Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Disukai
"Ada apa ini?" Ibu Sean datang dari arah belakang dengan wajah heran. Melihat semua orang berkumpul dengan wajah tegang, tentu saja membuatnya bingung.
Semua orang menoleh ke arah ibu Sean. "Apa yang terjadi?" Ibu Sean menatap Claire kemudian menoleh pada Aletha.
Bukannya menanggapi, ibu Aletha justru berjalan mendekati ibu Sean. "Kakak, tolong jelaskan padaku, apa maksud dari perkataan Bibi Mey mengenai gadis ini," tunjuk Ibu Aletha pada Claire. "Apa benar yang dikatakan oleh Bibi Mey bahwa dia adalah calon istri Sean?" Melihat dari wajah ibu Aletha, sepertinya dia sangat berharap kalau semua itu tidaklah benar.
"Aku akan menjelaskannya nanti." Ibu Sean kemudian menoleh pada Claire. "Ganti bajumu, setelah itu turun kembali. Kita akan makan malam bersama."
Claire mengangguk. Saat dia akan melewati Aletha, dia melirik sekilas pada Aletha dengan wajah acuh tak acuh, sementara Aletha menatap marah pada Claire.
"Aletha, ganti juga bajumu." Meskipun masih kesal, Aletha menuruti perkataan ibu Sean.
Setelah semuanya pergi. Ibu Sean mengajak ibu Aletha untuk duduk. "Sekarang cepat cepat jelaskan padaku, apa benar dia itu calon menantumu?"
Sebelum menejelaskannya, ibu Sean menarik napas lalu menghembuskannya dengan pelan. "Benar, dia memang calon istri Sean."
Ibu Aletha membenahi posisi duduknya menghadap ibu Sean. "Tapi bagaimana bisa dia menjadi calon istri Sean? Aku kira Helena yang akan menjadi menantumu?" Melihat dari penampilannya saja, ibu Aletha sudah tidak menyukainya. Dia hanya tidak menyangka, pilihan Sean jatuh pada gadis yang sangat biasa.
"Ayah yang menjodohkan Sean dengan gadis itu. Aku tidak bisa menolaknya. Aku juga tidak ingin dia menjadi menantuku."
"Aku akan membantumu untuk bicara dengan ayah. Aku juga tidak menyukainya."
Ibu Sean tersenyum senang. "Terima kasih, Meriana."
Ibu Sean kemudian meminta bibi Mey untuk memanggi ayah mertuanya.
"Bibi Mey, panggil ayah untuk makan malam," perintah Ibu Sean.
"Baik Nyonya."
Saat Tuan Sam masuk ruang makan. Merian dan Aletha langsung menyapanya. "Apa kalian sudah lama menunggu?"
"Tidak Kakek." Aletha yang menjawab.
Tuan Sam duduk di kursinya. "Meriana, Aletha, kenalkan ini Claire. Dia adalah calon istri Sean."
Aletha langsung bereaksi. "Kakek, jadi benar kalau gadis rendahan ini adalah calon istri kak Sean?" Aletha tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaanya pada Claire.
Sudut bibir Claire berkedut. Dia berusaha untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh kata-kata Aletha. "Aletha jaga bicaramu. Dia akan menjadi kakak iparmu. Bersikap baiklah padanya."
"Ayah, bagaimana bisa kau menjodohlan Sean dengan wanita seperti dia? Sean kita tidak kekurangan wanita. Begitu banyak wanita yang ingin menjadi istrinya. Kita tinggal menunjuk salau sati dari mereka. Kau kau repot-repot menjodohkannya dengan gadis yang tidak sepadan dengan kita," timpal Meriana, anak perempuan Tuan Sam.
"Benar Kakek. Kak Helena bahkan lebih pantas dari pada dia. Dia berasal dari keluarga kaya, berpendidikan tinggi, karirnya bagus dan dia adalah wanita yang sempurna untuk Kakak Sean dan yang terpenting kita sudah mengenalnya dengan baik," sahut Aletha.
Tentu saja Aletha tidak setuju dengan Claire. Belum menikah dengan kakak sepupunya saja sudah arogan dan berani melawannya, bagaiamana jika dia sudah menikah dengan kakak sepupunya, pasti akan semakin besar kepala.
"Kalian belum mengenal Claire. Dia gadis yang sangat cocok untuk mendampingi Sean. Mengenai Helena, dia memang gadis yang baik, tapi aku tidak terlalu menyukainya."
Meriana kembali berbicara. "Ayah, sebenarnya apa yang kau lihat darinya? Kalau kau tidak menyukai Helena, masih banyak wanita yang bisa kita pilih untuk Sean. Seharusnya ayah tidak begitu saja menjodohkan Sean dengan gadis sembarangan."
