Area dewasa!!! karena akan ada beberapa adegan kekerasan dan dewasa..
Velvet Majestic Green, seorang gadis remaja badung, anak dari seorang pengusaha kaya raya. Meskipun ayahnya kaya tetapi Velvet bukanlah anak yang manja. Dia bekerja di sebuah minimarket sebagai kasir setelah pulang dari sekolahnya.
Damon Riley Robert, seorang pria tampan yang mempunyai sikap sedikit brutal. Dia sangat suka berkelahi dan bahkan memiliki geng. Damon sangat sering berurusan dengan polisi karena seringnya bermasalah dengan perkelahian antar geng ataupun perorangan.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik.. semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#24
Velvet tak bisa menahan tangisnya. Dia menangis histeris di pinggir jalan demgan posisi terduduk dan tangannya memukul mukul tanah.
Riana yang melihat hal itu dari kejauhan segera berlari menghampiri Velvet.
"Vel...ada apa?" tanya Riana bingung melihat Velvet yang begitu kehilangan kendali.
Velvet tak mendengarkan Riana. Dia tetap menangis histeris.
"VELL!!! ada apa?katakan padaku. Jangan membuatku panik," kata Riana berusaha memeluk Velvet tetapi Velvet justru mendorongnya.
Velvet tak bisa menerima kenyataan ini. Edith adalah hartanya yang paling berharga. Itu bisa saja membuatnya gila jika dia sampai kehilangan sang mommy.
Velvet semakin berteriak histeris dan menangis.
"VELLL!! PLEASE STOP!!!" teriak Riana dan mengguncangkan bahu Velvet agar Velvet tersadar.
"Ada apa ini?" tiba tiba Damon ada disana dengan mengendarai motornya.
Damon baru saja dalam perjalanan akan pulang ke apartemennya. Dan dia selalu melewati jalan itu.
Damon segera turun dari motornya dan memegang bahu Velvet.
"Hei, ada apa?!", teriak Damon karena Velvet masih menangis dengan suara yang keras.
"Ada apa dengannya??" tanya Damon pada Riana.
"Aku tidak tahu, dia tiba tiba begini setelah menerima telepon," jawab Riana.
"Ayo kuantar pulang," kata Damon yang masih memegang bahu Velvet.
Velvet melepaskan tangan Damon di bahunya dan tertunduk di tanah.
"Aku tak bisa.. aku tak akan bisa," kata Velvet sesenggukan dengan tangan kotor berlumuran tanah.
"Ada apa? katakan padaku, aku akan membantumu," kata Damon menangkup pipi Velvet dan melihat wajahnya yang sangat menyedihkan itu.
"Mommy...mommyku," kata Velvet terbata bata.
"Hmm, katakan, katakan padaku," lanjut Damon.
"Mommy meninggal," kata Velvet dengan suara tercekat dan kembali menangis.
Lalu Damon langsung memeluk Velvet. Riana yang mendengarnya juga langsung terkejut dan menangis.
Riana sedikit tahu tentang keluarga Velvet. Dan Velvet selalu menceritakan tentang mommynya di kala itu.
Damon terdiam lama dan masih memeluk Velvet.
"Jangan khawatir, kau tidak sendirian," kata Damon akhirnya sembari menenangkan Velvet dan mengusap punggungnya.
Velvet masih menangis dan tak bisa berhenti. Dia terlalu takut untuk pergi ke rumah sakit. Dia belum siap melihat keadaan Edith.
"Aku tak akan bisa melihatnya," lirih Velvet didalam pelukan Damon.
"Aku akan menemanimu, kau harus melihatnya," kata Damon melepaskan pelukannya dan menangkup rahang Velvet kembali.
"No... I can't," suara Velvet tercekat.
"Aku akan mengantarmu, ayo," kata Damon mengangkat tubuh Velvet yang lemas.
"Aku tak ingin pergi," ucap Velvet.
"Lalu kau ingin membiarkannya sendirian? Kau tak kasihan pada mommymu? di saat terakhirnya kau bahkan tak mau melihatnya," kata Damon.
Velvet kembali menangis dan Damon memeluknya lagi.
"Oh God, ada aku bersamamu, aku janji tak akan meninggalkanmu," ucap Damon.
Riana mengusap air matanya dan sedikit lega karena ada Damon yang menenangkan Velvet.
Tak lama kemudian, Damon pun membawa Velvet ke rumah sakit dimana jenazah Edith di semayamkan.
Setibanya di rumah sakit, Damon menggenggam erat tangan Velvet yang masih kotor dan membawanya ke toilet untuk mencuci tangannya.
Velvet hanya diam saja dengan apa yang dilakukan Damon. Damon bahkan membersihkan wajah Velvet yang kotor karena air mata dan terkena tanah.
Setelah itu, Damon membawa Velvet ke kamar dimana Edith berada.
Di depan kamar sudah ada Roderick. Dia langsung menghampiri Velvet dan memeluknya. Tetapi Velvet tak melepaskan tangan Damon. Dia tetap memegangnya dengan erat.
"Maafkan uncle, seharusnya uncle menjemputnya dan tidak membiarkan mommy pergi sendiri," kata Roderick sedih.
Velvet hanya terdiam dan tak mengatakan apapun.
"Biar aku yang menemaninya melihat mommynya," kata Damon pada Roderick.
Dan Roderick pun mengangguk.
Damon membawa Velvet ke dalam kamar dan tampak jasad Edith telah tertutup kain putih seluruhnya.
Velvet menghentikan langkahnya.
"Aku akan gila jika melihatnya, aku tak akan melihatnya," kata Velvet akhirnya.
"Kau akan menyesal nantinya," jawab Damon.
"Tidak, aku tak akan menyesal," jawab Velvet lirih.
Damon kemudian memeluk Velvet dan mengusap lagi punggungnya dengan pelan. Dia hanya ingin Velvet lebih tenang dan siap menerima kenyataan ini.
"Kau tetap tak ingin melihatnya?" tanya Damon setelah beberapa lama melihatnya.
"Aku takut," jawab Velvet dengan suara yang sangat pelan.
"Percayalah padaku, kau akan lebih lega jika melihatnya, tak akan ada rasa penyesalan nantinya," kata Damon lirih.
Lalu perlahan Damon membawanya ke depan jasad Edit yang sudah terbujur kaku.
Kemudian Damon melepaskan pelukannya dan membuka kain putih itu hingga wajah pucat Edith terlihat.
Lalu Velvet melihatnya sekilas dan langsung terduduk lemas kemudian menangis kembali.
Damon duduk dan memeluknya kembali. Damon tahu ini pasti amat sangat berat bagi Velvet.
Velvet masih menangis dan Damon hanya bisa memeluknya dan mengusap punggungnya terus menerus.
Damon menunggu beberapa menit hingga akhirnya Velvet menghentikan tangisannya.
Kemudian, Damon membantu Velvet berdiri dan akhirnya Velvet melihat wajah Edith untuk terakhir kalinya.
Kesedihan yang sangat dalam tak bisa dibendung olehnya. Velvet kembali menangis sembari memeluk jasad ibunya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