Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
Dewi memeluk tubuh zhafira,yang gemetar karena kembali menangis sejadi-jadinya,keputusan heru tidak bisa di ganggu gugat lagi.
Retno dan kinan saling lirik dan tersenyum penuh kemenangan,hati mereka bersorak gembira melihat keadaan zhafira yang menyedihkan.
Begitu pun heru,dengan wajah angkuhnya, dia bangga dapat mewujudkan keinginan kinan, untuk menikah dengan Dirlan.
Tanpa sepengetahuan dewi dan zhafira, jika semua ini adalah rencana mereka bertiga untuk membuat Dirlan,membatalkan pernikahannya dengan zhafira.
Sebenarnya kinan sudah mempunyai kekasih, namun saat mendengar zhafira akan menikah dengan seorang pengusaha muda, dia langsung memutuskan kekasihnya,demi dapat menikah dengan kekasih kakak sepupunya itu.
Dengan sengaja kinan menghasut Dirlan, dengan mengatakan jika zhafira bukanlah wanita baik-baik. sampai kinan tega memfitnah, bahwa zhafira sudah tidak lagi perawan.
Tentu semua rencananya, mendapat dukungan dari ibu dan kakeknya,yang sangat memanjakannya dan menyayanginya.apalagi, mereka tidak suka jika zhafira, bersanding dengan seorang pengusaha muda sukses.
Heru pun beranjak dari duduknya, dia menghampiri kinan dan mengusap lembut puncak kepalanya.
"Bersiaplah sayang!Sebentar lagi acaranya akan di mulai. Jangan sampai tetangga, berbicara yang tidak-tidak, karena melihat calon pengantinnya belum siap!" ujar heru, tersenyum lembut.
"Pasti dong, kek! Aku akan memakai gaun pengantin yang kakek belikan waktu kemarin.Terima kasih ya, kek." ucap kinan manja.
Kinan pun melihat zhafira yang sedih,saat melihat perlakuan kakeknya yang begitu lembut pada kinan.tidak seperti pada zhafira, yang selalu di marahi bahkan terlihat tidak menyukai dirinya.
"Dan kamu Dirlan! Beritahu orang tua mu, jika pernikahannya akan laksanakan hari ini!" ucap heru tegas, menatap Dirlan tajam.
"Mereka sedang di jalan, kek.Sebentar lagi sampai."
"Bagus!" Heru mengangguk senang, mendengarkan jawaban dari Dirlan.
Heru pun menatap Retno yang tersenyum puas,melihat kakak dan keponakannya itu terlihat hancur.
"Retno kamu ikut ayah!" serunya,kemudian pergi dari sana.
Dengan senang hati Retno mengikuti Heru, yang berjalan keluar dari rumah. entah apa yang akan mereka rencanakan lagi kali ini.
Kinan dan Dirlan pun pergi ke lantai atas untuk merias diri mereka, karena acara pernikahan mereka sebentar lagi akan di mulai.
Sementara zhafira dan dewi,mereka masih tetap berada di ruangan itu.dewi mencoba menenangkan putrinya, walaupun kini hatinya pun sedih,saat melihat putrinya di perlakukan tidak adil oleh ayahnya,heru.
"Sudahlah sayang! Kamu jangan menangis terus. Kita serahkan semuanya pada Tuhan.Kamu harus ikhlas melewati semua ini. Tuhan lebih tahu, jika Dirlan memang bukan jodoh yang baik untuk mu.Ibu yakin setelah ini kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik." Dewi mengusap air mata zhafira dengan tisu,bahkan mengatakan hal itu tenggorokannya merasa tercekat.
Zhafira tersenyum getir,kebahagiaan?apa mungkin dia akan dapat kebahagiaan,seperti yang dia impikannya.entahlah, hanya Tuhan yang tahu.
Dewi pun memperbaiki riasan pada wajah zhafira,yang sempat berantakan karena terus menangis.
Berbeda dengan Kinan, dia sengaja memanggil penata rias terbaik untuk membantu merias wajahnya,agar terlihat lebih cantik dari zhafira.
Sesekali Kinan tersenyum malu-malu,saat Dirlan menatapnya sampai tidak berkedip.
"Apa aku terlihat cantik,kak?" tanya Kinan, dengan nada manjanya.
Dirlan tersenyum kikuk, karena kepergok oleh Kinan. "Kamu sangat cantik Kinan. Bahkan kamu lebih cantik dari zhafira." jawabnya menggoda.
"Kak Dirlan bisa saja!" Kinan pun terlihat salting,saat Dirlan memberi pujian. merasa puas mendapatkan pujian dari mantan kekasih kakak sepupunya itu.
Penata rias yang melihat sikap mereka berdua hanya tersenyum kikuk, merasakan jika hawa di kamar itu tiba-tiba panas.
Semua tamu yang akan menyaksikan pernikahan itu pun,sudah berkumpul di rumah Heru.
Bapak penghulu pun sudah siap duduk berhadapan dengan Dirlan.namun Heru dan Retno belum juga kembali.
Kinan mendengus kesal,saat kakek dan ibunya itu belum juga kembali.namun tak berselang lama,mereka kembali dengan seseorang yang terlihat asing bagi semua orang di sana.