Tuan Sean menghela napas. Dia harus segera mengakhiri pembicaraan itu kalau tidak akan semakin melebar ke mana-mana. "Keputusanku sudah bulat. Sean akan tetap menikah dengan Claire. Lagi pula, perjodohan ini sudah aku atur dengan mendian kakeknya dulu. Aku tidak bisa membatalkan perjodohan ini."
Pada akhirnya tidak ada yang berani membantah ucapan Tuan Sam. Ibu Sean pikir awalnya, mungkin saja ayah mertuanya akan mempertimbangan ucapan anak perempuannya, ternyata tidak.
Selesai makan, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Sean yang baru saja pulang seketika di hentikan oleh Kakeknya. "Sean, kau dari mana saja. Kenapa baru saja pulang?"
Sean berhenti sejenak, melirik pada Claire yang duduk di sofa paling ujung. "Aku ada urusan dengan teman." Sean ingin melangkah menuju kamarnya, tetapi dihentikan oleh ibunya
"Sean, duduklah dulu."
"Kakak, apa kau habis bertemu dengan kak Helena?" Claire tahu kalau Aletha sengaja menyinggung Helena untuk mempermalukannya.
"Iyaa."
"Sean, aku dengar ayah sudah menjodohlanmu dengan Claire. Berita sebesar ini, kenapa tidak memberitahu kami?"
"Bibi Mer, ini adalah keputusan Kakek. Dari awal aku tidak menyetujui pernikahan ini."
Aletha tersenyum senang saat mengetahui kalau Sean tidak menyukai Claire. "Ayah, kau tidak bisa memaksa Sean untuk menikah dengan gadis yang tidak dicintainya. Bagaimana pun perasaan cinta itu sangat penting dalam sebuah hubungan. Apa ayah ingin melihat mereka bercerai diusia yang masih muda nantinya?"
Meriana masih berusaha untuk membujuk ayahnya agar memikirkan kembali keputusannya. "Kakek, Kak Sean sudah dewasa. Biarkan dia memilih pasangan hidupnya sendiri. Pernikahannya tidak akan bahagia kalau dia menikah dengan gadis yang tidak dia cintai," timpal Aletha.
Dalam hatinya, tuan Sam merasa iba pada Claire. Semua orang dikeluarganya, tidak ada yang menyukainya. "Sudahlah. Jangan membicarakan hal ini lagi. Aku tidak akan merubah keputusanku."
*******
"Claire, kau dipanggil oleh CEO Sean." Manager Hanna yang baru saja masuk ke ruangannya, langsung menghampiri meja kerjanya.
"Ada apa?" Setiap kali dia dipanggil ke ruangan Sean, pasti ada sesuatu yang sudab terjadi.
"Kau akan tahu sendiri nanti. Cepatlah. Jangan membuatnya menunggu terlalu lama."
Sean adalah orang yang tidak suka menunggu. Semua orang di kantor itu tahu akan hal itu.
"Baik."
Setibanya di depan ruangan Sean, dia tidak melihat keberadaan Lea di meja kerjanya. Setelah mendapatkan ijin untuk masuk, Claire masuk ke dalam ruangan Sean. "Tuan Sean. Apa anda memanggilku?"
Sean terlihat sedang sibuk dengan dokumen di depannya. Dia meletakkan pulpen di tangannya setelah mendengar pertanyaan Claire. "Mulai hari ini kau akan dipindahkan ke lantai ini untuk menggantikan Lea."
Claire tercengang. "Kenapa? Kau tidak mau menjadi sekertarisku karena tidak mau terpisah dengan Asisten Manager itu?"
Dari tercengang berubah menjadi heran. "Aku tidak mengerti maksud Anda, Tuan."
Mendengar akan menjadi sekertarisnya saja sudah membuatnya terkejut, apalagi setelah mendengar perkataannya.
"Segera pindahkan barangmu. Kenz akan menjelaskan tentang pekerjaanmu." Sean terlihat tidak memiliki niat untuk menjelaskan maksud dari perkataanya tadi.
Saat Claire akan berbicara, pintu Sean terbuka setelah terdengar ketukan sekali. "Sean, apa kau sedang sibuk?" Seorang wanita cantik masuk dengan anggun sambil tersenyum manis pada Sean.
Sean mengalihkan pandangannya dari Claire ke wanita. "Tidak."
Wanita itu berhenti tepat di samping Claire dan melemparkan tatapan menyelidik padanya. "Siapa dia?"
"Sekertaris baruku," jawab Sean.
Claire bisa menangkap tatapan tidak bersahabat dari wanita di sampingnya, meskipun hanya sekilas. "Bagaimana kalau kita makan siang di luar? Ada yang ingin aku bicarakan juga padamu."
Bersambung...
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor