Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 18 : Trik terakhir 2
Beberapa jam setelahnya, di sebuah warung kaki lima.
"Jadi, kalian berdua benar-benar belum mendapatkan bukti yang kuat tentang pergerakan iblis di sini?" tanya John sambil memakan sebuah burger pinggir jalan yang ada di kota itu.
"Justru saya baru tau, perihal adanya iblis di kota ini," jawab Dwiki yang tengah membayar apa yang dipesan John.
"Yah... Ada satu kasus di kota ini yang beritanya ga naik, entah karena ada kelompok yang membayar media atau sesuatu yang lain," jawab John sembari mengeluarkan potongan kertas kliping dari balik jaketnya, lalu memberikannya pada Sekar.
"Kebakaran di rumah elit, saksi mata bersaksi melihat bayangan hitam terbang masuk ke dalam rumah sebelum kejadian," gumam Sekar membaca berita tersebut dan langsung menatap John.
"Merasa familiar?" tanya John pada Sekar yang terdiam sementara Dwiki mulai mendekat membaca potongan kliping di tangan Sekar.
"aku sudah mencoba menginvestigasi sendiri soal kejadian seperti ini muncul kembali, tapi belum ada," ungkap Sekar yang dibalas Anggukan John, dan kini terlihat meremas bungkus burger tadi dan membuangnya ke tong sampah.
"Yah, aku juga dipanggil kesini bukan untuk mengurusi masalah itu," jawab John santai.
"Lantas...?"
"Tentu saja, menghadapi anomali," ucap John sembari tersenyum menatap keduanya.
***********
Sementara di rumahnya, terlihat Grace tengah berjalan ke kamar sembari duduk di kasur dan menatap ke sudut ruangan, tempat biasanya Tiana menunggunya disana.
"Tiana..." gumam Grace sembari menatap kosong ke sudut ruangan, namun tiba-tiba pandangannya kabur, disusul rasa nyeri yang menjalar di kepalanya.
Dan saat ia memegang meja belajarnya, secara mengejutkan ia mendapat penglihatan soal dirinya yang tengah belajar saat SMP. Namun ga berlangsung lama penglihatannya kembali ke masa sekarang dan membuat tubuhnya terdorong jatuh di kasurnya.
"Ini, sama kaya waktu indra... Tapi kenapa hari ini makin sering terjadi," gumam Grace, sementara keringat bercucuran di dahinya, membuat gadis itu segera berlari keluar dan mengambil air minum.
"Grace... Kamu habis olahraga?" tanya kakek Wijaya yang lewat di belakang dengan tatapan bingung, sementara Grace yang sedang minum nampak menoleh dan senyum.
"Hehe, iya kek, biar badan makin fit," ucap Grace sambil tersenyum pada kakeknya, mendengar itu kakek Wijaya hanya tertawa sambil menggelengkan kepala.
"Istirahat aja, masih siang juga kok ini," pesan kakek Wijaya sebelum akhirnya melangkah menjauh dari sana.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada gue," gumam Grace sebelum kembali meneguk sisa air di gelas, sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Tumben banget lu dateng ke kosan gue, eh lu tadi pagi kemana? Sampai ga masuk," tanya Denis yang menyambut Rico masuk ke kosan dia.
"Ada urusan tadi," jawab Rico singkat sementara duduk di kursi dekat Denis.
"Oke... Jadi lu kesini buat nanya soal teori konspirasi pesulap Dani jagat?" tanya Denis yang dijawab anggukan Rico, dan langsung dibalas jentikan jari Denis.
"Lu datang pada orang yang tepat!" ucap Denis sambil tersenyum menatap Rico, lalu mulai membuka folder bertuliskan Dani Jagat di laptopnya.
"Dari yang gue dan para pecinta konspirasi investigasi, Dani Jagat udah melakukan tujuh sulap menantang maut, dan semuanya dilakukan dengan sempurna," terang Denis yang menunjukkan beberapa foto tentang berita kesuksesan sulap Dani Jagat.
"Namun dibalik ketujuh berita itu, ada tujuh berita tentang kematian aneh yang menimpa tujuh orang ini, dan semuanya berkaitan dengan sulap Dani Jagat," jawab Denis lagi sambil menunjukkan tujuh berita kasus kematian aneh.
"Liat ini, tiba-tiba badannya terbakar, yang satu mati tertusuk tapi tidak ada luka luar, seolah bagian dalam tubuhnya tiba-tiba bolong seperti tertusuk sesuatu," terang Denis menunjukkan beberapa foto korban.
"Jadi... Kelompok konspirasi lu, punya teori apa?" tanya Rico lagi yang membuat Denis senyum.
"Teorinya adalah... Dani Jagat adalah alien yang punya kemampuan khusus memindahkan kerusakan tubuh ke orang lain, kaya transfer damage gitu!" jawab Denis antusias, dan tentu membuat ekspresi Rico berubah datar lalu menghela nafas pelan.
"Ada kesamaan ga? Dari ketujuh korbannya?" tanya Rico pada Denis yang nyengir dan mengalihkan pandangannya ke laptop.
