Oswald Steinwech, pria misterius yang selalu menjadi buronan aparat kepolisian karena kasus-kasus pembunuhan brutal yang di tuduhkan terhadap dirinya, membuat Oswald harus berpindah-pindah tempat tinggal!
Beberapa bisnis ilegal yang ia kelola bahkan terancam tumbang karena pengkhianatan dari rekan kerja juga sahabat dekat, pria berwajah pucat itu bahkan tak lagi mampu mempercayai orang-orang yang semula menjadi kaki tangan baginya!
Menghilang sementara waktu merupakan cara terbaik bagi Oswald untuk bisa kembali menata kehidupannya yang selalu berantakan! hingga akhirnya seorang gadis muncul dalam kehidupan Oswald!
Keceriaan serta ketegaran dari diri Reyna dalam menapaki alur kehidupan seorang diri justru membuat Oswald mengubah pandangan perihal kehidupan yang ia lalui! Reyna yang awalnya tampak menyebalkan di mata Oswald, kini justru menjadi gadis istimewa yang mampu mendobrak kebekuan hati Oswald,
Akankah Oswald menemukan kedamaian hidup bersama Reyna????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyamanan Dari Sebuah Pelukan!
Waktu menunjukkan pukul 23.45,
Oswald kembali muncul serta melangkah memasuki apartemen dengan beberapa kantong belanjaan pada tangan kanan juga kirinya, ia melepas mantel serta menggantung nya pada gantungan baju sederhana yang terletak tepat pada sebelah kiri pintu ruangan,
Setidaknya, dirimu tak akan lagi kelaparan sweetie!
"Pasti dia telah terbang ke alam bawah sadar!" Oswald melangkah terburu dengan menyunggingkan senyum namun pria itu kembali memutar langkah dan membungkuk meraih sepatu yang sempat ia hentakkan ke sembarang arah.
"Begini kah??" pria itu menyipitkan mata sembari memperhatikan rak dari beberapa alas kaki milik Reyna.
"Rapi!!! dia akan mengomel jika ruangan ini terlihat acak-acakan!!"
Aaaaaghh! dia benar-benar gadis rumit!!
Setelah membasuh tangan serta memasukkan beberapa bahan makanan juga snacks ke dalam lemari pendingin, Oswald akhirnya berdiri mematung di samping ranjang.
Bisakah aku tidur bersama mu, dummy? apa kau akan memarahi ku? bibir mungil mu itu-, astaga!!! aku sungguh ingin kembali melumatnya!
Reyna yang tampak meringkuk serta terlelap damai dengan memejamkan mata di hadapannya seketika membuat Oswald membungkuk, jemari nya bahkan tergerak dan membelai lembut surai rambut sang gadis.
"Apa kau lelah?? kenapa dirimu kian menawan jika memejamkan mata seperti ini, hmmmm?? racun apa yang kau tebar hingga diriku selalu ingin membuntuti mu kemanapun kau pergi, sweetie??"
Perhatian Oswald nampak teralihkan tatkala ponsel dalam sakunya bergetar,
"Sungguh mengganggu saja!!" Oswald menegakkan tubuh dan seketika melangkah menjauh dari ranjang Reyna.
"Katakan!!!"
'Sepertinya ada orang lain yang mengincar gadis itu Tuan, atau lebih tepatnya tertarik!!'
"Orang lain??"
'Mungkin Anda mengenalnya!'
Sambungan terputus, raut wajah Oswald seketika menegang, pria itu mengeratkan rahang dengan tatapan sinis pada layar ponsel yang ia genggam.
"Reyna Guinerva Augusta!?"
Kau, kenapa harus dirimu?? kemana semua amarah ku pergi? kenapa hatiku selalu merasa bahagia juga damai saat berada di dekat mu? apa yang terjadi dengan Steinwech yang berdarah dingin ini? gadis tolol ini? kenapa aku kalah dengan semua celotehan aneh yang terlontar dari bibir mungilnya? diriku bahkan terus-menerus mengejarnya!
