seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.
didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 (Redstone Bluff)
Keesokan pagi saat aku sudah bersiap dengan ranselku aku berpamitan dengan kakek Karlo di ujung kebunnya. Sekarang sepertinya jam 5, langit masih gelap, tapi tidak masalah, karena tidak segelap saat malam, aku masih bisa melihat sekitar. Aku mengambil kompas dari saku celanaku melihat arah, aku pergi ke arah utara sedikit miring ke timur dari rumah kakek Karlo. Aku memulai perjalanan, dengan peliharaan slime biru yang mengikutiku, aku sudah memiliki nama untuknya, namanya Gleemo, dia berjalan disampingku, kami mulai memasuki hutan, udara terasa segar di pagi hari, suara serangga juga terdengar.
...____...
Satu jam berlalu, sejauh ini perjalanan kami lancar, aku dan slime beristirahat di atas bebatuan besar berlumut yang ada di hutan. Aku memakan satu potong roti, sedangkan Gleemo berburu serangga kecil. Matahari mulai beranjak naik menyinari hutan, kalau aku tidak salah, desa Redstone Bluff berada di tanah tandus, jadi aku harus menghemat persediaan air. Saat aku kembali menyandang ranselku, ada kalajengking di dekatku, aku hendak melempar batu menggunakan telekinesis ke arahnya, tapi Gleemo sudah lebih dulu melahapnya, aku bahkan kaget.
"hei, itu beracun!"
"tidakh apha." sekarang aku kaget lagi.
"sejak kapan kamu bisa bicara?"
"akhu beradaptasy, mempehlajari cyara kakekmu dan kamu berihnteraksi, aku menirukannya sechara pherlahan."
Aku baru tahu, karena selama ini Gleemo belum pernah bicara, bahkan kata-katanya masih banyak kesalahan, tapi aku yakin perlahan dia bisa memperbaikinya.
"baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita."
"oke, kitha mahu khe manha?"
"ke desa Redstone Bluff."
Kami mulai berjalan, Gleemo tidak banyak bicara lagi, mungkin masih memikirkan kata-kata yang tepat.
..._____...
Satu jam berlalu lagi, kami menemukan sungai, aku mengambil ranting yang cukup panjang, kuat, tapi ringan lalu meruncingkan ujungnya.
"kamhu mau apha?"
"menangkap ikan."
"ouh.."
Baiklah, sekalian juga melatih teknik menangkap ikanku. Sepuluh kali mencoba, gagal terus, ikannya lincah sekali kabur, tapi aku tidak menyerah, sepuluh kali lagi aku mencoba, akhirnya dapat seekor, lumayan besar, tapi sekarang aku bingung, dimana mau menaruhnya untuk persediaan makan nanti?
"aku bisha menyimpannya di dalma thubuhku."
Gleemo seperti mengerti apa yang aku bingungkan.
"kamu makan atau menyimpannya?"
Sebagai jawaban, Gleemo menelan ikan tangkapanku kedalam tubuhnya, aku hendak memarahinya, tapi kemudian ia mengeluarkan lagi ikan itu masih dalam keadaan yang sama.
"baiklah, kamu boleh menyimpannya.
Gleemo menelan ikan itu lagi.
"berapa banyak yang bisa kau simpan?"
"akhu tidak tahu, taphi sepertinya shepuloh"
Baiklah, aku akan menangkap dua lagi. Setelah 14 kali percobaan aku berhasil menangkap dua ikan dan disimpan lagi kedalam Gleemo, setelah itu kami melanjutkan perjalanan, aku melempar Gleemo ke sisi lain sungai sedangkan aku melompati batu untuk melewatinya.
...____...
sekitar 45 menit kami melanjutkan perjalanan, kami melihat tempat tanah yang tandus berwarna oranye dengan beberapa bebatuan besar disana, aku mulai berjalan menginjak bioma ini, teraaa panas, tapi tidak masalah, kami masih bisa melanjutkan perjalanan, saat Gleemo memasuki bioma ini, warnanya berubah dari biru menjadi oranye, sepertinya dia bisa beradaptasi dengan baik, kecepatan kami mungkin akan lebih lambat daripada sebelumnya.
...____...
30 menit berlalu di bioma tanah tandus ini, aku memutuskan beristirahat di salah satu batu, panas terik membuatku berkeringat, aku meminum air dan juga Gleemo dari perbekalan air kami. Samar-samar aku mendengar suara hewan mendekat, Gleemo juga mendengarnya, kamu menatap asal suara sambil masih duduk di atas batu kering, seekor kuda berwarna hitam mendekat dengan seseorang mengenakan jubah hitam panjang menungganginya. Saat tiba di depan kami, orang itu turun dari kudanya, siapa dia?
