NovelToon NovelToon
Kasihku Yang Takkan Hilang

Kasihku Yang Takkan Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:699
Nilai: 5
Nama Author: M. Novri Al-zanni

Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Awal Kembali

Tapi untuk memastikannya lagi dia adalah Miller yang mengulang masa lalu atau bukan, aku bertanya kepadanya. Walaupun aku sudah yakin dia adalah Miller yang asli, Miller yang tidak mengulang masa lalu.

"Kau benar-benar tidak tahu tujuan baru kita?" Ucapku yang sambil memastikannya lagi.

"Tujuan baru kita? Ya tentu saja seperti yang kau bilang sebelumnya, kita akan menguasai sekolah ini" ucap Miller dengan wajahnya yang bersemangat dan dia tidak terlihat seperti menyembunyikan apapun dariku, yang artinya dia adalah Miller yang tidak mengulang masa lalu.

"Aku memiliki tujuan yang baru Miller, apa kau akan mengikutiku?" Ucapku kepadanya dengan serius, aku akan langsung mengatakan intinya saja kepadanya, karena aku ingin merubah segalanya secepat mungkin.

"Kemanapun kau pergi aku akan selalu berada di sisimu, kau tidak perlu khawatir" ucapnya dengan tersenyum sambil merangkul ku.

"Bagus, aku memiliki rencana untuk menciptakan sekolah ini menjadi sekolah yang seharusnya, kau mengerti maksudku bukan?" Ucapku kepadanya yang membuatnya ia berpikir.

"Sekolah yang seharusnya? Apa maksudmu, kau ingin mengubah sekolah yang hampir hancur ini menjadi sekolah yang berisi murid-murid baik dan teladan?" Ucap Miller yang langsung cepat tanggap mengerti apa yang baru saja aku katakan.

"Benar, bagaimana menurutmu?" Ucapku dengan membuatnya yakin dengan rencanaku.

Miller tampak kebingungan tapi, ia segera menjawab perkataanku, "Baiklah kalau begitu, seperti yang kau inginkan. Aku akan selalu membantumu, jadi ... Aku tidak boleh bolos kelas lagi nih?" Ucapnya sambil cengengesan dan menggaruk-garuk kepalanya.

"Tentu saja, kita akan menjadi murid teladan bersama-sama hingga akhir pun, kita akan menjadi orang baik" ucapku yang dengan senang hati menyambut Miller bergabung ke dunia yang terbalik 180 derajat dari dunia yang dilaluinya sebelumnya.

Aku sangat beruntung sekali bisa memiliki teman sepertinya dalam hidupku. Miller benar-benar bisa ku andalkan, dia sangat penurut dengan semua hal yang ku inginkan. Miller sama sekali tidak pernah menentang perintah dan apa yang ku inginkan.

Tapi karena hal ini juga, Miller sering di ledek oleh banyak orang dan bahkan diberikan julukan yang menyebalkan baginya. Yaitu, "Anjingnya Demand", tapi terkadang ia tidak peduli jika harus dipanggil seperti itu. Karena yang dia pikirkan adalah untuk selalu berada disini ku sebagai pendukung.

Aku sangat berterimakasih kepada semua Miller yang pernah ku temui di seluruh kehidupanku. Aku benar-benar beruntung bisa memiliki teman sepertinya. Karena Miller sudah tahu rencana apanya harus kita lakukan ke depannya, kami pergi ke kantin sebentar untuk makan lalu kembali ke kelas.

Miller terlihat linglung begitu memasuki lorong-lorong sekolah. Dia benar-benar terlihat seperti sudah lama sekali tidak masuk jam pelajaran hingga membuatnya bingung seperti itu. Tapi tenang saja Miller, semua hal yang menyenangkan akan segera terjadi.

Jam pelajaran kembali di mulai, dan saat ini Miller sedang duduk di sampingku. Dia terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi di kelasnya, karena ia tidak lagi melihat ada murid yang memberontak di kelas saat jam pelajaran berlangsung. Miller benar-benar keheranan melihatnya.

"Pssst ... Demand apa kau telah melakukan sesuatu di kelas ini?" Bisik Miller dengan suara kecil.

"Benar, karena aku adalah pentolan kelas ini, jadi kelas ini sangat mudah untuk ku rubah. Jangan mengobrol lagi, perhatikan guru yang sedang mengajar" ucapku dengan berbisik-bisik pelan kepada Miller.

Aku, Miller, dan seluruh murid yang ada di kelas memperhatikan guru yang sedang mengajar dengan amat serius. Suasana menjadi sangat hening karena sudah tidak ada lagi murid yang mengacau. Wajah-wajah mereka terlihat sangat kacau saat mencoba untuk memahami materi yang di ajarkan.

