaan Amora yang sampai saat ini belum kunjung ada titik terang. Tubuhnya terasa begitu lelah karena beberapa hari kurang beristirahat. Bahkan ia sudah dua hari tidak pulang ke apartemennya ini dan menginap di Markas.
Maxime merebahkan tubuhnya diatas sofa sembari memejamkan kedua matanya. Namun pria itu tiba tiba saja mengerutkan keningnya karena mencium aroma masakan dari arah dapur. Maxime membuka kedua matanya dan perlahan beranjak ke dapur. Pria itu melangkah dengan pelan takutnya ada yang menyusup masuk ke apartemennya dan mengambil berharga miliknya. Tapi tunggu dulu mana ada penyusup yang memasak. Maxime mempercepat langkahnya dan mendapati seseorang tengah sibuk dengan masakannya. Seseorang yang tidak lain adalah Grandmanya sendiri.
"Grandma... kapan datang?," tanya Maxime mendudukkan bokongnya diatas kursi meja makan.
"Baru beberapa jam yang lalu, ada yang mau Grandma tanyakan sama kamu. Makanya saat Grandma sampai di negara ini langsung kesini. Eh tahunya kamu belum pulang dan Grandma berinisiatif memaksakan makanan kesukaan kamu," jawab Laura mematikan api kompornya lalu berjalan menghampiri Maxime yang duduk di kursi meja makan
"Max... Grandma mau tanya sama kamu, apakah kamu tidak berniat mencari pengganti Amelia?. Grandma tahu dia sangat berarti untuk kamu tapi dia sudah menikah Max," tanya Laura dengan tatapan serius. Melihat bayi mungil Emily ia juga tidak sabar melihat duplikasi Maxime lahir ke dunia ini. Ia ingin Maxime melanjutkan hidupnya dan memiliki keluarga kecil yang bahagia.
Maxime menghela nafas beratnya, sepertinya Adiknya, Emily tidak mengatakan apapun tentang kegagalan pernikahan Amelia pada Grandmanya."Dia cinta pertamaku Grandma, dan tidak semudah itu aku melupakannya," jawab Maxime.
"Iya Grandma tahu, tapi--
"Jangan memaksaku Grandma," jawab Maxime.
"Oke... kalau begitu Grandma pulang dulu. Makanan untuk kamu ada diatas kompor," ucap Laura beranjak meninggalkan Maxime. Ia juga tidak mau memaksakan kehendaknya tapi sebagai orangtua tugasnya hanya mengingatkan.
"Maaf Grandma, akan ada masanya nanti aku akan menikah tapi tidak sekarang," batin Maxime lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
Maxime merogoh ponselnya yang ada di dalam saku celananya lalu menghubungi seseorang.
"Bagaimana?," tanya Maxime saat panggilannya terhubung dan meloudspeaker panggilannya.
"Beres Tuan, semuanya sesuai rencana kita," jawab orang itu dari seberang.
"Pastikan jangan ada yang mencurigai kita. Jaga dia untukku!," ucap Maxime.
"Jangan kuatir Tuan, kami akan menjaganya dengan baik. Apakah Tuan tidak ingin datang ke sini menemuinya?," tanya orang itu.
"Belum saatnya," jawab Maxime.
"Baiklah aku tutup dulu," sambung Maxime langsung mematikan panggilannya secara sepihak. Pria itu melangkah menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum makan. Rasanya tubuhnya saat ini terasa begitu lengket.
***
Kakek Armand tampak terkejut dengan kedatangan Maxime di markas. Ia kira malam ini Maxime tidak akan datang ke sini. Ia dan Revan baru saja menyusun rencana untuk semakin memperluas pencarian keberadaan Amora dan juga rencananya setelah Amora nantinya di temukan.
"Max...kau datang?," tanya Kakek Armand menyembunyikan keterkejutannya.
"Hm," jawab Maxime berdehem pelan pura pura tidak tahu dengan rencana Kakek Armand padahal tadi ia mendengar semuanya. Ternyata Kakek Armand berencana untuk menjadikan Amora umpan agar Lucas keluar dari persembunyiannya. Dan yang membuatnya sangat terkejut adakah ternyata Lucas berasal dari negara Indonesia dan tidak lain dan tidak bukan adalah Kakek Amora atau Amelia. Dan Lucas tidak pernah tahu jika ia memiliki seorang cucu karena Ibu Amora atau Amelia menyembunyikan keberadaannya dulu.
"Max...kau sudah menemukan keberadaan Amora?. Revan sudah memperluas pencariannya tapi ternyata hasilnya nihil," tanya Kakek Armand.
Maxime menggeleng pelan."Belum," jawab Maxime dengan tatapan lurus pada Revan yang duduk dihadapannya.
