Dania terpaksa menggantikan posisi kakak tirinya, Adelia sebagai seorang mempelai wanita dari seorang lelaki yang bernama Daniel Dirgantara.
Tanpa sepengetahuan Dania, ternyata Daniel memiliki kelainan mental. Ia mengalami Intermittent Explosive Disorder, di mana ia tidak bisa mengontrol kemarahannya. Ia bisa membanting dan menghancurkan apa saja, bahkan ia bisa melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Hal itu pula lah yang membuat Adelia memilih kabur dan meninggalkan Daniel, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.
Bagaimana nasib Dania yang akhirnya berada di bawah kungkungan Daniel?
#Cerita ini hanya lah fiktif belaka, jika ada yang tidak masuk akal, mohon sekiranya dimaklumi. ❤❤❤
💗Terima kasih 💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mode On
"Dania," panggil Daniel karena gadis itu tidak juga menjawab permintaan maafnya.
Dania mengangguk pelan, tetapi bibirnya masih tertutup rapat. Kemarahan Daniel yang tidak bisa dikendalikan, membuat Dania benar-benar syok.
Perlahan Daniel mengangkat tubuh Dania yang masih bergetar. Lelaki itu bahkan bisa merasakan getarannya. Ia membawa Dania ke tempat tidur kemudian membaringkannya di sana.
"Beristirahatlah," ucap Daniel sambil mengelus lembut puncak kepala Dania. Selain itu, Daniel juga menarik selimut kemudian menyelimuti tubuh Dania yang hanya tertutup kimono mandi.
Tadinya Daniel ingin beranjak meninggalkan Dania untuk mengambil piyama tidurnya. Karena pada saat itu tubuh Daniel masih polos dan hanya tertutup handuk kecil di bagian area terlarangnya.
Namun, karena tidak tega melihat Dania yang masih syok. Lelaki itu pun memutuskan untuk mengurungkan niatnya dan kembali menghampiri Dania. Ia memutuskan untuk ikut berbaring di samping Dania dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
Ketakutan Dania yang begitu besar kini terasa berkurang saat Daniel memperlakukan dirinya dengan lembut. Pelukan hangat dari lelaki itu membuat Dania merasa nyaman. Tidak hanya itu, aroma sabun mandi yang masih tercium dari tubuh Daniel, membuat Dania seakan candu untuk terus mengendusnya.
Beberapa saat kemudian.
Akhirnya Dania tertidur dengan lelapnya di dalam pelukan Daniel. Sementara Daniel tidak bisa tidur karena ada sesuatu hal yang membuat matanya terus melotot. Berpelukan bersama Dania dalam posisi sadar seperti sekarang, membuat Junior Daniel bangkit.
Daniel sendiri tidak mengerti bagaimana bisa si Junior tiba-tiba saja 'ON' padahal gadis itu tidak melakukan apa-apa. Namun, bulatan kenyal milik gadis itu menempel sempurna di perut Daniel.
"Kenapa benda itu bangkit di saat situasi dan kondisi tidak mendukung seperti ini? Apa mungkin aku mulai memiliki perasaan pada gadis aneh ini?" Daniel tertawa sinis sambil menggelengkan kepalanya. Ia tidak percaya bahwa gadis itu bisa membuatnya jatuh cinta.
"Ah, tidak mungkin! Aku adalah tipikal laki-laki yang sulit untuk jatuh cinta. Buktinya, selama ini begitu banyak wanita-wanita cantik yang mencoba mendekatiku. Namun, tak satupun di antara mereka berhasil membuat aku jatuh cinta, selain Adelia," tuturnya lagi.
Daniel yang sudah tidak bisa menahan rasa gejolak yang ia rasakan, perlahan melepaskan pelukannya dari tubuh Dania. "Aku bukan seorang pengecut yang akan menyentuh wanita tanpa persetujuannya. Ya, walaupun aku tahu bahwa dia adalah istriku sendiri."
Keesokan harinya.
Wajah Daniel tampak kusut karena sejak tadi malam ia harus menahan hasratnya terhadap gadis itu. Sementara Dania sendiri, memulai paginya dengan wajah semringah. Ketakutan yang ia rasakan tadi malam, kini sudah mulai agak mendingan.