"halo sang pengembara, aku memiliki beberapa barang berguna yang diperdagangkan, apakah kamu tertarik?"
Pria itu membuka jubahnya membuat beberapa barang dagangan terlihat menggantung di dalamnya, ada tali, rantai, alat-alat dan barang yang tidak ku ketahui, aku yakin semuanya berguna, tapi untuk saat ini aku mau menghemat persediaan uangku dulu.
"terimakasih, tapi maaf, untuk sekarang saya belum akan membelinya karena sedang menghemat persediaan uangku."
pria itu terkekeh. "baiklah nak, tidak masalah, itu adalah pilihan baik, sepertinya kamu pengembara baru, senang bertemu denganmu dan selamat berpetualang, sayangnya aku tidka punya banyak waktu."
Pria itu menaiki kudanya lagi. "sampai jumpa." kudanya berlari lagi melesat.
"hey! Apa aku boleh menumpang?" teriakku.
"sayangnya tidak nak! Aku tidak dibayar untuk itu! Lagipula bagus untuk petualang pemula sepertimu untuk mandiri." balasnya yang terus menjauh menggunakan kudanya. Padahal aku tahu dia ke arah desa Redstone Bluff juga. Aku dan Gleemo melanjutkan perjalanan.
...____...
satu jam berlalu, panas makin terasa menyengat, matahari makin terik, aku dan. Gleemo kelelahan, tapi kami tidka menyerah, kami juga meminum sedikit air setiap 30 menit sekali untuk mencegah dehidrasi. Aku berhenti sejenak duduk di atas batu.
"kenapa?" tanya Gleemo.
"kita tidak tahu akan menghadapi apa di desa Redstone Bluff, dan juga dengan cuaca terik begini kemampuan kita bisa berkurang, jadi sebaiknya aku berlatih sebentar untuk mencoba beradaptasi, kamu mau ikut Gleemo?"
"thentu saja."
Kami mulai berlatih, Gleemo mengeluarkan tentakelnya dan membulat di bagian ujung seperti tangan, oa latihan meninju batu, aku latihan mengangkat batu menggunakan telekinesisku dan juga butiran pasir. Setelah 15 berlatih, fokusku mulai ke latihan tadi, jadinya aku sudah tidak terlalu mempedulikan panas bioma ini, aku dan Gleemo melanjutkan perjalanan.
...____...
30 menit kami bejalan, kami berjalan diantara bebatuan besar, matahari makin naik, sepertinya sekarang sudah siang, tapi sekarang tidak terlalu panas karena cahaya matahari dihalangi bebatuan. Terdengar suara kerikil berjatuhan dari jauh, aku menatap ke arah suara, satu batu besar jatuh, aku dan Gleemo mundur, batu tersebut jatuh tepat di depan kami, menghalangi jalan. Jika kami berputar akan memakan waktu lama, jadi aku memutuskan kami akan memindahkan atau menghancurkan batu ini.
"Gleemo, kita akan menghancurkan atau memindahkan batu ini, mengerti?"
"mengerti."
Baiklah, aku mencoba menggunakan kekuatan kinetikku dulu. Satu menit berlalu, batu itu tergeser sedikit tapi sangat pelan, energiku tidak akan cukup, Gleemo disebelahku mengubah bentuk tubuhnya, apa yang ingin dia lakukan? Dia mengubah bentuk tubuhnya menjadi seperti manusia. Gleemo masuk diantara sela batu itu yang agak terangkat karena kekuatanku, lalu dia menolong mengangkat batunya dari sana. kecepatan pergeseran batunya bertambah, 5 menit kami akhirnya bisa memindahkan batu itu kembali ke bagian atas yang aman jadi dia tidak akan jatuh lagi. Gleemo turun dari bebatuan lalu kembali ke bentuknya semula, kami melanjutkan perjalanan 10 menit kemudian kami keluar dari area bebatuan, jadi panas matahari kembali terasa.
...____...
1 jam lagi kami berjalan, kami juga hampir kehabisan persediaan air, jika tidak segera menemukan desa Redstone Bluff kami tidak akan memiliki air lagi.
Dari kejauhan aku melihat sesuatu, bukan bebatuan, seperti bangunan, saat melihat itu aku langsung senang, itu desa Redstone Bluff! sebentar lagi kami tiba, bahkan Gleemo terlihat lega, aku dan Gleemo langsung berlari menuju kesana.