Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
!SEASON 1&2 DI SINI AJA, TIDAK TERPISAH!
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 11
TIDAK ADA PILIHAN LAIN
Luna menggerakkan kepalanya perlahan ketika ia mulai tersadar dari pingsan beberapa jam. Wanita itu membuka matanya seraya menggosok tengkuk lehernya ketika dia mengingat bagaimana seseorang memukul tengkuknya hingga pingsan.
“Dia—"
Luna tersentak ketika ia menyadari tempat yang dia tinggali saat ini. Sebuah ruangan luas yang terdapat perapian hangat, dinding keramik yang khas dengan pulau Sisilia.
Sangat hening dan dingin. Tap! Tap! Tap! Hingga sebuah langkah kaki langsung membuat Luna berjaga-jaga dari sofa yang ia duduki.
“Tidak ada gunanya melawan saat kau berada di kawasan ku.” Ucap seorang pria dengan suara yang begitu Luna kenal.
Almo menatap Luna dengan tegas, memasukkan kedua tangannya di saku celana.
“Apa sebenarnya yang kau inginkan? Aku tidak mengusik kehidupan mu bahkan aku tidak melaporkan mu ke polisi atas tindakan pelecehan.” Ujar Luna sedikit meninggikan suaranya.
Mendengar hal itu, Almo menyeringai kecil.
“Tentu saja. Aku yang menyogok para polisi itu. Dan aku jugalah yang memperhentikan pasokan uangmu! Bukankah itu sudah cukup bahwa aku juga bisa menghentikan aliran darah mu sampai kau tidak akan bisa bernapas.” Jelas Almo bejalan mendekatinya.
Namun Luna masih mundur mencoba menghindar sebisa mungkin.
“Katakan. Kemana kau membawa anak itu pergi?”
“ANAK YANG MANA MAKSUDMU?” kesal Luna benar-benar tak menyukai Almo.
“ANAK YANG KAU BAWA DI BANDARA BOSTON!!" sentak balik Almo hingga Luna terkejut saat Almo rupanya melihatnya bersama Cassie.
“Itu bukan anakmu." Balas Luna berpaling.
Tak butuh waktu lama, Almo langsung menariknya, mencengkram kuat pergelangan tangan Luna hingga wanita itu mencoba melepaskan dirinya. “LEPASKAN AKU SIALAN!!"
“Jangan membohongi ku. Aku tidak suka itu.”
“Aku sudah mengatakannya. Dia bukan anakmu, aku hanya merawatnya saja. Aku tidak bodoh setelah kau melecehkan ku dan aku membiarkan benih mu di dalam perutku. Aku tidak sebodoh itu.” Jelas Luna yang kapanpun dia bisa mengatakan hal yang kasar dan menyakitkan hanya untuk orang-orang seperti Almo saja.
Pria itu terlihat sangat marah sehingga ia mulai mencengkeram tengkuk leher Luna, mendekatkan wajahnya hingga mereka dapat merasakan napas panas satu sama lain.
“Buktikan jika dia bukan anakku. Atau aku sendiri yang akan mencarinya dan membunuh siapapun yang menyentuhnya.” Almo melepaskan kasar Luna hingga wanita itu terjatuh di atas sofa.
Luna yang panik pun langsung mengejar Almo dan menarik lengan kekarnya hingga berbalik menatapnya. “KAU TIDAK BOLEH MELAKUKAN ITU!" sentaknya.
Pria itu kembali mendorong Luna ke dinding saat wanita itu hendak kabur.
“Apa yang tidak boleh untuk Almo Da Costa. Bahkan kau sendiri tidak akan bisa menghentikan ku.” Bisik pria itu penuh nada sensual hingga tangan kanannya bergerak ke paha Luna.
Terlihat Luna yang mencoba meronta menahan pergerakan tangan Almo yang terus bergerak ke atas pahanya. “Dia bukan anakmu, jangan melakukan kesalahan yang akan membuatmu menyesal." Ucap Luna memperingatinya.
Terdengar napasnya yang ngos-ngosan hingga Almo mulai bernapas di dekat leher belakang Luna. “Aku tidak peduli.” Bisik Almo.
Krakk!!! Pria itu langsung merobek belakang dress Luna dari ujung hingga ke punggung.
Setelah merusak dress nya, Almo melangkah pergi dan Luna tak bisa mengejarnya dalam keadaan dress seperti itu. Sambil kebingungan hingga matanya berkaca-kaca, wanita itu tak tahu lagi harus berbuat apa.