Mungkin itu karena mereka sudah terlalu lama tidak belajar, jadi mereka terlihat seperti itu. Entah kenapa rasanya kepala mereka akan meledak sebentar lagi. Ku harap mereka akan segera terbiasa dengan situasi seperti ini, dan perlahan-lahan mereka menjadi murid yang dapat diandalkan.

Kami terus belajar hingga akhirnya waktu pulang sekolah telah tiba. Seluruh murid kecapean dan kepalanya menjadi panas karena baru kali ini mereka belajar dengan serius.

Kembali ke topik utama, untuk menjalani rencana ini, aku membutuhkan satu orang lagi di kelas ini. Ya, benar ... Orangnya sedang tertidur pulas di meja, dasar Roy sepertinya dia tidak memperhatikan materi saat jam pelajaran berlangsung.

Aku dan Miller pergi menghampiri Roy yang sedang tertidur pulas di saat kelas sudah sepi dan hanya tersisa kami bertiga. Lalu kemudian kami berbicara kepadanya begitu ia bangun.

"Hei Roy ... Apakah aku boleh berbicara sesuatu padamu?" Ucapku dengan sopan dan ramah.

"Apa lagi! Apa lagi yang kau rencanakan? Kau ingin aku berbuat apa!" Ucapnya sambil membentak ku.

Aku tidak menyangka kalau Roy akan merespon seperti ini, padahal hal ini tidak terjadi di kehidupanku sebelumnya. Ya, sesuatu hal bisa saja terjadi hanya karena tindakan yang berbeda. Aku bisa memahaminya sekarang, tapi dari yang ku tahu Roy, akan memihak kami nanti.

"Roy dengarkan aku ..." Ucapku sambil memegang pundaknya agar membuatnya lebih tenang dan mau mendengarkanku.

Plak, dia menepak tanganku, "Jangan sentuh aku! Kau benar-benar sangat menyebalkan!" Ucap Roy yang kemudian ia bangkit dari bangku dan segera pergi meninggalkan kami.

Ini aneh sekali bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Sebenarnya karena apa Roy jadi seperti ini?. Padahal di kehidupan sebelumnya, Roy terlihat sangat tenang dan tidak emosional seperti saat ini. Tapi jika aku melihat Roy yang ada di kehidupan pertamaku, ia terlihat sangat tidak suka padaku seperti saat ini.

Di kehidupan ini aku benar-benar merasa seperti memang mengulang waktu yang sebenarnya. Dimana Miller tidak mengulang waktu bersamaku, dan juga Roy yang sikapnya sama seperti di kehidupanku yang pertama. Untuk hari ini cukup sampai sini saja, akan tidak baik jika aku terus memaksanya berbicara padaku.

Terlebih lagi tatapannya terlihat begitu membenciku, berbeda dari yang sebelumnya. Meskipun begitu di masa depan nanti, Roy akan bergabung denganku setelah aku mengalahkan gengjya Bryan. Ya, aku harus bersabar dan jangan terlalu terburu-buru untuk mengambil tindakan.

Bisa-bisa kalau aku terlalu terburu-buru untuk mengambil langkah, maka semuanya akan menjadi semakin kacau. Aku harus mengambil langkah dengan hati-hati dan tenang, akunharus menenangkan diriku sekarang.

"Oh iya Miller, apa kau ... Eh?!" Ucapku yang berbicara kepada Miller, tapi ternyata Miller sudah hilang dan tidak berada di sampingku.

Aku melihat Miller yang baru saja berlari keluar kelas, dan sepertinya aku tahu apa yang akan dia lakukan setelahnya!. Sial ini gawat! Sifat Miller yang dulu benar-benar sangat merepotkan bagiku. Argh! Aku butuh Miller yang kedua, maksudnya Miller yang mengulang masa lalu, karena dia lebih bisa di andalkan.

Aku pergi berlari mengejar Miller untuk segera menghentikan apa yang ada di pikirannya sekarang. Aku tahu ia akan segera menghajar Roy karena Roy bersikap kurang ajar padaku. Miller yang sekarang tidak akan sanggup untuk melawan Roy.

Tapi sepertinya kekhawatiranku sudah terjadi di depan mataku. Aku melihat Miller loncat dan menendang tubuh Roy dari belakang hingga terjatuh. Roy segera bangkit dan melihat ke arahku, oh tidak?! Apakah dia berpikir kalau aku menyuruh Miller untuk menyerangnya!.

Sial! Sial! Sial! Bisa-bisa keadaan menjadi semakin gawat dan Roy akan semakin sulit untuk di ajak bicara jika begini. Tapi ... Sepertinya semuanya sudah terlanjur terjadi, Miller dan Roy sedang bertarung di depan mataku saat ini. Ah ... Sepertinya aku harus melakukan sesuatu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!