Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C31 : PESTA
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Carlos yang kini berada tepat di hadapan Zafer seketika gemetar ketakutan. Apalagi setelah melihat aksinya yang begitu sadis membuatnya takut.
"Ka-kau mau apa? Kau ingin putriku? Ini. Ambil dia. To-tolong jangan bunuh aku, " ucap Carlos yang langsung mendorong putrinya pada Zafer. Eshma terkejut mengetahui bahwa ayahnya begitu egois. Dia rela mengorbankan putrinya demi keselamatannya sendiri.
"Ayah?"
"DIAM. Turuti saja kemauannya. Kau mau ayah mu ini mati?"
"Ta-tapi mereka akan membunuhku ayah, "
"BIARKAN SAJA. Lagi pula kau bisa bertemu dengan ibumu kan?" Eshma semakin terkejut. Dia menangis mengetahui ayahnya yang sangat egois. Eshma menunduk menyesali tindakannya yang begitu membela ayahnya. Ia lalu menghapus air matanya dan berbalik menatap Zafer.
"Kau ingin menghabisi ayahku kan? Silahkan saja, " ucap Eshma yang kemudian berdiri di belakang Zafer.
"Eshma?" Kali ini Eshma sangat tidak memperdulikan hubungannya dengan ayahnya. Dia tidak peduli jika suatu saat nanti ayahnya selamat dan memberikan hukuman padanya atau bahkan tidak di akui sebagai putri lagi. Zafer membuang ke dua pedangnya dan langsung menendang perut Carlos hingga tersungkur ke tanah. Setiap kali Carlos berusaha berdiri, Zafer langsung menendangnya. Di tengah Zafer sedang menghajar Carlos, Veyna mengambil mobil dan segera membawa Jay, Altan, dan yang lainnya rumah sakit.
"Siapa kalian? APA MAU KALIAN?" Ucap Carlos. Zafer sama sekali tidak menjawab pertanyaan Carlos. Dia kemudian mengambil sebuah tongkat besi dan memukul kepala Carlos begitu keras. Zafer duduk di atas tubuh Carlos dan menghajar wajah Carlos berkali-kali dari sisi kanan maupun kiri. Rupanya Carlos masih nampak kuat, dia lalu menendang Zafer menggunakan lututnya. Dan balik melakukan penyerangan. Carlos terus saja memberi perlawanan sampai dia berhasil menyudutkan Zafer di pohon. Carlos juga mencekik Zafer begitu kuat sampai Zafer kesulitan bergerak. Mata Carlos tiba-tiba terfokus pada kalung yang di kenakan Zafer. Kalung itu merupakan kalung yang berlambangkan simbol khusus Hernandes. Dari mana Zafer mendapatkannya? Rupanya sebelum melakukan misi tersebut, Gohar pernah memberikan kalung itu pada Zafer. Gohar memberikan kalung tersebut di karenakan Zafer tertarik dengan kalung itu.
"Hernandes?" Batin Carlos yang keheranan. Namun dia tidak mau melepaskan pelung tersebut. Carlos terus mencekik Zafer dengan begitu kuat. Eshma yang melihatnya langsung mengambil sebuah batu. Batu itu kemudian di lemparkan Eshma tepat mengenai tangan Carlos hingga melepaskan cekikannya dari Zafer. Berkat Eshma, Zafer selamat. Dan kini gantian Zafer yang mencekik Carlos. Setelah cukup puas mencekik Carlos, kini hal yang tak di duga adalah Zafer mengambil sebuah pistol yang tak jauh dari sisi nya. Pistol itu kemudian di arahkan Zafer ke kepala Carlos. "Ja... Jangan... " rintih Carlos. Namun Zafer malah menurunkan pistolnya tepat ke mulut Carlos. "Kau dari tadi terlalu banyak omong, " ucap Zafer. Ia kemudian langsung menembak Carlos berkali-kali di mulutnya. Bukan cuma di mulut, Zafer lalu menembakkan nya ke arah jantung Carlos agar dia benar-benar tewas.
Setelah semua tewas. Zafer menghampiri Eshma yang nampak shock melihat ayahnya tewas di hadapannya. Zafer memberikan peluk pada Eshma agar dia tetap tenang. Singkat cerita, Veyna kembali datang setelah membawa Jay dan yang lainnya ke rumah sakit.
"Kalian gak papa?"
