setiap langkah pasti ada rintangan tetapi rintangan itu hal paling kejam sebab rintangan itu membuat ku rapuh sehingga untuk hidup saja aku bingung. kelak apakah aku bisa bahagia dengan tenang atau aku tidak akan bisa menemukan kebahagiaan ku.
kapan kebahagiaan ku bertemu dengan ku ?
siapa orang yang bisa membuatku bahagia?
" aku bahagia bertemu kamu"
" kamu adalah bumiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretarytu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Saat ini sahira masih belum sadar , bumi dan ayah menunggu di ruang tunggu depan IGD.
Dokter yang habis memeriksa sahira pun keluar
" permisi, kami mau mengabarkan jika mbak sahira sudah sadar " ucap dokter itu
" oh baik dok " jawab bumi
" sebentar lagi proses pemindahan ke kamar rawat inap akan kami proses dan di mohon untuk pihak keluarga menuju ke administrasi " ucap dokter lagi
" baik dok, terimakasih " jawab ayah
" baik saya permisi dulu " ujar dokter itu dan beranjak pergi.
" bum, ayah ke administrasi dulu ya, kalau kamu mau masuk gapapa " ucap ayah kepada bumi
Bumi mengangguk dan ia pun masuk kedalam IGD untuk menemui sahira
Sahira masih merasa pusing dan ia terbaring lemah. Sahira melihat bumi yang baru saja memasuki ruangan IGD itu.
" assalamu'alaikum " ucap bumi
" waalaikumsalam " jawab sahira dengan pelan.
" gimana keadaan kamu sa ? " tanya bumi.
" masih pusing kak " jawab sahira
Bumi membalas jawaban sahira dengan mengangguk.
Tak selang lama suster masuk kedalam ruangan IGD tersebut.
" permisi, mas mbak, mari pindah ke ruang inap " ucap suster itu dan hendak mempersiapkan sahira untuk di bawa ke ruang inap.
Sahira pun di antar ke ruang inap dan di temani oleh bumi di samping nya.
Tibalah di kamar yang akan di tempati sahira.
" permisi mas, mbak, ini ada buah dari pihak rumah sakit " ucap suster itu.
" oh, makasih mbak " jawab bumi
" iya sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu "pamit suster itu
Bumi mendekat ke arah buah yang ada di meja tamu dan memindahkan ke meja nakas di sebelah brankar sahira.
" kamu mau buah? " tanya bumi.
" boleh " jawab sahira
" mau buah apa ? Ada pear, apel, anggur,kamu mau yang mana? "
" apel boleh, tapi kan perlu dikupas ya " ucap sahira
" biar aku yang kupasin "
" beneran kak ? Makasih ya kak, maaf aku udah repotin kakak terus"
Bumi pun tak membalas ataupun menjawab apapun ia sibuk mengupasian apel yang di inginkan oleh sahira .
Tiba-tiba pintu kamar sahira di ketuk lalu pintu itu terbuka dan memperlihatkan ayah sahira disana.
Sahira terdiam melihat keberadaan ayah nya dan tak berkata satupun.
Ayah mulai mendekat ke arah sahira.
" eh om, udah selesai administrasi nya " ucap bumi basa-basi mencairkan suasana
" sudah bum " jawab ayah
Sahira tak memandang sang ayah, ia menandakan ke lain arah.
" ayah ngapain kesini " ucap sahira
" putri ayah sakit, jadi wajar ayah kesini " jawab ayah
" masih peduli ayah sama aku "
Tiba-tiba di tengah pembicaraan itu pintu kamar sahira terketuk lagi dan di libatkan bunda sahira dan umi serta abi bumi yang datang.
" asalamualaikum " ucap bunda
" waalaikumsalam "
" sa, gimana kondisi kamu " ucap bunda sambil menyentuh tangan sahira dan dengan sigap sahira menghempas sentuhan itu.
" mau apa kalian kesini " ucap sahira
" sa, gaboleh gitu " ucap bumi yang baru saja menaruh buah apel yang sudah ia kupas di meja nakas sebelah brankar sahira.
" puas, kalian bikin aku kaya gini , aku kira kalian udah gak peduli lagi sama aku " ucap sahira
" sa, maaf in bunda, maaf bunda ninggalin kamu " ucap bunda
" dengan segampang itu kalian bicara dan mengambil keputusan tanpa tau apa yang aku rasakan, aku benci kalian! " ucap sahira sedikit menaikan nada nya, air matanya sudah tak bisa ia bendung lagi.