Bisik-bisik pun terdengar oleh Heru dan Retno,namun mereka menulikan pendengaran mereka.
Proses ijab kabul Kinan dan Dirlan pun segera di mulai, para tamu menatap kagum pada penampilan Kinan,yang sangat cantik dan mewah.
Dengan gaun pengantin berharga mahal,yang sengaja di belikan oleh Heru.kini Kinan menjadi bahan sorotan dan pujian semua orang yang berada di sana.
Dengan satu kali tarikan nafas, Dirlan berhasil mengucapkan ijab kabul. walau tadi saat pertama,dia salah menyebutkan nama kinan menjadi zhafira.semua orang berseru bahagia melihat dua sejoli yang kini telah sah menjadi suami istri.
Berbeda dengan zhafira,dengan memegang dadanya yang terasa sesak,dia berusaha kuat melihat laki-laki yang di cintainya itu,telah resmi menjadi suami adik sepupunya sendiri.
Mungkin dia akan menangis bahagia, jika yang berada di posisi Kinan adalah dirinya.air mata yang sejak tadi dia tahan,kini memaksa luruh mengalir di pipi putihnya.
Rasa sakit ini, mungkin akan sulit dia lupakan karena rasa cintanya yang begitu dalam,pada Dirlan kini harus kandas tiba-tiba.
Dewi yang merasa iba pada putrinya,pun hanya mampu memberikan ketenangan dengan mengusap lembut punggung zhafira.
Hati ibu mana yang tidak sakit, melihat anaknya dalam keadaan hancur seperti ini.seharusnya hari ini, adalah hari bahagia untuk putrinya,namun karena keserakahan keluarganya sendiri membuat mereka, rela merenggut kebahagiaan putrinya.
"Sebentar! Ada satu lagi pengantin yang akan menikah, jadi tolong jangan bubar dulu!" seru Retno semangat, karena tidak sabar ingin mempermalukan zhafira,di depan orang banyak.
"Maaf, bukannya hanya ada satu pengantin ya bu?" tanya penghulu bingung.
Retno pura-pura sedih. "Tadinya seperti itu pak! Tapi ternyata kakak saya,juga ingin menikahkan anaknya.Ya, kalian tahulah! Bagaimana keadaan kakak saya.Untuk biaya hidup saja susah, apa lagi untuk biaya nikah!" ujar Retno, menjatuhkan harga diri dewi.
Semua orang terkejut mendengar penuturan Retno, yang memanipulasi keadaan.dengan tidak tahu malunya Retno mengaku jika pesta itu menggunakan uangnya. padahal biaya pesta itu murni,menggunakan uang zhafira dari hasil berkerjanya selama dua tahun ini.
Bisik-bisik tentang zhafira dan dewi pun semakin menjadi, Retno tersenyum penuh kemenangan,saat melihat kakak dan keponakannya itu terpojok.
Zhafira yang sudah tidak tahan,dengan cemooh semua orang hanya bisa menangis.apa salah dia dan ibunya, sehingga bibinya itu terlihat membenci mereka.
Pak penghulu pun mengangguk paham. " Baiklah kalau begitu, silahkan mempelai pria dan wanitanya segera duduk di hadapan saya!"seru pak penghulu,mengalihkan atensi semua orang.
Zhafira yang sudah berputus asa pun,melangkah kan kakinya dengan tubuh gemetar,menuju kursi dimana ijab kabul akan di mulai.
Seorang laki-laki,dengan berpakaian lusuh serba hitam,bahkan wajahnya terlihat penuh luka,menghampiri penghulu dan duduk di samping zhafira.tak satu pun kata,yang di keluar kan olehnya.
Semua orang menertawakan laki-laki itu.
"Apa tidak salah wanita secantik zhafira akan menikah dengan gelandangan!"
"Biarkan saja, itu memang pantas untuk wanita seperti fira!"
"Iya selama ini kita salah menilai, ternyata Kinan jauh lebih baik dari fira"
Begitulah suara bisik-bisik semua orang,saat mengetahui calon suami zhafira, terlihat seperti gelandangan.
Zhafira hanya bisa menundukkan kepalanya,meremas ujung kebaya menyalurkan rasa kecewanya.hati dan pikirannya sudah lelah,kini dia hanya ingin segera menyudahi acara ini.
Tanpa menghiraukan perkataan orang-orang, pak penghulu pun menjabat tangan laki-laki di hadapannya ini.
Namun sebelum melangsungkan ijab kabul, pak penghulu pun bertanya mengenai namanya.
"Maaf nak,siapa nama mu?"tanya pak penghulu ramah.
Laki-laki itu, menatap tajam pak penghulu.sorot matanya yang seakan ingin membunuh,membuat pak penghulu menelan kasar salivanya merasa takut.
"Eric arshaan shailendra!" Dengan suara baritonnya yang sedikit bergetar, laki-laki itu pun memberitahukan namanya.
Zhafira tertegun,saat mendengar suara yang terdengar berat dan dingin.kini hatinya merasa tak tenang,dengan Siapakah dia menikah? bahkan dia tidak mengenalinya sama sekali.