"Enggak kak, "
"Ayo kita pergi, " mereka kemudian pergi meninggalkan tempat itu dan bersama ke rumah sakit.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Singkat cerita, Jay berhasil selamat. Tusukan pisau di perutnya sama sekali tidak begitu menembus organ dalamnya. Pisau itu hanya merobek beberapa lapisan kulitnya saja. Pendarahan pada perut Jay bukan hanya di sebabkan karena pisau tersebut. Altan dan yang lainnya juga mendapatkan sedikit pengobatan akibat beberapa luka lebam. Untuk sementara Jay di rawat di rumah sakit. Dan misi mereka akan kembali di jalankan setelah Jay membaik.
Keesokan harinya, saat di kampus. Zehra tidak mau hal yang sama terulang lagi. Dia menunggu Jay di parkiran mobil. Namun sayangnya lama menunggu Jay tak kunjung tiba. "Apa dia sudah ada di dalam?" Batin Zehra. Ia pun meninggalkan parkiran itu dan masuk ke kampus. Namun selama di dalam kampus, Zehra sama sekali tidak menemukan Jay. "Apa dia tidak masuk?" Batin Zehra.
Sementara itu. Kepolisian Oman sudah mengetahui kasus kematian Carlos. Berita kematian Carlos juga sampai di telinga Ghani, yang tentu membuatnya kesal dan murka. Ghani langsung meminta seluruh polisi Oman bergerak untuk mencari pelaku pembunuh Carlos, dan Ghani juga menjanjikan uang ratusan miliyar bagi siapa saja yang berhasil menangkap pelaku. Berbekal barang bukti berupa baju Zafer. Ghani juga meminta agar berita kematian Carlos jangan dulu di siarkan sampai dia berhasil menemukan pelaku.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Sore harinya setelah pulang dari kampus. Zehra yang tak mendapatkan kabar Jay sama sekali pergi ke markas milik Jay. Sesampainya di sana, gerbang markas itu nampak seperti di gembok dari luar yang menandakan bahwa mereka sedang pergi. "Apa misi Jay sudah berhasil. T-tapi Ghani masih hidup, " ucap Zehra menebak-nebak. Dia kemudian pergi meninggalkan markas untuk pulang ke rumah. Dia harus bersiap-siap untuk acara pesta nanti malam. Walau dia sedikit tidak mood karena harus pergi sendiri tanpa adanya Jay. Padahal Jay dan Zehra sudah sepakat akan hadir sebagai pasangan di pesta itu.
Malam harinya. Pesta ulang tahun kampus di gelar cukup meriah di hotel pribadi milik Ghani. Dalam pesta itu, Ghani mengutus Mehra gadis nakal sebagai penanggung jawab pesta tersebut di karenakan ia masih fokus dalam kasus pembunuhan Carlos. Tentu kita tau bagaimana jadinya jika pesta tersebut di pegang oleh Mehra. Benar. Pesta itu bukan pesta biasa. Pesta yang di penuhi dengan obat-obatan terlarang bahkan miras di mana-mana. Zehra datang ke pesta itu, karena seperti biasa setiap tahun dia menjadi pembawa acara di dalam pesta tersebut. Zehra tidak punya teman sejak dulu. Teman-temannya satu persatu sudah menjadi pecandu obat-obatan terlarang.
"Hai Zehra, " sapa Evan sambil merangkul Mehra di hadapannya. Zehra tentu tidak suka apalagi harus buang-buang waktu berbicara sama orang seperti mereka. Zehra ingin pergi tapi sayangnya dia di halangi.
"Mau apa kamu?"
"Aku? Mau apa? Ya tentu mau kamulah sayang, " Mehra yang kesal memukul Evan, namun Evan tertawa sambil mengatakan bahwa ia hanya bercanda.
"Aku tidak ada waktu buat kalian. Permisi, " ucap Zehra.
"Eitss. Mana pasangan mu itu? Si.. Siapa namanya? Ohh kakek Vijay. Di mana kakekmu itu? Apa pinggangnya sakit sampai-sampai tidak bisa datang di pesta ini? Atau dia malu karena merasa tak pantas dengan anak muda seperti kita?"
"Baguslah kalau dia sadar diri. Dia hanya seorang kakek-kakek yang lupa umur hanya untuk membauri anak muda seperti kita. Dan kau Zehra. Tak ku sangka selera mu seburuk itu. Pantas saja kau menolak berkencan dengan ku, " Zehra tidak memperdulikan ocehan Evan dan langsung pergi meninggalkan mereka.