Oswald menghela nafas dalam, pria itu bahkan terus berdebat dengan dirinya sendiri saat kembali berada di samping tubuh Reyna.
"Oh shit!!!! why are her lips so seductive?? what should I do now?"
"Haaaaghh!!! sepertinya aku benar-benar telah gila sekarang! kenapa kau harus turn on di saat seperti ini??" Oswald memejamkan mata, ia berbalik badan dan akhirnya terduduk di bawah ranjang sembari menyandarkan kepala saat sesuatu dalam dirinya nampak berdiri tegak menantang.
Haruskah diriku mencari pelampiasan??
****
Rasa hangat yang menjalar saat sinar mentari kembali muncul serta memeluk alam semesta seketika membuat Reyna mendapati setengah kesadaran dari dalam diri.
Ini sudah pagi ibu, ayah! terima kasih karena telah memeluk diriku dan memberikan rasa aman semalaman, aku menyayangi kalian!
Sudut bibir gadis itu tertarik ke atas tanpa menyadari apapun, lengan besar yang membelenggu pada tubuhnya justru semakin ia dekap dengan erat.
"Aku menyayangi kalian,"
"Aku juga menyayangimu," suara berat dari seorang pria yang merambat ke telinganya seketika membuat Reyna tersentak dan mendorong tubuh Oswald.
Bruuugghhh,
"Aaaaw-wwh!!!! Aaaaaghh!!!"
"Astaga!!! Tuan Oswald!! bagaimana ini??"
A-aku-, harus menolong nya! tapi-, aku bahkan tak mengenakan bra pada Rachel juga Samantha!!!
Reyna turut panik namun gadis itu justru kebingungan dan memilih untuk bersembunyi di balik selimut.
"Aaaaiiissh!!! tulang punggung ku, Oh Tuhan!! apa tulang ekor ku juga patah??" Oswald meracau bahkan meraung kesakitan saat tubuhnya mendarat sempurna di lantai ruangan.
Apa yang kau lakukan Reyna?? tunggu-, apa dia benar-benar mengalami cedera?? astaga Tuhan!! tolong ampuni lah diriku!! kenapa kau selalu membuat masalah seperti ini??
Reyna memukul perlahan area kepalanya sendiri sebelum akhirnya turut melompat turun dan memeriksa tubuh Oswald.
"T-tuan!! saya minta maaf, saya sungguh tak bermaksud untuk -,"
"Apa kau sengaja ingin membunuh ku?? astaga, ini sungguh menyakitkan!! aaaaaghh!!!"
"A-aku-, sungguh tak bermaksud untuk berperilaku kasar terhadap mu, Tuan!! tapi kau-, kenapa kau bisa tidur di atas ranjang??!! bukankah Anda sudah berjanji akan tidur di sofa?!!" Reyna mendengus kesal meski telapak tangannya mengusap lembut bahu sang pria.
"Kau menyalahkan diriku sekarang??"
"A-apa??"
"Apa kau tak ingat semalam dirimu lah yang menahan ku untuk tetap berada di atas ranjang ini bersama mu, dummy!!"
"A-aku-, menahan Anda?? jangan berbicara yang bukan-bukan, Tuan Oswald!! apa kau ingin membodohi ku??"
"Untuk apa aku membodohi mu, tanpa perlu melakukannya kau ini sudah bodoh, apa kau tak menyadari hal itu?"
Aku memang gadis bodoh!
Oswald beranjak ia meraih gawai yang semula tergeletak pada meja samping ranjang dan kembali berbalik menatap Reyna yang masih mematung bungkam.
"Lihatlah!!!"
"A-apa??"
Astaga!!! aku-, benar-benar melakukan tindakan konyol semalam?
Mulut Reyna pun seketika menganga atas video yang ia saksikan pada layar gawai milik Oswald.