"Mereka bertujuh adalah fans berat Dani Jagat," jawab Denis yang kini menunjukkan sebuah foto bareng sembilan orang yang berfoto dengan Dani.
"Menarik juga, boleh minta foto ini ga?" tanya Rico yang dibalas tatapan heran Denis.
"Emang kenapa?" tanya Denis curiga.
"Gue kenal cewek yang ini," ucap Rico sambil menunjuk salah satu perempuan yang ada di foto itu, dan langsung dibalas senyum Denis.
"Perasaan muka lu ga ganteng banget dah, tapi kok bisa kenal dan malah cepet akrab sama cewek-cewek cakep ya?" tanya Denis curiga setelah mengirim foto itu ke ponsel Rico.
"Makanya bergaul," ucap Rico seraya bangkit dan pamit meninggalkan Denis.
*********
Malam harinya, terlihat suasana di gedung tempat dilangsungkannya pertunjukan Dani Jagat didatangi banyak sekali orang.
"Pertunjukan sulap ini pasti bakalan keren ga sih?" tanya Ajun yang datang bersama rombongan Anggika dan Rudi.
"Jangan bertingkah aneh ya, orang kaya lu biasanya suka bikin malu," pesan Anggika yang tampil cantik dengan dress putihnya, sementara Rudi tampak mengambil gambar sekitar ballroom tempat dilangsungkannya acara tersebut.
"Aman, makasih buat tiketnya ya... Sumpah lu cakep banget pakai dress itu," ucap Ajun yang memuji penampilan Anggika.
"Pastilah," jawab Anggika sembari mengibaskan rambutnya dan mulai berjalan menghampiri kerumunan yang menunggu kedatangan si pesulap.
"Rudi, siap-siap," pesan Anggika sembari mulai mengumbar senyum dan mendekat ke arah para wartawan, dan dilihat sinis oleh Grace.
"Udah jangan ditatap sinis gitu, berkat dia kita bisa datang kesini loh," pesan Sonya sembari memperhatikan kondisi panggung yang tampak megah namun tidak ada satu pun media untuk sulap ekstrim.
"Apa hari ini Dani Jagat cuma akan melakukan sulap amatir tanpa ada embel-embel menantang maut?" tanya Sonya dalam hati.
"Kayaknya emang hari ini dia ga bakal melakukan sulap yang berbahaya deh, lagian kan dia disini bakal tampil tiga kali, ga mungkin langsung ke puncak penampilan," ungkap Grace seolah membaca pikiran Sonya.
Namun, pertanyaan itu terjawab saat sang host tiba-tiba muncul dari balik tirai.
"Selamat malam para hadirin sekalian... Kali ini kita akan mulai acara sulap master Dani Jagat! Rangkaian acara malam ini adalah sulap sederhana sang master dan diakhiri aksi menantang maut yaitu menangkap peluru yang ditembakkan dari pistol 9mm!" teriak sang host yang membuat ekspresi kedua gadis itu terkejut.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanya Erlang yang mengawasi dari jauh, diikuti Carissa di samping Rico.
"Dua orang yang ada dalam foto, tentunya mereka akan jadi target Dani Jagat malam ini," gumam Rico yang tengah berdiri menyaksikan Dani Jagat, pria dengan jas yang kini naik ke atas panggung dan mulai beberapa aksi sulap sederhana.
"Gre!" Sonya terlihat menarik lengan Grace, saat matanya menangkap sosok tubuh makhluk aneh dengan pakaian pesulap yang sama dengan Dani Jagat, namun bertubuh kurus panjang dan tidak memiliki mata, hidung, rambut, dan telinga, hanya sebuah mulut lebar dengan gigi taring tajam di dalamnya.
"Makhluk apa itu?!" kaget Grace saat menatap sosok makhluk yang tengah bergelantungan di atas panggung.
"Silumannya ketemu!" ucap Carissa yang langsung menunjuk sosok di atas panggung dengan nada sedikit tinggi, membuat Erlang dan Rico terkejut dan refleks menutup mulut gadis itu yang baru sadar atas ucapannya.
"Sorry," ungkap gadis itu pada keduanya.
"Cari kemana orang yang harus kita lindungi," bisik Rico pada Erlang yang menemukan satu orang namun satunya lagi tidak ia temukan.
"Gue ketemu yang cewek, kalau yang cowok..." gumam Erlang kebingungan.
Sementara Rico yang melihat makhluk itu mulai bergelantungan masuk ke sebuah ruangan, membuat Rico refleks berlari meninggalkan kedua teman barunya itu.
"Rico! Mau kemana lo!" teriak Carissa.
"Jagain itu cewek!" teriak Rico yang berlari menjauh dari kerumunan penonton.
"Suka banget bertindak sendiri, padahal ujung-ujungnya babak belur juga," gerutu Erlang saat melihat Rico menjauh.
"Udah biarin aja, fokus aja jagain itu cewek," perintah Carissa yang dibalas anggukan Erlang.
*********
Di dalam toilet ballroom, terlihat seorang pemuda baru selesai buang air kecil dan kini tengah mencuci tangannya di wastafel.
