Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 12 Kejutan
Pemilik Hati (12)
" Reza..."
" Mama..."
Daniel melihat ke arah perempuan yang di panggil Mama oleh Reza.
Ternyata bukan...
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Move on boleh. Tapi, jangan sama gebetan aku juga." Seru David duduk di samping Daniel yang sedang melihat kearah Syifa dari tadi.
Daniel menoleh pada David. " Gebetan kamu siapa?,"
" Yang kamu lihatin dari tadi," jawabnya sambil meminum minuman yang ia bawa.
" Reza?!," Daniel tertawa.
" Byurrr ..." David terkejut karena dia salah sangka.
" Aku dari tadi melihat anak itu." jawabnya kembali tertawa.
" Ck. Aku kira kamu melihat Syifa." David merasa malu tapi tetap menjaga image.
" Syifa itu yang menemani Reza dan Celin disana?," tanya Daniel .
" Hmm."
" Dia ibu kandungnya Reza?,"
" Bukan. Syifa sahabat ibunya Reza. Tapi, karena dari kecil Reza tinggal dengan Syifa juga, ia memanggilnya dengan panggilan Mama."
Jangan tanya darimana David tahu. Tentu dari Rangga sang asisten yang mencari informasi tentang Syifa juga orang-orang di sekitar Syifa. Walaupun tidak detail.
" Jadi, Syifa belum menikah?,"
" Sudah pernah."
" Janda?,"
" Tidak perlu di perjelas." Kesal David.
Sebenarnya janda atau gadis tidak masalah bagi David. Karena Cinta itu masalah hati.
Daniel hanya terkekeh.
" Kalau begitu,apa kamu tahu siapa ibu kandungnya Reza?," Daniel bertanya serius.
" Kalau tidak salah namanya Alya."
Deg
" Alya Az-Zahra?," Daniel memastikan. Dia berharap Alya yang di maksud adalah istrinya yang ia cari selama ini.
" Kamu kenal dia?,"
" Kamu punya fotonya?,"
" Sepertinya ada di map di kantor. Memangnya kenapa?," David jadi penasaran.
" Istriku namanya Alya Az-Zahra. Saat aku melihat mata Reza, aku teringat Alya. Apa mungkin Reza anakku, Dav?," tanya Daniel.
Ada persamaan berbeda saat melihat Reza. Mungkin itu yang dinamakan ikatan batin ayah dan anaknya.
" Usianya tujuh tahun." David menambahkan informasi tentang Reza.
" Aku rasa dia anakku. Dia mirip dengan Alya, versi laki-laki." mata Daniel berkaca-kaca.
David melihat ke arah Reza. " Dia memang mirip ibunya." jawab David yang memang tahu Alya dari fotonya.
" Coba kamu buka website sekolah cabang baru di luar pulau. Dia mengajar disana." David baru ingat kalau Alya mengajar disana.
" Benarkah? Jadi Reza disini tidak dengan ibunya?,"
" Dia datang dengan Syifa."
Daniel mengangguk.
Ia segera membuka informasi pengajar dan ternyata benar. Alya ibu kandung Reza adalah istrinya. Yanga artinya Reza adalah anaknya.
" Dia benar Alya istriku, Dav." lirih Daniel.
Matanya mulai berembun saat melihat foto Alya. Dia tidak punya satupun foto sang istri karena kedua orang tuanya membuang semua yang berhubungan dengan Alya termasuk foto.
Tangan Daniel meraba ponsel yang menunjukkan foto Alya.
" Seminggu lagi, dia akan kembali ke kota ini. Kembali mengajar di tempat aku di tempatkan jadi kepala sekolah sementara."
" Benarkah?,"
" Aku ingin segera bertemu dengannya."
" Daniel ..."
Daniel diam. Ia tahu siapa yang memanggilnya. Tanpa menoleh, ia segera bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.
Sepasang suami istri yang tidak lain adalah kedua orang Daniel, tidak berani mengejar. Mereka tahu Daniel masih kecewa pada mereka.
" Om dan Tante yang sabar, ya. Daniel masih butuh waktu. Apa yang terjadi tidak mudah baginya." David berdiri menghampiri orang tua Daniel.
Keduanya hanya mengangguk pasrah. Ini terjadi karena kesalahan mereka sendiri.
Namun, setidaknya keduanya bisa melihat Daniel walau dari kejauhan. Karena Daniel memang tak pernah ingin bertemu mereka.
...******...
Hari-hari berlalu. David masih memantau dan menyusun rencana agar wajah asli dari Andra bisa di ketahui Syifa tanpa David harus terlibat langsung.
Ia pun masih mengumpulkan bukti seb3jat apa calon suami dari Syifa itu.
" Syifa, kamu sahabatnya Alya kan?," tanya David basa-basi. Ia tidak boleh menunjukkan bahwa ia tahu segalanya tentang Syifa.
