MAS MONTIR KU SAYANG, TERNYATA ORANG KAYA!! Mungkin begitu judul clickbait yang cocok untuk novel ini😉
Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangar mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA DELAPAN
Khadijah tidur bersama suaminya, walau tanpa ada adegan ranjang yang terjadi selain bermimpi dan bangun di subuh hari. Alarm tubuh seperti sudah terbiasa untuk itu.
Pandangan Khadijah tertuju pada seraut tampan yang terpahat di wajah suaminya, di dadanya kini seperti ada yang mengencang tiba-tiba, dan itu detak jantungnya.
Entah ini pertanda apa, tapi, seingat Khadijah, ia tak pernah mampu berpaling dari Andre sejak awal berhubungan dengan pria itu.
Semua atensi hati dan pikiran Khadijah tak pernah ia palingkan meski sering kali godaan pemuda yang lebih tampan datang.
Kemudian untuk pagi ini, hanya karena wajah tidur Athalla, raut teduh dan damai pria asing itu berhasil membuat dirinya terpaku cukup lama.
Seolah tersihir, Khadijah sampai tak sadar jika pemuda yang dipandangnya sudah membuka mata dan memandang balik dirinya dengan sebelah tangan yang menyangga kepalanya.
"Kamu ngeliatin cowok ganteng pagi-pagi gini nggak takut diabetes hmm?"
Sontak, Khadijah memalingkan tatapannya, sumpah demi apa pun, Khadijah malu. Ini kesan pertama bangun tidur di sisi suami, Khadijah sudah ketauan terpana.
Melihat sipu malu istrinya, Athalla menyentuh rambut lurus wanita itu. Dan seakan tahu kalau Khadijah memang perlu bantuannya, Athalla bertanya. "Kamu mau apa?"
"Dijah mau shalat. Kaki Dijah--"
"Iya aku bantu." Athalla langsung bangkit, kemudian meregangkan otot sebelum turun dari ranjang dipan sederhana Khadijah.
Athalla membuka pintu kamar sembari mengumpulkan nyawanya. Kemudian, menggendong tubuh Khadijah keluar.
Khadijah harus terbiasa dengan hal ini, sekarang Athalla sudah menjadi suaminya, begitu juga sebaliknya. Athalla akan membiasakan diri menyentuh Khadijah.
Khadijah bisa mandi sendiri, hanya cukup didudukan saja di kamar mandi. Sementara Athalla menunggu di sisi pintu kamar mandi hingga ketiduran lagi.
Khadijah sampai harus teriak-teriak dan mengetuk pintu sedikit keras dari dalam demi membangunkan suaminya kembali.
Mungkin Khadijah takut telat shalat sampai sempat merutuk sedikit. Athalla yang baru terbangun malah hanya ber-hehe ringan.
Khadijah dikembalikan ke kursi roda setelah mengambil wudhu. Tentu saja sebisa mungkin Athalla yang membantu wanita itu.
"Mas nggak ikut shalat?" Baru akan takbir, Khadijah urung setelah melihat suaminya mendatangi dipan kembali.
"Harus, ya?"
"Kan wajib, Mas!" Khadijah sedikit ketus, Athalla sampai terkejut dengan respon itu.
Sejatinya, meski keluarganya cukup agamis, tapi jika bicara soal shalat subuh, Athalla jarang sekali mengerjakannya. Terlebih, kalau sedang tidak berada di lingkungan rumah ayahnya, Athalla sering meninggalkan shalat.
"Iya nanti shalat."
"Nunggu dhuhur?"
Athalla menyengir. Diam-diam begitu, lumayan menohok juga sindiran istrinya.
Memang, Khadijah tak bisa mentolerir apa pun jika soal shalat. Kalau Athalla tidak memberikan nafkah tidak apa-apa, tapi kalau shalat, Athalla wajib melaksanakannya.
"Kapan shalatnya?" tagih Khadijah.
Athalla tak jadi kembali ke dipan, dia akan turuti kemauan istrinya. "Iya, sekarang Mas mandi, Wel."
Khadijah anak Kalbar, sedikit kurang paham bahasa Jakarta. "Memang Wel itu apa?"
"Bawell!" Khadijah terkikik, ternyata biar pun terpaksa dan terlihat masih kantuk, Athalla mau juga melakukan shalat.
"Kenapa lama-lama bawel Khadijah mirip istrinya Pak montir." Athalla menggerutu, lalu menengadah tangan dengan wajah yang mendongak ke atas.
"Ya Allah, seharusnya Engkau nggak perlu kabulkan doa-doa Pak montir selama ini ya Allah, cukup Pak montir saja yang punya istri bawel soal shalat."
..."**"--__--"**"...
Andre menunggu gantian kamar mandi, memang kamar mandi di rumah sederhana ini hanya ada satu dan itu di belakang.
Andre tak mengira jika yang sedari tadi dia tunggu justru suami mantannya. Melihat dari atas hingga bawah, Athalla baru mandi wajib agaknya.
Sejujurnya, Andre cemburu dengan bentuk tubuh yang Athalla miliki. Postur tinggi, kulit kuning langsat khas asia, tatanan rambut yang manly, alis dan pahatan rahang tegas.
Dada bidang yang masih jernih dan ditumbuhi bulu-bulu tipis, menyempurnakan pemuda dengan handuk di setengah badan tersebut.
Yah, yang paling menyebalkan adalah, basah rambut Athalla membuat pikiran Andre melangkah ke mana-mana.
"Hay brother!" sapa Athalla.
"Kamu tahu kan Khadijah masih sakit?"
Baru keluar dari kamar mandi, Athalla sudah dicecar pertanyaan. "Kamu nggak mungkin tega memaksanya malam tadi kan?"
Ah, tadinya Athalla tak paham ke mana arah pembicaraan Andre, tapi, ia langsung menyambung setelah pertanyaan kedua.
Jadi maksudnya, Andre ini mengkhawatirkan malam pertama Khadijah? Takut karena Khadijah masih sakit, atau karena tidak mau melihat Khadijah diperawani olehnya?
Athalla terkekeh menyebalkan sesuai dengan watak aslinya. Dia tepuk lengan Andre demi memenangkannya. "Tenang saja Bro. Yang sakit cuma kaki Khadijah."
Athalla kembali cengengesan melirik kepalan kuat tangan Andre. "Yah, Lu tahu lah maksud Gue apa. Khadijah cuma sakit kaki bukan di bagian yang lain yang bisa Gue sentuh."
Sontak, Andre menyentak dada bidang Athalla dengan dua tangan, tidak lupa ia menusukkan tatapan nyelang. Demi apa pun, Andre benci sekali dengan pemuda asing ini.
Beraninya Athalla membicarakan hal itu di hadapannya. "Kau?!"
"Mas!!" Athalla tertawa menyebalkan ketika suara Khadijah terdengar dari dalam kamar.
Terlihat, Andre masih kesal, dan justru itu yang membuat Athalla terhibur bahkan seolah ingin menebar garam pada luka Andre.
"I'm coming, Sayang!!" Athalla ngeluyur dengan tidak sopannya. Sungguh, Andre ingin sekali melenyapkan pemuda tidak waras ini.
Bahkan sampai masuk ke dalam kamar lagi, Athalla masih bersiul-siul seolah-olah pemuda itu tengah menyalakan genderang perang untuk menantang dirinya.
"Ahh, Sayang!!"
"Kamu ngapain sih, Mas?" Khadijah malah bingung dengan sikap aneh suaminya.
bakalan shock 7 hari 7 malam tuh s marina sama s murni juga s andre...