Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16.
Christopher meninggalkan Mansion Chloe, dengan berbagai perasaan yang berkecamuk.
Ia bingung dengan Ibu gadis yang menolong dirinya, tidak mirip dengan yang ia ingat saat masih remaja.
Drrrt!
Ponsel Christopher bergetar, dengan setengah malas ia meraih ponselnya, dan langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Halo!" sahutnya.
"Bagaimana? apakah kau puas? akhirnya menikahi gadis yang cantik dan muda? dari kemarin kau tidak menelepon Mama, untuk mengucapkan terimakasih!" terdengar suara seorang wanita dari dalam ponsel Christopher.
"Ma, kau asal memilih seorang gadis untukku, aku sudah katakan... aku memiliki seorang gadis yang ku sukai!" jawab Christopher datar.
"Bukankah dia gadis....!"
"Sudahlah Ma, aku sudah menemukan gadis yang ku cari, aku akan menceraikan gadis pilihan Mama itu, dan menikahi gadis yang ku cari selama ini!" kata Christopher dengan nada malas untuk menjawab Ibunya.
"Eh! apa Mama salah... bukankah dia...!"
"Sudahlah Ma, aku lagi capek!"
Tut!
Christopher menutup ponselnya, lalu memasukkan benda pipih itu ke saku jasnya.
Christopher sedang tidak ingin berdebat dengan Ibunya, yang telah menjodohkan dirinya dengan Stefanie Chloe.
Ia tidak menyangka saat tadi melihat kalung, yang di pegang Jennie, ia mulai merenung akan ikatan Jennie dengan Stefanie.
Christopher akhirnya mengerti maksud Ibunya, menjodohkan dirinya dengan putri keluarga Chloe, ternyata gadis yang menolongnya saat remaja.
Dan, menurut Christopher kalau Ibunya salah orang, bukan Stefanie, melainkan seharusnya Jennie.
Tapi entah kenapa, perasaan Christopher tidak puas, dengan pribadi Jennie yang kasar.
Sepertinya sosok gadis kecil penolongnya, bukan lah Jennie, tapi kalung yang di berikannya ada pada wanita itu.
"Paul, mungkin ada yang terlewat dengan penyelidikan mu selama ini, kenapa begitu lama untuk menemukan gadis itu, yang ternyata dia telah berada di kota ini juga, kau selidiki lagi dengan baik, mulai dari kampung tempat tinggalnya!" ujar Christopher setelah merenung, dan memikirkan tentang keberadaan Jennie saat ini.
"Baik, Tuan!" angguk Paul patuh.
Christopher tidak kembali ke kantor, ia menyuruh Paul untuk membawanya pulang ke Mansion, dan memerintahkan Paul untuk kembali penyelidikan ulang, tentang keberadaan gadis penolongnya yang terlewat.
Sesampai di Mansion, Christopher masuk ke ruang kerjanya, dan langsung menuju lemari besinya.
Ia membuka lemari tersebut, dan mengeluarkan sesuatu dari dalamnya, sebuah gelang buatan tangan, terbuat dari manik-manik biasa, dengan desain biasa saja, tapi bagi Christopher itu barang yang sangat berharga.
Christopher meraih gelang tersebut, dan memegang nya dalam genggamannya, ia akan menunjukkan gelang tersebut pada gadis penolongnya, untuk mengenang momen mereka sewaktu kecil dulu.
Bibir Christopher perlahan menyunggingkan senyuman senangnya, tapi perlahan senyuman itu meredup.
Perasaannya kembali antara ragu dan bingung, merasa tidak puas dengan pribadi gadis penolongnya.
Christopher mengembalikan gelang tersebut ke dalam lemari besinya, dan sebentar ia mengelus gelang itu sebelum menutup lemari tersebut.
Pada gelang itu tertulis nama gadis penolongnya, walau tidak begitu jelas, tapi Christopher dapat dengan jelas membacanya.
Nie.
Nama panggilan, yang biasa di panggil Ibu gadis penolongnya, pada gadis kecil itu.
Dan ia ingat, pada kalung yang ia beri pada gadis penolongnya, tertera juga namanya.
Pier.
Gadis kecilnya, memanggilnya dengan panggilan Pier, karena saat kecil, gadis kecil itu tidak bisa menyebutkan namanya dengan benar.
Jadi, gadis kecil itu hanya bisa memanggil nama, bagian dari ujung akhir namanya saja, Pher menjadi Pier.
"Apakah ia masih ingat dengan panggilan nama, yang biasa ia panggil saat aku remaja?" gumam Christopher sembari melamun.
Tok! tok!
Terdengar suara ketukan pada pintu ruang kerjanya, lalu perlahan pintu terbuka, dan masuklah kepala Pelayan Mansion.
"Tuan, Leta melapor pada saya, Nyonya kecil belum pulang dari semalam sampai sekarang!" sahut Kepala Pelayan.
Christopher terdiam mendengar laporan Kepala Pelayan nya tersebut, ia merasa tidak nyaman mengetahui pengantin pengganti nya ternyata tidak kembali, setelah di usir Jennie dari rumah Ayah mertuanya.
"Baik, pergilah!" jawab Christopher datar.
Christopher duduk di kursi meja kerjanya, ia mengepalkan tangannya, memikirkan Stefanie yang tidak memikirkan statusnya, walau hanya sebagai pengganti pengantinnya.
Ia merasa kesal akan sikap Stefanie, yang sepertinya masa bodoh dengan statusnya, sebagai istri Christopher Howard, yang selama ini diimpikan banyak wanita.
Bersambung.....