" Iya, Pak. Ada apa ya?,"
" Tolong bilang kalau nanti ada supir yang di kirim Yayasan untuk menjemput di bandara saat ia pulang." jelas David.
Syifa mengerutkan keningnya. Ia tidak tahu menahu tentang adanya supir ini.
" Itu salah satu gebrakan baru saya. Dimana akan ada supir pribadi yang untuk keperluan sekolah. Termasuk mengantar jemput guru dan staf pengajar," jelas David begitu lancar..
Padahal itu hanya akal-akalan David saja. Tapi, jika kedepannya memang adanya supir ini sangat di butuhkan, ia akan menambah jumlahnya. Dalam artian, ia akan benar-benar merealisasikan ide dadakannya ini.
Awalnya keberadaan supir ini tidak terlalu di prioritaskan apalagi para pengajar kebanyakan tinggal di rumah yang di sediakan yayasan yang letaknya dekat dengan sekolah. Juga, banyak dari mereka yang memiliki kendaraan pribadi.
" Bantu saya kirim kontak supirnya." jelas David sambil berlalu ke ruangannya.
" Oh. Baiklah pak, kalau begitu."
Syifa langsung mengirim pesan pada Alya saat ia sudah mendapatkan nomor kontak supir yang akan di tugaskan untuk menjemput Alya dari David.
Sementara David menghubungi seseorang.
📱" Aku sudah melakukan tugasku. Sisanya kamu lakukan sendiri.Dan ingat untuk membantuku nanti," ucapnya di telpon.
...******...
" Rangga, kamu sudah melakukan rencana kamu itu?," tanya David saat ia selesai dengan berkas-berkas di atas mejanya.
" Sudah. Kamu terima beres saja." Ucap Rangga yakin dengan keberhasilan rencananya.
" Bagaimana dengan laki-laki itu?,"
Rangga yang paham siapa yang dimaksud pun langsung menjawabnya. " Masih dengan tabitnya. Keluar masuk hotel samaunya."
Tak perlu di jelaskan apa tujuan Andra kesana.
" Kalau tidak ada yang mau di katakan lagi, aku kembali ke ruanganku." Rangga keluar dari ruangan David.
Ia melirik Rani yang menatap tajam padanya.
" Jangan lupa, aku bisa saja meminta David memdcatmu sekarang juga," ancam Rangga sambil melewati sekretaris David yang tidak lagi bisa leluasa masuk ke ruangan David jika tidak ada Rangga.
Semenjak Siska ketahuan menggoda David, Ia di larang masuk ke ruangan David seorang diri.
Jika bukan karena ia yang sudah lama bekerja sejak ayah David menjabat jadi CEO, dan kinerjanya yang bagus, David sudah pasti memecatnya.
Namun, David memberinya satu kesempatan yang mana harus bisa di manfaatkan dengan baik oleh Siska karena bisa membuatnya kehilangan pekerjaan juga di blacklist dari perusahaan-perusahaan besar yang menjalin kerjasama dengan perusahaan yang di pegang David.
Siska hanya bisa mengepalkan tangannya. Ia masih membutuhkan pekerjaan disana dengan gaji yang lumayan besar. Karena itu ia memilih diam dan memanfaatkan kesempatan yang di berikan.
...******...
" Bu Alya?," tanya seorang pria paruh baya berkacamata mendekati perempuan berhijab yang kini ada di hadapannya.
" Iya. Bapak supir yang di kirim Yayasan untuk menjemput ku?," tanya Alya memastikan.
" Iya, saya Rudi, Bu." sang supir memperkenalkan diri.
" Maaf mendadak menginformasikan kalau saya pulang lebih awal." Ucap Alya saat Rudi memasukkan kopernya ke bagasi.
" Tidak apa-apa, Bu. Mungkin ibu ingin memberi kejutan? " tebak Rudi.
" Bapak benar. Aku ingin memberi anak dan sahabatku kejutan." jawabnya sambil masuk ke dalam mobil.
Mobil mulai membelah jalanan yang tampak sepi karena menjelang malam.
" Bu Alya sudah punya anak? Berarti sudah menikah?,"
" Iya. Tapi, saya juga bingung dengan status saya. Di sebut janda tapi belum pernah bercerai," jawabnya tiba-tiba. "Maaf, Pak. Malah curhat."
Alya yang tersadar sudah keceplosan berbicara tentang dirinya akhirnya memilih diam.
" Tidak apa-apa,Bu."
" Ini silahkan di minum dulu sepertinya ibu haus." Rudi menyerahkan sebotol air mineral yang langsung ia buka agar Alya bisa langsung meminumnya.
Alya langsung mengambilnya karena ia memang kehausan.
Maafkan aku, sayang. Kamu yang justru akan mendapatkan kejutan dariku. Batin Rudi sambil melihat perempuan yang ada di kursi penumpang dari kaca spion.
TBC
👍❤❤❤
favorit
👍❤