" maaf, yah, bun , jika kalian kesini cuma nambah masalah buat aku mending kalian pulang dari rumah sakit ini, dan maaf aku gamau ngeliat kalian dulu " ucap sahira.
Bunda meneteskan air matanya dan kejadian ini di saksikan oleh keluarga bumi juga.
Ayah bunda dan keluarga bumi pun hendak keluar.
" tenang mi, biar coba bumi nasehatin " ucap bumi kepada umi nya karena melihat umi sedikit panik.
Setelah semuanya keluar bumi mulai menutup kembali pintu itu dan kembali menuju ke arah sahira.
" sa " panggil bumi
" apa kak, mau ceramah kan lo " ucap sahira
" enggak, aku gak mau ceramah, cuma mau nasehatin " ucap bumi dan sahira hanya terdiam.
" sa, gak seharusnya kamu bilang kaya gitu ke orang tua kamu, aku tau mental kamu sakit karena mereka, tapi mereka sebenarnya gak mau kaya gini sa " ucap bumi
" kalau mereka gak mau kaya gini, kenapaa mereka harus putuskan kya gitu kak "
" keadaan sa, mereka punya alasan tersendiri yang mungkin kamu gak ngerti, namanya dalam berumah tangga itu dua orang dan itu juga pastinya beda pemikiran "
" sekarang kamu tenangin diri kamu dulu , nanti kamu malah gak sembuh - sembuh, terus kalau kamu udah tenang, coba bilang ke orang tua kamu yang baik, minta maaf atas perkataan mu yang tadi, kamu gak kasihan sama orang tuamu, ayah mu yang rela ninggalin kerjaan nya buat ke sini, bundamu rela jauh-jauh dari jogja kesini , itu kamu sendiri yang bisa atur pikiran kamu sa. Yaudah kalo gitu aku keluar dulu mau nemuin umi sama abi dulu " lanjut bumi dan ia beranjak keluar dari ruangan itu.
Melihat bumi keluar dari kamar sahira, umi menghampiri bumi.
" gimana bum ?" Tanya umi.
" udah, biarin dia mikir dulu " jawab bumi.
" sahira udah benci sama aku " ucap bunda.
" mbak, sahira itu sebenarnya gak benci sama mbak, itu efek apa yang dia rasain aja " ucap umi sambil mendekat kepada bunda dan mencoba menenangkan.
" sekarang aku gak tau lagi mbak harus ngapain, aku juga kasihan lihat sahira "
" balikan " sahut ayah
Semua menoleh kepada ayah mendengar ucapannya itu.
Ayah mendekat ke arah bunda
" ayo kita balikan, kita coba susun rumah tangga kita dari awal, kita perbaiki hal yang perlu di perbaiki " ucap ayah kepada bunda
" aku gak mau kembali cuma gara-gara terpaksa dengan kondisi sahira, yang ada jika sahira tau dia pasti akan lebih sakit " jawab bunda
" tidak, ini dari hati aku yang paling dalam " ucap ayah
Ayah pun memeluk bunda dan seperti bumi, abi , umi terharu menyaksikan moment ini.
" gini ini bum, kalo udah berumah tangga pasti ada masalah dan kita harus sepintar - pintarnya nyelesai in masalah " ucap abi
Bumi sedikit terkaget dengan ucapan abi nya, apa ini sudah membahas rumah tangga saja.
" ha? Kok jadi bumi si bi " ucap bumi
" buat pelajaran bum, kan kamu pasti bakalan nikah " ucap umi sambil sedikit di iringi tawa kecil dari yang lain nya
Bumi hanya tersenyum mendengar itu. Sungguh bumi tak membayangkan jika sahira mengetahui jika orang tua nya sudah kembali seperti dulu, betapa senang nya dia.
Haii gimana cerita nya? Masih penasaran kelanjutan nya? Jangan lupa tunggu terus update-an nya yaah .. Semoga bisa menghibur kalian ya jangan lupa like , komen dan ajak temen- temen kalian buat baca juga yaa .. Seee youu
Lope you semuaa❤❤
🍫
🍫
soalnya ceritanya seru