Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13. Salah Mengira
Kenzo langsung memeluk Nadia, karena senang dan bahagia karena Nadia menerima pernikahan dengannya.
"Terimakasih sayang, aku janji akan melindungimu dan mencintaimu hingga akhir hidupku." Kenzo sudah membulatkan tekat kalau Nadia istri satu-satunya hingga ajal memisahkan.
"Iya mas, aku juga akan mencoba membuka hati, dan saling mencintai." Nadia juga membalas pelukan Kenzo, sekarang antara Nadia dan Kenzo sudah tidak ada rasa canggung lagi.
Telepon Nadia berdering, mata kedua Sumi istri itu beralih pada benda pipih yang terus berbunyi.
"Mas,aku angkat telepon dulu." Ujar Nadia melepaskan pelukan dn meraih Hpnya.
Kenzo mengangguk dan membiarkan Nadia mengangkat teleponnya.
Nadia melihat orang yang memanggilnya tidak ada nama di Hpnya, yang terlihat hanya nomor pemanggil saja.
Nadia melihat kearah Kenzo yang terus melihat dirinya. Kenzo yang peka dengan tatapan Nadia, dia langsung memberi isyarat pada Nadia agar mengangkat telepon itu.
Nadia yang mendapat persetujuan dari suaminya, dia langsung menekan tombol jawab.
"Halo," sapa Nadia pada orang yang menelepon.
"Halo, ini Ibu bos ya, bos mana? aku sudah sampai didepan rumah." Jawab asisten Kenzo yang tidak lain adalah Bagas.
Nadia langsung menatap Kenzo dan memberi isyarat kalau yang menelepon adalah Bagas asistennya.
"Tunggu sebentar, aku kasih bos mu dulu!" titah Nadia pada Bagas.
Nadia langsung menyodorkan Hpnya pada Kenzo. Kenzo langsung meraihnya.
"Baiklah, aku akan keluar." Kenzo langsung mengakhiri sambungan telepon dan memberikan kembali pada Nadia.
"Aku akan keluar mengambil pakaianku." Ujar Kenzo hendak Manarik gagang pintu, namun Nadia langsung mencegahnya.
"Tidak usah, biar aku aja yang ambil." Cegah Nadia agar Kenzo tidak keluar karena baju yang dipakai oleh Kenzo saat ini hanyalah jubah mandi milik Nadia.
"Gak apa-apa?" tanya Kenzo merasa tidak enak kalau Nadia harus mengambil pakaiannya.
Nadi hanya menggeleng, dan segera keluar dari kamarnya. Disaat sampai diruang tamu, Nadia terkejut melihat bundanya dan Adik sepupunya yaitu Devan.
"Bunda, Devan, kapan kalian kemari?" tanya Nadia karena tidak menyadari kalau Amira dan Devan sudah ada dirumah Neneknya.
"Sudah dari tadi, kayaknya keponakan bunda betah sangat berada dikamar," ledek Amira pada keponakan kesayangannya.
"Kemari, bunda mau bicara!" titah Amira menepuk-nepuk sofa meminta Nadia duduk disampingnya.
"Bentar bunda, Nadia mau ambil pakaian mas Kenzo dulu." Jawab Nadia dan segera keluar dari rumah.
Samapi diluar rumah Nadia langsung menghampiri Bagas yang berdiri diluar pagar rumah Nenek Ratih.
"Kamu Bagas ya?" tanya Nadia saat sampai didepan Bagas.
Bagas langsung berpaling pada asal suara, dia terperangah melihat wanita didepannya yang begitu cantik dan anggun.
Karena tidak mendapat jawaban dari Bagas, Nadia bertanya lagi. "Apa kamu yang bernama Bagas?" tanya Nadia lagi karena Bagas hanya diam terpaku.
"I...iya, aku Bagas, asisten tuan bos." Jawab Bagas gelagapan dengan gadis cantik didepannya.
"Apa anda Nona bos?" tanya Bagas karena belum mengenal Nadia.
"Iya, Aku Nadia, istri Kenzo." Jawab Nadia memperkenalkan dirinya pada Bagas asisten suaminya.
"Ternyata ada hikmahnya si bos putus dengan Sintia. Nona Nadia ternyata sangat cantik, tidak sebanding dengan Sintia." Gumam Bagas dalam hatinya memuji kecantikan Nadia.
"Apa kamu membawa pakaian mas Kenzo?" tanya Nadia karena melihat Bagas terus melamun.
