Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit??
Ke esokan hari nya, Meyra yang baru saja memberes kan kasur kini akan keluar dari kamar untuk menghampiri yang lain yang sudah ber siap
Saat akan mem buka pintu meyra di kaget kan dengan ada nya Pria, Itu Hans
"Kamu se mobil sama aku ya,"
Meyra memutar malas bola mata nya dengan Menggenggam kembali koper nya meyra ber niat pergi dan tak memeduli kan pria itu
Tapi tangan nya lagi lagi di tahan, meyra dengan sekuat tenaga meng hempas kan Cengkraman itu
"Jangan sentuh Gue Hans," sorot mata nya ter gambar kan ke bencian paling dalam
"Aku hanya mengajak mu pulang ber sama ku meyra," Lata Hans dengan nada memohon
"Nggak,"
"Kenapa,"
Meyra ter kekeh hambar, menunjuk tepat ke arah Hans, "Kenapa??? Lo yakin tanya kenapa,,, YAH karena gue benci lo Hans, gue Jijik tau nggak,"
Hans ter senyum getir yah seharus nya dia tak me nanya kan kalimat bodoh tadi yang jelas jelas ia tahu jawaban nya
"Kali ini mey," sorot mata Hans me nyirat kan kekhawatiran
"Sebaik nya lo ke rumah sakit Hans, Lo periksa telinga lo sana, Lo beneran Budeg,"
Hans menunduk dengan tangan ter kepal, mengingat ucapan Leo semalam membuat Hans cemas
"Lebih baik lo pergi dari hadapan gue Hans, Lo pulang aja sendiri, Gue nggak sudi se mobil bareng Lo," sarkas nya
Tak lama Leo datang dengan senyum mengembang di sudut bibir Pria itu, Dan tak lama pria itu menggenggam erat per gelangan Tangan meyra yang membuat gadis itu ter sentak
"Lepas," Tekan Hans
Leo me nyeringai, dengan mengangkat per gelangan tangan meyra
"Mey, lo mau balik bareng gua,"
Meyra ter henyak, sekarang ini juga dia berada dalam situasi men cengkam menurut nya
Tak lama Hans ikut menggenggam Per gelangan Tangan meyra, Kali ini gadis itu ber harap ada seseorang yang datang
"Meyra bareng gue, Lo nggak berhak Leo, Gua belum nikah sama dia, tapi Gua udah ber tunangan sama dia," Gigi Hans ber gemelatuk
"Kenapa hm, cemburu, Ayo lah Bro, Gua cuman Temanan sama Meyra, bukan begitu Mey," Leo melihat Meyra yang masih ter diam
Meyra tak tahu harus menjawab seperti apa, tapi akhir nya gadis itu mengangguk juga
"Mey, pulang bareng aku, akan bahaya kamu bareng dia," Hans menarik paksa tangan itu dan melepas kan Cengkraman Leo
Meyra tentu saja ter kejut, Gadis itu ber ada dalam kukungan Hans
"Aku tidak bisa mem biar kan kamu dengan pria lain Mey," ucap pelan Hans
Meyra kini menggebu gebu menahan amarah, dengan se kuat tenaga Gadis itu mendorong Hans yang membuat pria itu sedikut terhuyung, tapi Hans tak menyangka meyra melakukan itu
"LO NGOMONG GITU MAKIN BUAT GUE MUAK," Meyra ber kedip lambat mata nya kini ber kaca kaca
"Kalau bukan karna Kakak lo yang mengingin kan gue buat nerima Lo, Gue mana sudi bertunangan sama lo saat ini,"
"Ingat Hans, gue nerima ini karna gue TERPAKSA" Tekan gadis itu
Hans ter diam, dengan melihat ke arah mata meyra, lidah pria itu seketika kelu
"Lo nggak berhak ngatur gue, lo nggak berhak nge larang gue buat sama siapa pun, Karna lo nggak sepantas itu untuk gue Hans," meyra kini Ber balik dan merangkul lengan Leo
"Gue mau bareng lo yo," ucap Meyra pada akhir nya
Leo yang masih ter sentak akibat Kata kata Meyra, tapi tak di pungkiri, hati pria itu terasa senang sekarang
Dengan mengangguk kan kepala nya cepat, Leo mengambil koper Gadis itu dan ber jalan pergi meninggal kan Hans yang masih ter diam menatap ke dua nya
Leo ber balik, dengan senyuman miring nya, Mulut nya ter buka se akan me ngucap kan, 'Bener ucapan Gua'
Hans memejam kan mata nya, tak lama sakit di dada nya merambat, Hans mencengkram kuat dada nya dengan memukul mukul kecil
Rasa sakit yang ia derita masih ia tahan, tapi setiap kali melihat sorot mata meyra yang selalu menatap nya benci membuat sakit itu makin ber kali kali lipat
Dengan tangan gemetar, Hans ber simpuh, dengan menahan diri nya pada pagar pagar, "Akkkhhh" Meringis nya ter tahan
"Hans,"
Hans menatap seseorang yang datang menghampiri nya, Itu Vazan
"Sa-sakit, akh," keringat ber cucuran Di kening Pria itu
Vazan menatap nya dengan tatapan prihatin, jika di banding dengan yang lain Vazan lah yang mengetahui semua tentang Hans, bahkan sakit yang di derita Oleh Hans hanya Vazan yang tahu dengan satu gadis
"Lo jangan ter lalu memaksa kan diri Hans, Jika Dia selalu membuat lo derita seperti ini lebih baik lo lepasin Hans,"
"Nggak"
Vazan menghela nafas nya gusar, Dengan merogoh saku Celana nya, Vazan mengambil benda pipih nya dan menatap Hans yang masih merintih ke sakitan
Untung nya ia sudah menyuruh istri nya agar kembali lah duluan karna ia mempunyai firasat buruk dan benar saja, saudara nya kambuh lagi
Menelpon seseorang di sana, Itu dokter yang selalu menangani Hans jika pria itu sudah seperti ini
"Kayla?"
Vazan mengangguk kala Hans menyebut nama itu, Hans memejam kan mata nya, "tak perlu, Gua sudah banyak merepot kan dia,"
Hans ber usaha bangkit tapi nihil ia tak dapat menahan ke seimbangan tubuh nya
"Jangan keras Kepala Hans," kekang Vanza
Hans menggeleng, "tidak kali ini Gua masih bisa menahan nya," Sarkas Pria itu yang lagi lagi ber usaha bangkit dengan di bantu Vazan yang memegang Lengan pria itu
Vazan tak habis pikir dengan Hans, pria itu sangat mengkhawatir kan saudara nya yang satu ini
Tapi sifat keras kepala Hans dan sok kuat Pria itu yang mem buat Vazan sangat marah
"Lain kali, Jika lo seperti ini lagi, gue nggak bakalan segan buat mutusin Lo sama Dia,"
Hans lagi lagi menggeleng, "tidak, itu urusan ku, Gua nggak bisa ninggalin Meyra, gua harus segera nikahi Dia secepat nya,"
Vanza ter kejut, "lo yakin, gadis itu meminta waktu per nikahan selama sebulan dan inj bahkan belum menjalan seminggu aian ber dua ber tunangan,"
"Gua nggak peduli, jika tidak, akan ada yang merebut nya dari ku,"