Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap di rumah sakit
.
Dyah merasakan ada orang di sampingnya terkejut melihat majikannya dan Akbar sudah datang, dia merutuk dirinya kenapa bisa kembali tidur.
" Nyonya tuan maaf Dyah tak sadar kalau nyonya dan tuan datang" kata Dyah merapikan pakaiannya.
" Tidak apa Dyah kami mengerti padti kamu lelah menjaga mereka berdua" kata mami Atika melihat putra dan cucunya di brankar yang sama.
Dyah menanggukan kepalanya. " Nona ini makan untuk anda saya tahu sejak tadi perut anda terisi" kata Akbar meletakan kantong di atas meja.
Dyah merasa malu perkataan Akbar di dengar oleh majikannya. " Dyah makanlah " kata papi Ammar.
" Terima kasih tuan saya akan mengajak nona untuk makan juga" Dyah membangunkan Aquira karena nona kecilnya juga belum makan.
Nona ayo bangun makan dulu" kata Dyah mengusap rambut Aquira. " Bunda Ira ngantuk" mempererat pelukannya pada Azka.
Dyah tersenyum. " Jika nona tak mau makan nanti nona jatuh sakit lalu siapa yang akan menjaga papi nanti, kalau nona jatuh sakit bunda dan papi pasti sedih" kata Dyah menunduk kepalanya.
Aquira melihat Dyah bersedih karena tak ingin bundanya sedih akhirnya Aquira mau makan.
" Bunda jangan sedih Ira tak suka" kata Aquira memeluk Dyah. Mami Atika dan papi Ammar tersenyum melihat Dyah berhasil membujuk cucunya .
Dyah menggendong Aquira ke arah sofa dan memakan makanan yang di bawa oleh Akbar. Mami Atika dan papi Ammar melihat keadaan Azka.
Mami Atika memegang tangan putranya dan mencium keningnya. " Nak cepatlah sembuh" kata mami Atika.
" Nyonya, tuan sebaiknya pulang biar Dyah yang menjaga tuan muda malam ini, tuan dan nyonya baru saja pulang dari perjalanan jauh" kata Dyah. Membuat yang lainnya saling memandang, orangtua Azka saling tersenyum.
" Baiklah Akbar bisa mengantar kami pulang soalnya supir sudah pulang" kata mami Atika inilah kesempatannya agar putranya bisa berduaan dengan Dyah walau di rumah sakit.
Akbar menanggukan kepalanya larena dia juga harus kembali ke apartemennya karena besok harus ke perusahaan.
" Ira ayo ikut pulang bersama oma dan opa" kata mami Atika, Awuira hanya menggelengkan kepalanya dan memeluk Dyah.
" Memangnya Aquira tak ingin pulang? " Dyah. Aquira menitipnya dan menanggukan kepalanya.
" Ira ingin menemani papi tidur disini" Aquira memeluk Dyah dan bersabdar pada leher Dyah. Mereka saling melihat.
" Dyah tak apa kalau Ira disini nanti saya minta bibi mengantarkan pakaisn ganti untuk kalian" kata Mami Atika mengelus rambut cucunya.
Dyah mengucapkan terima kasih setelah menastikan cucunya baik-baik saja mereka pulang ke diaman masing-masing di antar oleh Akbar.
Setelah mengantar orangtua Azka ke kediaman Alexanders Akbar kembali ke apartementnya. Mami Atika dan papi Ammar memutuskan langsung masuk ke kamar karena merasa lelah.
Alexander Hospital.
Dokter melakukan pemeriksaan pada Azka dan mengecheck infus yang terpasang.
" Dokter bagaimana keadaan tuan muda? " Dyah, Aquira berada dalam gendongannya. Dokter Ryan tersenyum.
" Nona tenang saja demamnya sudah mulai turun besik pagi pasti sudah sadar, ingat berikan air hangat ketika baru bangun" kata dokter Ryan.
" Baik dokter, terimakasih dok" kata Dyah setelah dokter Ryan berpamitan pada Dyah.
Diluar ruang rawat Azka.
" Siapa gadis ini sangat mengkhawatirkan Azka dan Aquira sangat dekat pada dirinya bahkan memanggilnya bunda. Sebaiknya besok aku tanyakan daripada prasangka buruk" guman dokter Ryan.
Dokter Ryan menuju ruang pasien selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan.