Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Kita tinggal di sini ngak pa apa dek?" tanya Refandi menatap mata cantik sang istri.
"Tidak apa mas, dimana pun ngak masalah" ujar Malika dengan senyum manisnya.
"Maaf ya kamu harus menikah dengan laki laki cacat ini, sekarang bukan hanya cacat, tapi juga di buang oleh keluarga sendiri" ujar Refandi dengan tersenyum miris.
Malika memberanikan memegang tangan sang suami.
"Mas kita hadapi bersama ya, mas kan sekarang ada aku" ujar Malika sungguh sungguh.
"Apa kamu yakin mau sama suami lumpuh kaya mas, apa kamu ngak malu sama teman teman kamu, sedangkan keluarga mas saja malu menganggap mas keluarga bahkan wanita yang sangat mencintai mas, yang mas jaga sepenuh hati mas saja dia meninggalkan mas, karena dia tau mau sudah lumpuh tidak bisa berjalan lagi" ujar Refandi sendu.
"Tidak, aku tidak berbuat dosa kenapa aku harus malu, dan aku bersama mas bukan kumpul kebo yang membuat aib, aku menikah dengan mas, aku sah di mata hukum dan agama menjadi istri mas, memang masalahnya apa harus malu karena mas lumpuh, kita hidup ngak menyusahkan orang kok, kita minta makan sama merekakan, buat apa harus malu" ucap Malika tegas, membuat senyum di bibir Refandi mengembang sempurna.
"Terimakasih sudah mau menerima mas, mas janji walau ke adaan mas lumpuh mas berusaha memenuhi kebutuhan kamu" ucap Refandi.
"Mas ngak usah kerja keluar rumah ya, mas di rumah aja, aku akan bekerja buat hidup kita, aku ngak mau kuliah lagi, aku ingin cari uang buat hidup kita berdua, dan juga aku ingin mas melanjutkan pengobatan mas, aku yakin mas pasti bisa jalan lagi" ujar Malika berapi api.
Refandi terkekeh dengan tingkah polos sang istri dan juga sekaligus haru dengan niat hati istri kecilnya itu, yang berniat membuat dia kembali sembuh seperti semula.
"Sayang... Dengar mas, mas memang tidak bisa bekerja ke luar saat ini, dan mas memang sudah bukan lagi Ceo di perusahaan mas lagi dan mas juga tidak mau di transfer uang oleh mereka, bukan bearti mas ngak punya kerjaan dan ngak punya uang, mas masih punya usaha kecil kecilan untuk menghidupi kamu sayang, dan mas ngak ingin kamu berhenti kuliah, lanjutkan kuliah kamu sayang, nanti kamu bisa bantu usaha mas" terang Refandi berbalik memegang tangan istri cantiknya itu.
"Baiklahh... Ujar Malika tak ingin membantah, ehhh... tapi mas punya usaha apa?" tanya Malika yang kepo.
"Mas masih punya sworoom mobil mewah dan bengkel motor di beberapa tempat yang di jalani oleh teman mas, mas hanya duduk manis menunggu data data di rumah, tanpa harus ke kantor, jadi tidak ada yang tau mas punya usaha sayang" ujar Refandi.
"Haa.... Sworoom mobil mahal dia bilang usah kecil kecilan, lalu yang besar itu apa" pikir Malika, kadang kadang orang kaya kelakuan suka heran.
"Haiii... Kenapa bengong" tegur Refandi melambaikan tangan di depan wajah sang istri.
"Ehhh... Ngak kok" ujar Malika malu yang ketahuan bengong.
Refandi di buat terkekeh dengan wajah bengong sang istri, menurutnya Malika gadis yang lucu
"Bantu mas... Mas mau ke kamar mandi" pinta Refandi.
"Baiklah... Kamarnya mas dimana?" tanya Malika.
"Loh... kok kamar mas?" tanya Refandi tak habis pikir dengan pertanyaan sang istri.
"Iya kamar mas, biar aku bawa mas kesana" terang Malika yang belum sadar dengan kesalahannya.
"Kamar kita sayang, bukan hanya kamar mas aja, ngerti!" tekan Refandi.
"Hehehe.... Iya lupa" cengir Malika menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Itu kamar kita" tunjuk Refandi ke salah satu pintu kamar di dalam apartemen tersebut.
"Waahhhh.... kamarnya luas banget mas" pekik Malika melihat kamar baru dia dan suaminya.
"Kamu suka" tanya Refandi.
"Suka, suka banget malah, dulu aja aku tidurnya di kamar sempit, itu juga berbagi tempat sama barang barang ngak ke pakai" ujar Malika dengan polosnya.
"Haaa.... serius kamu sayang?" tanya Refandi kaget sekaligus miris dengan kehidupan yang di jalanin oleh istrinya itu selama ini, sedikit banyak tentu saja Refandi sudah mencari info tentang calon istrinya itu, tapi tidak menyangka bakal separah ini.
"Hmmm... Serius lah, kenapa juga harus bohong" ucap Malika santai, sambil melihat lihat isi kamar tersebut, dan kaki nya melangkah menunju jedelan kaca yang lebar di kamar itu.
"Wwwaaaaaa... pemandangannya indah banget, apa lagi klau malam ya" ucap Malika.
Refandi hanya tersenyum melihat kelakuan istri kecilnya itu, padahal tadi di minta tolong nganterin ke kamar mandi.
"Likaaa...?! mas kan mita di anter ke kamar mandi sayang" ujar Refandu lembut.
"Eeehhh... Iya lupa, maaf ya mas" ujar Malika menepuk jidatnya karena kelupaan.
Refandi hanya terkekeh melihat tingkah sang istri.
"Mas mau mandi sekalian ngak" tanya Malika.
"Boleh deh, mas juga gerah" jujur Refandi.
"Ok..." ucap Malika bersemangat.
Bersambung....