Kenapa kau harus mengigau seperti itu, Rey!!! pantas saja dia memelukku! ayah!!! ibu!! tolong lah putri mu ini!!! aku malu!!!
*****
Seorang gadis tinggi nan molek dengan kostum ballet berwarna nude tampak melangkah lebar keluar gedung, raut wajahnya cukup panik saat atensinya tertuju fokus pada Frederick yang membuka pintu kendaraan.
"Frederick!! tunggu!!"
"Katakan!!"
"Apa kau ingin menemui Reyna?"
"Aku?? aku harus segera kembali ke kantor!"
"Jangan membuat alasan lain apalagi mencoba untuk membohongi ku, Frederick!!" Paula menyambar kunci mobil dan membuat Frederick memutar tubuh hingga mampu berhadapan dengan dirinya.
"Membohongi mu?? apa maksudmu?"
Lihatlah!! kenapa sikapnya berubah drastis seperti ini? apa dia kembali termakan oleh rayuan gadis tak tahu diri itu??
Paula membuang nafas kasar, ia memalingkan wajah sebelum akhirnya kembali mencoba untuk tenang dan menyuarakan isi hati juga kepala.
"Kau membersamai Reyna selama hampir seharian kemarin! apa itu benar??"
"Ayolah Paula!! Reyna harus menjalani investigasi di kantor bagaimana bisa aku tak menemani nya?" Frederick tampak memegangi kepala saat menanggapi pertanyaan dari sang tunangan.
"Kau lebih memilih untuk menemani gadis itu daripada menemani ku untuk gladi bersih?"
"Paula-,"
"Kau berubah Frederick!!! apa kau juga akan bersedia membatalkan pernikahan kita jika Reyna meminta mu untuk melakukannya??"
"Paula!!!!!"
"Lihatlah!! kau bahkan meninggikan suaramu terhadap diriku demi dirinya! aku sungguh tak percaya!" Paula melempar kunci mobil sebelum akhirnya berlalu sembari sibuk mengusap air mata.
Apa yang harus kulakukan?? kenapa semua jadi rumit seperti ini Tuhan? Paula ..., aku hanya sedang lelah! kenapa kau justru memancing emosi ku?
"Aaaaaghh!!! aku harus bisa meluruskan semua kesalahpahaman ini, bersabarlah Frederick!!!" pria itu akhirnya kembali berlari menyusul langkah sang wanita menuju gedung teater.
****
"Hey!! kenapa kau selalu meninggalkan ku? tunggu lah diriku honey!"
Aku tak tahu lagi Tuhan!! kenapa pria ini terus mengekor padaku!!
"Saya tidak ingin jika sampai terlambat bekerja! dan kau-," Reyna menghentikan langkah, ia mendongak serta mengacungkan telunjuknya dihadapan hidung Oswald, "kau seharusnya juga pergi ke tempat kerja mu kan Tuan Oswald?!"
"Aku masih memiliki waktu!! lagipula aku membutuhkan sesuatu di swalayan tempat mu bekerja, sweetie! jadi aku ingin membeli barang itu terlebih dahulu!" Oswald tersenyum manis, ia bahkan meraih dagu Reyna hingga gadis itu semakin mendongak dan berdekatan dengan wajahnya.
"Lepas!!! jangan menyentuh ku sembarangan Tuan!!!"
"Aaaiiissshhh!! kita bahkan sudah bertukar air liur, tapi kenapa kau tetap saja bersikap ketus seperti ini padaku? dummy??"
"Terserah!!! saya tak ingin mendengar apapun!!" Reyna justru menutup kedua telinga dan membiarkan Oswald terus berceloteh di belakang langkah kakinya.
Tak ada yang jauh menggemaskan selain membuat dirinya kesal seperti sekarang! ternyata hidup ku tak seburuk yang ku kira!! Hey Tuhan!!! aku akan sedikit mendekatkan diri padaMu, jika gadis ini bisa benar-benar ku miliki!!