Baru saja ia selesai membasuh wajah, matanya nampak menatap kaget ke sudut kamar mandi yang memperlihatkan sosok tinggi yang tersenyum menatapnya.
"Hah?"
Tak percaya dengan apa yang ia lihat, pemuda itu kembali membasuh wajah dan terlihat kembali menatap ke cermin, namun bayangan sosok makhluk itu malah makin mendekat dengan senyum lebarnya.
Namun begitu ia menatap ke belakang sosok itu malah tidak ada, sama halnya saat ia menatap kembali ke cermin. Sosok itu tampak tidak terlihat di setiap sudut yang ia perhatikan, membuat pemuda itu memegang kepalanya dengan wajah yang mulai pucat.
"Cuma halusinasi rupanya," gumamnya sembari membasuh mukanya kembali, berharap pikirannya kembali jernih dan menghilangkan rasa pusing serta takut di kepalanya, namun saat ia menatap ke cermin sosok itu kini berada di depannya keluar dari cermin.
"Huwaaa!!!" teriak pemuda itu kaget sebelum sesosok pemuda menabraknya hingga terpelanting menjauh dari tangan sosok makhluk itu.
"Makhluk apa itu! Makhluk apa itu?!" teriak pemuda itu ketakutan, sementara Rico mulai mengalihkan pandangannya pada sosok yang mulai keluar dari cermin dan berteriak mencoba menangkap mereka.
"Ketemu!" teriak sebuah suara disusul suara tembakan yang membuat makhluk itu berteriak kesakitan sambil berbalik menatap pria berambut blonde cepak yang tampak mereload senjata berupa shotgun di tangan kanannya.
"Mati kau iblis!" ucapnya sambil kembali menembak makhluk itu, namun kali ini meleset.
"Evakuasi korbannya!" teriak pria yang rupanya adalah John.
Dan dari luar, terlihat Sekar yang masuk dan membantu keduanya berdiri.
"Bu Sekar?!" kaget Rico mengenali sosok wanita yang membantunya.
"Rico?!" kagetnya, namun tetap membantu dan membawa Rico dan pemuda itu keluar dari kamar mandi yang tengah menjadi lokasi pertarungan John dengan sosok siluman itu.
"Rrrrrh," suara sosok siluman yang tampak berdiri dan menunjukkan sosok tubuh besarnya, mencoba menakuti John yang terlihat tersenyum sinis dan tampak bersiap menyerang kembali dengan senjata shotgun miliknya.
"Come on!" tantang John pada makhluk itu yang terlihat tersenyum dan merangkak mengitari langit-langit ruangan kamar mandi itu, mencoba mencari titik buta John untuk menyerangnya.
Sementara di panggung, tampak Dani Jagat akan memulai aksi sulap menantang mautnya yaitu menangkap peluru.
"Tunggu sebentar," ucap Sonya yang membuka tiket, dan terlihat mengeluarkan energi hitam yang menguap dan berkumpul ke sebuah lorong menuju kamar mandi.
"Gre!" ucap Sonya yang menyadari itu lalu menyenggol pundak Grace, melihat kejadian itu keduanya segera bergerak mengikuti arah energi batin tadi.
Kembali ke kamar mandi, tampak John terhempas ke sudut kamar mandi oleh tangan panjang sosok siluman yang terlihat masih berada di langit-langit kamar mandi itu.
"Brengsek!" umpat pria itu sambil mulai menembak ke arah sosok tersebut, namun saat tertembak makhluk itu malah berubah jadi banyak sekali burung merpati.
"Hah!" kaget John yang fokus mengisi ulang pelurunya dan mencoba mencari keberadaan makhluk itu di dalam kamar mandi.
Sayangnya terlambat karena makhluk itu terlihat mulai merangkak keluar dari sana.
"Hei!" teriak John yang berusaha mengejarnya.
Sementara di luar, tampak Sekar yang sedang mengamankan Rico dan pemuda yang diincar itu kini mencoba bersiap menunggu pemimpinnya kembali.
"Apa yang terjadi di dalam?" gumam Sekar yang terlihat bersiap dengan senjatanya.
Dan tak butuh waktu yang lama, sosok siluman itu terlihat keluar dan menoleh menatapnya dengn senyum lebar.
"Rico cepat pergi dari sini, bawa pemuda itu juga!" teriak Sekar yang mengeluarkan sebuah pistol 9mm yang langsung digunakan untuk menembak makhluk itu.
Namun seolah tidak merasakan sakit, makhluk itu malah tersenyum dan mulai berlari mendekati Sekar.
Beruntung sebelum berhasil menjangkaunya, makhluk itu terhempas oleh tinju kuat Rico yang tangan kanannya bercahaya.
"Rico?!" panggil Sonya dan Grace yang baru tiba, disusul suara tembakan dan jerit kesakitan Andi Jagat yang ada di sana.
"Untuk pertama kalinya! Sulap Andi Jagat gagal!" kaget Rudi yang merekam aksi sulap itu dengan kameranya, dan terlihat telapak tangan kanan Andi yang berlubang akibat terkena peluru.
To Be Continued