Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Setelah memastikan Elara beristirahat di kamarnya Alistair Magnusson memerintahkan Marcus untuk tidak membiarkan siapapun dari keluarga Estelle masuk ke rumah.
Di bawah sinar matahari yang terik Tuan dan Nyonya Estelle dibiarkan menunggu di depan gerbang besi yang kokoh selama berjam-jam.
Marcus, yang memendam kebencian mendalam pada keluarga itu merasa puas melihat wajah sombong mereka berubah merah akibat panas matahari.
"Keluarga yang tidak tahu malu..." gumam Marcus sambil mengawasi dari jendela ruangannya.
Ia menikmati bagaimana pasangan itu berdiri gelisah tanpa tempat berlindung.
Sementara itu di dalam rumah alistair membujuk Elara untuk makan siang.
Tubuhnya yang lemah akibat kurang makan selama perjalanan ke gunung membuat Alistair semakin khawatir.
Ia mendampinginya layaknya seorang perawat yang penuh perhatian.
"Makan yang banyak sayang ...Ibu pasti akan marah jika tahu menantu kesayangannya kurus setelah tinggal bersamaku" ucap Alistair sambil menyendokkan makanan ke piringnya.
Elara yang awalnya tertekan oleh kejadian dengan Arabelle merasa hatinya sedikit terobati oleh perhatian Alistair kata menantu kesayangan itu sedikit menghibur senyumnya mulai kembali.
"Kau pasti lelah setelah ini pergilah tidur lagi dan jangan keluar kamar apapun yang terjadi" tegas Alistair.
Elara mengerucutkan bibir mencoba protes "tapi itu membuatku seperti kucing pemalas"
Alistair tertawa kecil "siapa yang bilang istriku seperti kucing pemalas? Kau lebih seperti kelinci pemalas yang sangat menggemaskan"
Mendengar itu elara tertawa kecil tetapi akhirnya menurut dia tahu Alistair benar-benar khawatir padanya.
Setelah memastikan Elara kembali ke kamar Alistair memutuskan untuk menghadapi Tuan dan Nyonya Estelle.
*
*
Ketika gerbang akhirnya dibuka, pasangan itu dengan penuh semangat masuk ke halaman.
Mata mereka terbelalak melihat kemewahan rumah keluarga Magnusson tempat tinggal yang selama ini hanya bisa mereka impikan. Nyonya Estelle membayangkan Kalau saja Arabelle yang menjadi nyonya rumah ini... Betapa indahnya hidup kami.
Namun imajinasi itu buyar saat mereka melihat Alistair duduk di kursi roda di depan pintu utama ditemani oleh Marcus dan beberapa pelayan.
Alistair, yang meskipun terlihat tenang memancarkan aura dingin yang membuat mereka gugup.
"Jadi, kalian ingin protes tentang istriku?" Alistair memulai pembicaraan dengan nada datar.
Nyonya Estelle mencoba menguasai situasi "ya....tentu saja dan... biarkan kami masuk apakah begini caramu memperlakukan ayah dan ibu mertuamu?"
Alistair tersenyum tipis senyum yang tidak sampai ke matanya dia tahu apa yang diinginkan pasangan itu dan ia berniat mempermainkan mereka.
"Mertua? Apakah kalian yakin masih pantas disebut mertuaku setelah apa yang dilakukan putri kesayangan kalian pada istriku?" tanya Alistair.
Pasangan itu tampak bingung "aa a.. apa maksudmu?" Tuan Estelle bertanya terbata-bata.
"Jangan bilang kalau putri kalian lupa memberitahu bahwa dia telah membocorkan sebuah rahasia besar tentang Elara. Rahasia yang sangat penting" nada suara Alistair penuh sindiran, membuat wajah Tuan dan Nyonya Estelle mulai memucat.
Mereka tahu apa yang dimaksud dan mereka tidak bisa memaafkan kebodohan Arabelle yang telah membuka identitas Elara.
"Itu pasti hanya kesalahpahaman" bantah Nyonya Estelle gugup "arabelle mungkin sedang kesal saat itu..."
Alistair memotong "jadi menurut kalian elara masih putri kalian? Apa begitu?"
"Ya... tentu saja. Dia putri kedua kami" jawab Tuan Estelle dengan nada yang tidak yakin.
"Luar biasa. Kalian benar-benar tidak tahu malu" ucap Alistair dengan nada menghina marcus yang berdiri di belakang Alistair mengepalkan tangan hampir tak bisa menahan amarahnya.
Nyonya Estelle mencoba mengalihkan perhatian "Elara dan Arabel memang sering bertengkar tapi hal itu seharusnya tidak diperbesar kami hanya ingin kau memberikan keadilan pada putri kami bagaimanapun, nyawa Arabelle hampir melayang akibat perbuatan Elara"
Alistair tertawa dingin "keadilan? Dan apa bentuk keadilan yang kalian inginkan?"
Tuan Estelle dengan wajah penuh percaya diri menjawab " nikahi Arabelle dan jadikan dia istri utama kami bahkan rela merawat Elara kembali dan mencarikannya pasangan lain"
Marcus hampir saja melayangkan tinjunya tetapi Alistair mengangkat tangan menahannya "dan jika aku tidak mau?" tanya Alistair matanya penuh dengan ejekan.
"Kami akan menyebarluaskan bahwa Elara hampir membunuh kakaknya" ancam Nyonya Estelle "Keluarga Magnusson pasti akan malu memiliki menantu seorang pembunuh"
Mendengar ancaman itu Marcus, Daniel, dan pelayan lainnya menahan tawa sinis mereka tidak percaya betapa rendah dan putus asanya keluarga Estelle.
Alistair menjawab dengan santai "lalu kalian pikir keluarga Magnusson akan membuang Elara? Bukankah dia putri kalian? Jika dia dicap sebagai pembunuh bukankah nama keluarga Estelle juga akan hancur?"
Pasangan itu saling pandang dengan wajah pucat pasi mereka baru menyadari bahwa jika mereka menyerang Elara reputasi mereka sendiri juga akan hancur.
"Keluarga Estelle tidak mungkin hancur .." seru Tuan Estelle terbata-bata mencoba menyangkal kenyataan.
Alistair tersenyum tipis. "Cobalah aku ingin melihat bagaimana kalian menangis ketika keluarga kalian benar-benar hancur karena fitnah keji kalian sendiri"
Tuan dan Nyonya Estelle kehilangan kata-kata rencana yang mereka anggap brilian ternyata bumerang yang tajam siap menghancurkan mereka sendiri.
Dengan wajah yang semakin memucat mereka menyadari bahwa permainan telah berakhir.