Tanpa pikir panjang, Luna menggerai rambut panjangnya untuk menutupi punggungnya yang terlihat. Setidaknya itu bisa menutupinya meski Luna harus berlari sambil berhati-hati agar dress nya tak melorot.
“Jalankan mobilnya.” Pinta Almo.
Namun ia mengernyit marah saat melihat Luna berdiri di depan mobilnya yang hendak melaju. “KAU TIDAK BISA PERGI DA COSTA!!! LEWATI MAYAT KU JIKA KAU INGIN BERTEMU DENGANNYA!” ucap Luna dengan berani meski Cassie bukanlah anaknya atau anak Almo.
Ya! Luna hanyalah babysitter yang merawat Cassie di saat Francisco sibuk bekerja. Sementara ibu kandungnya sudah meninggal saat melahirkan.
Almo menatap tajam hingga rahang tegasnya bergerak dan berdenyut ketika ia menggertakkan giginya.
Dia melihat Luna dengan sangat berani. “Injak gas nya.” Pinta Almo kepada sang sopir.
“Tapi Tuan—”
“INJAK GAS NYA!” sentak Almo tak main-main bila dia benar-benar ingin mendapatkan apa yang dia inginkan.
Luna yang masih berdiri di tempatnya hingga mesin mobil mulai berbunyi dan melaju cepat ke arahnya—
BRUGGHH!!!!
Lorella terjatuh saat dia hendak berjalan ke arah kamarnya setelah pesta selesai. Minuman alkohol membuatnya hilang kendali dan oleng.
“Dia terus saja membuat ku muak! Fucking life!” gumam Lorella mulai berdiri dengan sebisa mungkin. Tentu saja nasibnya beruntung ketika seorang pria paruh baya dengan tubuh gagah dan vit menolongnya.
Lorella menatap pria yang tak asing di matanya. “Kenapa kau datang huh?” tanya wanita itu saat ia melihat mantan kekasih gelapnya yang lebih muda 4 tahun darinya.
“Aku baru saja menemui Sergio dan mengucapkan selamat! Bagaimana denganmu yang malah tak karuan di sini!” ucap pria bernama Marcus itu menyeringai.
Anggap saja dia adalah selingkuh Lorella dibelakang Morrone.
“Kalau begitu buat aku kembali vit!" ucap Lorella hingga Marcus hanya menyeringai licik.
.
.
.
“Ahh~ " Suara desah Lorella ketika dia tengah bergerak di atas Marcus dengan sangat nakal. Kedua tangannya tak berhenti meremas payudara nya sendiri sambil meracau tak karuan.
“You're a delicious old bitch! (Kau jalang tua yang nikmat)!” ucap Marcus yang ikut membuka bibirnya saat ia juga merasakan kenikmatannya. “Aahhh~ ”
...***...
Luna membuka matanya saat, cahaya mobil yang begitu terang menerpa wajah cantiknya.
Untung saja mobil hitam itu terhenti dengan tepat waktu. Betapa cepatnya jantung Luna berdetak di detik itu juga, ketegangan di wajahnya pun melemas.
Brakk! “Apa kau tahu segila apa dirimu?" sindir Almo saat dia keluar dari mobil dan berjalan mendekati Luna.
Wanita itu hanya terdiam tanpa menatap Almo, dia sudah tak tahu lagi harus berkata apa.
“Pergilah." Pintanya, namun Luna sama sekali tidak bergerak ataupun membalas ucapan Almo.
Bukankah itu sama saja mengundang kematian. Pria itu sudah memberikan akses kabur. Tapi ada hal lain yang harus Luna lindungi, yaitu Cassie si bayi polos yang tak tahu apapun.
Bagaimana jika Almo tahu kalau dia bukan anaknya? Apa kemungkinan besar pria itu akan melepaskannya? Atau membunuhnya berserta ayahnya?
“Pergilah jika kau ingin hidup.” Ucap Almo menatap tajam hingga dia berbalik dan hendak berjalan menuju pintu mobilnya.
“Aku akan memberimu anak tapi jangan mencarinya." Ucap Luna entah apa yang ada di isi kepalanya sehingga dia nekat melakukan hal itu. Hal yang Almo sendiri terkejut mendengarnya sampai dia menoleh dan beradu pandang dengan tatapan tajam Luna.
“Bukankah itu yang kau mau?”
🤔 sebuah teka" siapakah kali ini musuh yang akan datang dan siapa kah orang yg berada dlm mobil yg misterius itu
sprti luna yg jg suka cemburu..
kpn mereka akan saling mengungkapkan isi hati nya 😍😍🤭🫢