"Sejak kapan asistenmu ini tiba-tiba saja kehilangan kepandaiannya melacak keberadaan seseorang Kek?," tanya Maxime penuh sindiran.
"Kau meragukanku Max?," ujar Revan kembali bertanya dan menatap Maxime dengan tajam.
"Tentu. Ini sudah hari ke tiga dan kau belum menemukan titik terangnya. Atau jangan-jangan kaulah dalang dibalik ini semua," jawab Maxime.
"Kau--
"Apakah Kakek tidak mencurigainya, biasanya hanya dalam hitungan jam dia bisa menemukan keberadaan orang yang kita cari. Tapi ini sudah tiga hari dia tidak kunjung menemukannya," ucap Maxime tersenyum miring.
"Kau jangan berusaha untuk mempengaruhi Kakek, Max. Jangan-jangan kau sendiri yang menyembunyikannya," jawab Revan yang tidak mau disalahkan.
Maxime mengedikkan bahunya keatas. Pria itu tersenyum miring saat melihat Kakek Armand menatap penuh selidik pada Revan.
"Benar begitu Revan?. Biasanya kamu selalu cepat kini kenapa kesannya begitu lambat?," tanya Kakek Armand dengan tatapan penuh selidik.
"Tidak Kek, sungguh kali ini aku cukup kesulitan untuk menemukannya. Sepertinya ada seseorang yang melindunginya," jawab Revan menatap lurus pada Maxime yang terlihat tenang saja.
"Itu tandanya kemampuanmu sudah berkurang atau kau sebenarnya tahu dimana keberadaannya," ucap Maxime.
"Tutup mulutmu--
"Sudah, cukup!. Kalian ini bukannya bekerjasama untuk menemukan keberadaan Amora malah saling menyalahkan," ucap Kakek Armand.
Baik Maxime maupun Revan tampak saling diam dan membuang muka. Keduanya dari dulu memang tidak pernah akur karena Maxime memang tidak menyukai cara kerja Revan yang selalu merasa dirinya paling benar dan tahu segalanya.
"Oh ya Max, Kakek ingin kau malam ini mengawasi pengiriman persenjataan kita ke Peru," ucap Kakek Armand.
"Hm..."
"Dan kau Revan, selesaikan tugasmu mencari keberadaan Amora. Kita harus menemukannya segara," sambung Kakek Armand pada Revan yang tampak menatap tajam pada Maxime.
"Baik Kek," jawab Revan tersenyum miring pada Maxime karena dirinya yang dipercaya Kakek untuk mencari keberadaan Amora.
Maxime segara pergi dari sana karena harus ke dermaga untuk mengawasi pengiriman persenjataan ke Peru. Biasanya ini adalah tugas Revan tapi Kakek Armand malah melimpahkannya padanya. Tapi ia bisa apa, karena ini adalah tugas yang diberikan Kakek Armand padanya dan mau tidak mau ia harus mematuhinya.
Maxime mengendarai mobilnya menuju dermaga, pria itu tidak menyangka jika Kakek Armand mempunyai rencana sebesar itu tanpa melibatkannya. Dan Kakek malah mempercayai Revan, ia merasa Kakek Armand mulai berusaha menyingkirkannya. Tapi itu bukan masalah untuknya, lebih baik ia tidak ikut dalam misi Kakeknya kali ini.
Sesampainya di dermaga, Maxime langsung menghampiri para anak buah Kakeknya yang sedang mengatur pengiriman. Tanpa ia datang pun sebenarnya pengiriman ini akan tetap berjalan dengan baik.
"Bagaimana?," tanya Maxime pada salah satu anak buah Kakeknya.
"Aman Tuan," jawab orang itu.
"Siapa yang memimpin pengantaran barang-barang ini?," tanya Maxime menyulut rokoknya.
"Elzar, Tuan," jawab orang itu ikut memperhatikan para rekannya memasukkan barang-barang Han akan di kirim ke atas kapal.
"Kau tidak ikut?," tanya Maxime melirik anak buah Kakeknya yang biasanya selalu ikut dalam pengiriman barang.
Pria itu menggeleng." Tidak, Tuan besar meminta saya untuk ikut dalam pencarian Nona Amora yang sampai saat ini tidak kunjung di temukan. Saya rasa ada seseorang yang melindunginya sehingga Tuan Revan yang biasanya tidak pernah bekerja selambat ini sulit menemukannya," jawab orang itu.
Dan setelah kapal yang mengangkut persenjataan mulai berlayar, Maxime segara pergi dari dermaga. Pria itu berencana untuk mendatangi klub malam miliknya, biarlah Revan yang sibuk mencari Amora, ia tidak akan ikut campur lagi.
...****************...
semoga para penjaga tidak ada yg berkhianat
bagaimana busuk nya kake Arman