"Ah, iya, ini." Jawab Kenzo tersadar dari lamunannya. Bagas langsung memberikan paper bag pada Nadia dan setelah itu dia langsung pamit karena harus kembali ke perusahaan.
"Iya, hati-hati." Jawab Nadia dan tidak lupa mengingatkan Bagas agar berhati-hati.
Setelah Bagas pergi, Nadia langsung kembali masuk kedalam rumah, Amira yang melihat Nadia masuk membawa paper bag, dia langsung bertanya.
"Sayang, apa itu?" tanya Amira pada keponakannya.
"Oh, ini? Ini pakaian mas kenzo, barusan asisten Bagas yang antar." Jawab Nadia sembari memperlihatkan paper bag pada bundanya.
"Nadia kekamar dulu sebentar ya Bun?" Nadia langsung meninggalkan ruang tamu dan bergegas kekamarnya.
"Ma, tadi Kak Nadia bilang, asisten Bagas, dan suami Kak Nadia bernama Kenzo, apa mungkin, suami Kak Nadia--" Devan tidak lagi melanjutkan kata-katanya, dia menutup mulutnya terkejut.
"Mungkin apa? tanya Amira yang tidak tau apa yang dimaksud oleh Devan.
"Mungkin apa, apa kamu mengenal suami Kenzo yang menjadi suami Kakakmu?" tanya Nenek Ratih.
Nenek Ratih takut kalau suami Nadia adalah orang jahat, atau seorang mafia karena mengingat keadaan Kenzo waktu itu sangat berantakan.
"Iya Devan, jangan bilang kamu mengenalnya, dan jangan bilang dia pengedar." Timpal Amira mendesak Devan.
Devan mengangguk, Karena dia memang mengenal Kenzo, tapi Kenzo CEO perusahan S' Bagio bukan mafia atau pengedar.
"Iya Ma, dia itu..." lagi-lagi Kenzo tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena Amira dengan cepat menimpali.
"Apa, jadi benar kalau suami Kakakmu itu mafia?" Amira sangat terkejut dan lemas karena mengira kalau Kenzo adalah mafia.
Sedangkan didalam kamar, Nadia memberikan paper bag yang diantar oleh Bagas kepada Kenzo.
"Mas, ini pakaiannya." Ujar Nadia memberikan paper bag kepada Kenzo.
Kenzo segera mengambil paper bag itu dan langsung menuju kamar mandi.
Saat Kenzo hendak kekamar mandi, Nadia menghentikan Kenzo.
"Mas, kamu ganti disini saja, aku akan keluar, diluar ada Bunda lagi menunggu, setelah siap keluarlah untuk sarapan." Setelah mengatakan itu Nadia langsung keluar ingin berbincang dengan Bundanya.
Sementara di ruang tamu Amira sedang mengusap dadanya dan juga memijat kepalanya memikirkan keponakannya yaitu Nadia telah menikah dengan seorang mafia.
Devan yang melihat Mamanya seperti itu, dia ingin menjelaskan, namun tidak diberi kesempatan karena Amira selalu memotong pembicaraannya.
"Ma..." Devan hendak menjelaskan namun dia terpaksa harus menutup mulutnya lagi.
"Kamu diam, Mama sedang pusing memikirkan Kakakmu yang nasibnya tidak begitu beruntung." Ujar Amira lagi.
"Bunda, aku rindu." Nadia langsung memeluk Amira dan mencium seluruh wajah Bundanya itu.
Setelah mencium Amira, kini Nadia beralih pada Devan. "Devan, gimana kabarmu?" tanya Amira menepuk-nepuk bahu Adik sepupunya itu.
"Aku baik, namun Kakak gimana, kenapa Kakak gak bilang kalau Rendy bajingan itu menyakitimu." Devan sangat marah ketika tau dari Mamanya kalau Rendy menyakiti Nadia.
"Sudahlah, semua sudah terjadi, biarkan saja, mungkin Rendy bukan jodohku." Nadia sudah pasrah, namun dia tidak melupakan hinaan dan pengkhianatan Rendy padanya.
Devan mengangguk mengerti. sedangkan Amira mengusap-usap pundak dan punggung Nadia.
Amira masih mengira kalau Nadia beneran menikah dengan mafia, dia sangat menyayangkan nasib keponakannya itu.
Disaat semuanya sedang larut dalam obrolan, Arsen dan Desi juga tiba dirumah itu.
"Assalamualaikum." Arsen dan Desi menyapa semua yang ada dirumah itu.
"Walaikumsalam." Jawab semuanya serentak dan terkejut karena tidak menyangka kalau Arsen dan Desi juga datang.
Bersambung.