Tentang seseorang siswa laki-laki bernama Yunan, dia adalah pewaris dari Angkasa Grup. Namun, dia merasa diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, semenjak sang ayah menikah lagi. Ayahnya lebih berpihak kepada ibu tiri dan kakak tirinya, yang berambisi mengusai perusahaan. Sementara ibu kandungnya telah meninggal dunia saat dia masih kecil.
Yunan hidup urak-urakan, dia sering mengikuti balapan motor liar di jalanan, bahkan dia sering bermasalah di sekolah. Saat ini dia menjadi siswa kelas 3 SMA di sekolah milik ayahnya. Banyak gadis-gadis yang memuja ketampanannya, mereka menyebutnya pangeran sekolah.
Tidak ada guru yang berani menghukumnya, selain guru biologi, guru cantik itu sama sekali tidak segan kepada Yunan yang notabenenya anak dari pemilik sekolah. Sehingga Yunan sangat kesal kepada guru itu.
Namun bagaimana jika ada sebuah kejadian tak terduga yang membuat Yunan dan guru biologi itu tiba-tiba menjadi sepasang suami-istri? Dan mereka harus merahasiakannya dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harapan Novan
Pagi ini Novan baru pulang ke rumah, dia tidak boleh terlihat mabuk makanya dia tidur di kamar hotel semalam.
"Lihatlah Pa, kasihan Novan, dia sampai tertidur di sekolah semalaman, demi mengabdi ke SMA Angkasa. Novan pantas mendapatkan gelar kepala sekolah terbaik di kota ini." Bu Thesa memuji Novan dihadapan suaminya.
Pak Tomi menganggukkan kepala, dia setuju dengan ucapan istrinya. "Ayo makan Novan, kamu harus bertenaga untuk bekerja kembali."
"Iya, Pa." Novan segera duduk di kursi, bergabung dengan Bu Thesa dan Pak Tomi yang sedang sarapan pagi.
Novan nampak lesu sekali jika mengingat status Yunan dan Dara yang sudah menikah walaupun secara siri, jika dia bilang pada Pak Tomi kalau Yunan diam-diam sudah menikah, mungkin saja Pak Tomi akan semakin kecewa pada Yunan. Ini kesempatan dia untuk membuat citra Yunan semakin buruk dihadapan ayah tirinya itu.
Namun dia tidak bisa melakukannya, karena akan berimbas pada Dara. Dara bisa saja kehilangan pekerjaannya, bahkan namanya mungkin akan dibanned oleh semua perusahaan di negeri ini, karena Pak Tomi memiliki koneksi yang cukup banyak.
Novan tidak mungkin membiarkan Dara menderita.
"Apa kamu sudah berkunjung ke apartemen Yunan?" tanya Pak Tomi kepada istrinya.
Bu Thesa sangat kesal diberikan pertanyaan seperti ini, dia malas sekali bertemu dengan anak tirinya. "Aku sangat sibuk, Pa. Jadi belum sempat untuk..."
Pak Tomi terlihat marah sekali, "Padahal aku sudah menyuruh kamu untuk kesekian kalinya, aku ingin kamu cobalah memperhatikan Yunan. Coba lihat apa yang dibutuhkan Yunan di apartemennya."
Novan mengepalkan tangannya, dia tidak suka ibunya di bentak seperti itu. "Aku sudah berkunjung ke apartemen Yunan semalam, sebelum pergi ke sekolah. Yunan bilang tidak membutuhkan apa-apa. Tapi aku sudah memberikan dia uang, siapa tau dia membutuhkan sesuatu."
Pak Tomi menatap penuh takjub pada Novan, Novan memang selalu membuatnya bangga. "Pasti uang yang kamu berikan pada Yunan banyak sekali. Biar papa ganti uangnya."
"Gak usah, Pa. Bagaimanapun juga Yunan adalah adik aku, wajar jika seorang kakak memberikan uang untuk adiknya."
Pak Tomi merasa terharu mendengarnya.
"Aku ingin menjadi kakak yang baik untuk Yunan, karena itu aku yang akan mempersiapkan segalanya untuk acara pertunangan Yunan dan Mona." Novan ingin Mona dan Yunan segera bertunangan agar Dara dan Yunan secepatnya berpisah.
"Terimakasih Novan, jika seandainya papa sudah tidak ada, papa akan merasa tenang jika papa pergi, karena Yunan memiliki kakak yang baik seperti kamu." Pak Tomi memuji Novan dengan sepenuh hati.
Novan hanya tersenyum.
"Mungkin hari ini orangtuanya Angga, Niko, Doni, dan Ferdi akan datang ke sekolah. Mereka pasti tidak akan menerima perlakuan Yunan terhadap putra mereka. Haruskah aku mewakili Yunan untuk meminta maaf?" Padahal Novan tidak sudi melakukannya.
Pak Tomi menggelengkan kepala, "Jangan, papa gak pernah mengajarkan anak papa menjadi seorang pengecut. Jika Yunan memang bersalah, dia harus berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada mereka. Yunan akan papa sekolahkan ke Jepang, setelah dia dan Mona bertunangan. Tapi jika ternyata Yunan tidak bersalah, keempat anak itu akan papa keluarkan dari sekolah."
Novan nampak tidak setuju dengan kalimat terakhir yang Pak Tomi ucapkan. "Tapi Angga itu anaknya Pak Diki, pemilik perusahaan ATX."
"Tetap saja dia harus menerima konsekuensinya."
Novan pura-pura setuju, "Papa benar, kita tidak boleh membedakan derajat murid di SMA Angkasa." Walaupun dalam hatinya berharap Yunan terbukti bersalah.
Bu Thesa menunjukan sebuah paper bag berisi makanan diatas meja makan. "Novan, tolong kirim makanan ini untuk Yuri, Yuri bilang dia sangat suka sekali masakan mama. Dia pasti senang kalau yang mengirimkan makanannya itu adalah kamu."
Novan menghela nafas, sebenarnya dia malas bertemu dengan Yuri, tapi agar mamanya diam, dia mengangguk saja, biar makanan itu dia buang di tengah jalan. Novan sudah memutuskan untuk menjaga jarak dari Yuri.
Yang dia harapkan sekarang ini adalah Yunan dan Dara berpisah karena Yunan akan bertunangan dengan Mona, kemudian Yunan sekolah di Jepang karena terbukti bersalah pada ke empat siswa itu, tak lama kemudian Pak Tomi sakit keras, sehingga dialah yang akan menggantikan posisi ayah tirinya di Angkasa Grup, barulah dia akan menikahi Dara.
Novan harap apa yang dia harapkan bisa secepatnya terwujud.