"Selamat pagi, Tuan," sapa Dania sambil tersenyum manis.
"Pagi," jawab Daniel sembari merapikan kemeja yang kini melekat di tubuhnya.
Seperti biasa, setelah selesai bersiap, pasangan itu pun bergegas menuju ruang makan untuk menikmati sarapan pagi mereka.
Setelah mendapatkan amukan dari Daniel tadi malam, kini nyali Dania benar-benar menciut. Gadis itu juga sudah berjanji dengan dirinya sendiri tidak akan melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.
Sarapan pagi yang begitu hening. Baik Dania maupun Daniel tidak ada yang ingin membuka percakapan, bahkan hingga acara sarapan pagi mereka pun selesai.
"Hari ini aku yang akan mengantarkanmu ke yayasan milik Erick dan kamu tidak boleh menolak," ucap Daniel tiba-tiba di saat mereka melangkah menuju halaman depan, setelah selesai sarapan.
"Hah?" Dania kaget bukan kepalang mendengar ucapan Daniel saat itu. Namun, bukannya sedih atau kesal, Dania malah sangat senang. Itu artinya ia tidak perlu lagi menyusahkan Erick.
"Kenapa? Kamu tidak setuju?" Daniel melirik Dania yang kini melangkah di sampingnya dengan wajah masam.
"Bukan! Bukan seperti itu, Tuan. Malah sebaliknya, aku sangat senang. Tapi, apakah aku tidak merepotkanmu?" tanya Dania balik.
"Lebih baik kamu merepotkan diriku dari pada merepotkan laki-laki lain," jawabnya dengan wajah datar.
Dania pun tersenyum. Ia sangat senang mendengarnya.
Setibanya di halaman depan, ternyata Roy sudah menunggu di sana. Lelaki itu tersenyum hangat sembari mengangguk hormat ketika Daniel dan Dania menghampirinya.
"Selamat pagi, Tuan."
"Selamat pagi," jawab Daniel sembari masuk ke dalam mobil dan segera di susul oleh Dania.
Setelah pasangan itu duduk tenang di dalam mobil, Roy pun segera melajukan mobilnya. Tujuan pertama mereka adalah yayasan milik Erick, di mana Dania yang menjadi penujuk arah.
"Roy, aku ingin punya motor sport seperti milik Erick. Ehm, tidak! Maksudku yang lebih bagus serta lebih mahal dari milik Erick tentunya," tutur Daniel tiba-tiba.
Dania dan Roy terperanjat mendengar penuturan lelaki itu. Terlebih Roy, ia bingung mau apa lelaki itu dengan motor sport tersebut. Setahu Roy, lelaki itu bahkan tidak pernah menyentuh apa lagi menaiki benda tersebut.
"Ehm, sebenarnya untuk apa benda itu, Tuan?" tanya Roy dengan sangat hati-hati, takut lelaki pemarah itu tersinggung dan kembali menunjukkan tanduknya.
"Aku ingin belajar naik motor, agar aku tidak terlihat lebih cemen dari Erick," jawabnya tanpa menoleh sedikitpun kepada Dania.
Dania terkekeh pelan, tetapi Daniel tidak menyadarinya. Begitu pula Roy, lelaki itu pun ikut mengulum senyum setelah mendengar alasan Daniel.
"Baik, Tuan."
...***...
"suamiku"
dania munafik kalau kau sadar punya suami apa pantas kau pergi dengan lelaki lain, berinteraksi kayak sepasang kekasih lagi kencan
dania munafik kalau kau benarkan kelakuan menjijikan mu dengan erick berarti suami juga boleh dong punya teman wanita lain dan berinteraksi sepertimu
untuk para author, belajar lagi mana benar mana salah, buka pikiran mu apakah seorang istri bebas berteman dan pergi berduaan dengan lelaki lain kayak sepanjang kekasih itu itu kalian anggap sesuatu yang benar, klo kalian benarkan perbuatan dania berarti boleh donk suami kalian punya teman wanita dan pergi berduaan dengan wanita lain
walau uji hanya novel tapi pakai juga pikiran dan hatimu biar bisa membedakan mana salah mana benar
Aku pasti,Sam punya yg lain diluar sana selain Adelia...👏👏👏