Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 13
Sheina benar-benar mengusir Bara, tidak mau menjelaskan apa pun pada Bara meski laki-laki itu melibatkan Davin. Sheina bahkan mengancam akan menghubungi Devan kalau Bara terus mengganggunya di jam kerja.
Bara akhirnya kembali ke kantor dan menunggu waktu pulang untuk kembali menemui Sheina. Saat perjalanan ke kantor tanpa sengaja ia bertemu Keyla dan Gabriel yang sedang menyebrang di lampu merah. Tepat di depan mobil Bara.
Tentu saja Bara sangat syok melihat wajah Gabriel yang sangat mirip dengannya waktu kecil. Akan tetapi, saat melihat Keyla, ia jadi ragu karena ia tidak pernah mengenal Keyla.
Bara menepikan mobilnya, lalu mengejar Keyla yang masih menunggu taksi.
"Maaf, permisi." Bara berusaha menetralkan napasnya yang tersengal-sengal.
Keyla melihat wajah Bara dan langsung menyembunyikan wajah Gabriel yang ada dalam gendongannya.
"Ya, ada apa?" tanya Keyla dengan tenang, ia sudah sangat pandai berakting. Apalagi, sekarang ia mendapat tawaran main film yang mengharuskannya mengasah kemampuan itu. Meski ia hanya menjadi figuran.
"Apa saya boleh lihat wajah anaknya, tadi sekilas saya kayak kenal," jawab Bara dengan ekspresi memohon.
"Maaf ini anak saya. Kami sedang liburan di sini, tidak mungkin Anda kenal saya atau anak saya," balas Keyla dengan tegas.
"Maaf hanya lihat sebentar," mohon Bara.
"Maaf ya Mas, saya bisa lapor polisi loh. Jangan-jangan Mas mau berbuat jahat, orang bilang Jakarta itu lebih kejam dari ibu tiri."
"Saya cuma mau pastikan ...."
"Pastikan apa? Itu mobil Mas bukan, menghalangi jalan tuh, awas nanti kena razia satpol pp."
"Mas pindahin mobilnya, kalau ngobrol jangan di jalan," teriak seseorang.
Bara langsung kembali ke mobil, dan Keyla langsung kabur naik taksi yang kebetulan lewat.
"Huft, selamat." Keyla mengelus dadanya. "Untung aja nggak ketahuan. Gila sih, muka Bara mirip banget sama Gabriel."
Bara yang kehilangan jejak Keyla semakin dibuat pusing. Ia meminta Gery untuk bergerak cepat menyelidiki Sheina. Bisa-bisa dia gila karena menunggu kepastian.
*
*
Malam harinya, Gery menemui Bara. Ia menyerahkan hasil penyelidikan anak buahnya.
"Jadi, anaknya Sheina itu anak kamu?" tanya Gery saat Bara memeriksa cetakan foto yang diberikan Gery barusan.
"Ini Gabriel? Jadi, Gabriel anak aku? Aku sama Sheina punya anak?" Bara terkejut sekaligus bahagia memandangi foto-foto Gabriel yang sangat mirip dengannya.
"Bara, jawab dulu. Kamu pernah nikah siri sama Sheina?" tanya Gery dengan suara lebih tinggi.
"Aku pernah maksa dia buat ngelakuin itu sama aku," jawab Bara sambil menatap mata Gery.
"Maksudnya kamu perko*sa dia gitu?"
Bara mengangguk. "Cuma sekali aku ngelakuinnya. Aku nggak nyangka kalau dia hamil dan ...."
"Sheina pasti benci banget sama kamu, Bar."
"Aku nggak tau kalau akibatnya sefatal ini Ger."
"Ngebesarin anak sendirian, diusir orang tua, Sheina sangat menderita karena ulah kamu."
Bara menunduk, apa yang dikatakan Gery memang ada benarnya. Semua ini salahnya.
Bara berdiri hendak pergi dari kafe, tapi Gery mencegahnya.
"Kamu mau ke mana? Mau ketemu Sheina malam-malam begini, buat keributan dan buat dia malu? Bar, kesalahan kamu itu sangat fatal. Minta maaf aja nggak akan cukup buat ganti semuanya."
"Aku harus gimana, Ger? Aku punya anak, dan aku nggak mau biarin mereka menderita gitu, aku akan nikahin Sheina."
"Sheina bilang ke Gabriel kalau kamu kerja jauh. Lebih baik, kamu ambil hati Gabriel dulu, lama-lama Sheina akan lihat ketulusan kamu."
Gery menepuk pundak Bara untuk memberikan semangat.
Keesokan harinya, Bara menemui Gabriel dan Sheina di rumah mereka. Dengan membawa banyak mainan anak cowok, Bara memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
"Biel, tolong bukain pintu, Mommy masih masak takut gosong," teriak Sheina yang mendengar suara ketukan pintu.
"Iya, Mommy."
Gabriel menurut dan membuka pintu.
Bara yang melihat Gabriel membuka pintu langsung berjongkok dan menatap putranya.
"Gabriel, apa kabar?" tanya Bara sembari menyentuh wajah putranya.
🥀🥀🥀
Terima kasih untuk komen komennya yang positif. Buat yang nggak suka, tolong jangan dibaca ya, dan jangan membuat komentar yang menyakiti hatiku (Hatiku yang selembut kapas)
Jangan lupa ritualnya 😘😘😘 Insya Allah 1 bab lagi meluncur 😘😘😘😘