Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 14 - Black Card
Di dalam mobil yang sudah melaju Aileen masih terus menunduk sambil meremat kedua tangannya sendiri yang mengeluarkan keringat dingin.
Meski sudah keluar dari rumah keluarga Clarke, namun kemarahan Helda seolah masih terus menghantui kemanapun dia pergi.
Hansel menyadari itu, membuat pria yang sangat jarang bicara ini akhirnya lebih dulu buka suara.
"Semua baju mu ukuran nya apa? Biar Denis yang siapkan baju ganti mu."
"Oh iya, tadi kenapa aku tidak ambil baju dulu."
"Ganti saja semuanya dengan yang baru."
"Ini aku punya uang sedikit, kata Bibi Rose untuk ku makan diluar, tapi aku makan bersama paman terus. Jadi uang ini untuk paman."
Hansel terdiam, merasa pembicaraannya dengan Aileen tidak menemukan titik temu. Dia tanya apa dan Aileen jawab apa, gadis ini selalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
Dan Hansel melihat beberapa uang yang terlipat rapi diulurkan oleh Aileen.
Gadis ini benar-benar membuatku kehabisan kata-kata. Batin Hansel.
"Simpan saja uang itu untuk mu."
"Tidak mau, uang ini milik paman."
"Masukkan di laci dashboard."
"Baik."
Hansel membuang nafasnya pelan, meski dia merasa kesal tapi entah kenapa dia tak bisa marah pada gadis ini.
"Sekarang katakan, berapa ukuran baju mu."
Aileen tidak langsung menjawab, membicarakan ini cukup membuatnya malu. Hingga melupakan ketakutannya pada Helda beberapa menit lalu.
"Kenapa diam? cepat katakan agar Denis menyiapkannya dengan segera."
"Tapi paman_"
"Kenapa?"
"Aku malu."
"Ya ampun, aku tidak punya waktu untuk menemani kamu."
Aileen terdiam, mendadak merasa Hansel sedang memarahi dia.
"Aku juga tidak punya uang," cicit Aileen lagi.
Membuat Hansel seketika menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Untunglah itu area yang diperbolehkan parkir.
"Paman, kenapa berhenti?" tanya Aileen, dia takut Hansel akan memintanya turun.
Dilihatnya pria dewasa ini mengambil sesuatu di dalam jas bagian dalam nya, sebuah dompet, lalu mengeluarkan kartu hitam dari dompet itu.
Aileen tahu, itu adalah black card. Kartu berisi uang tanpa batas. Dulu dia pernah melihat milik ayahnya.
"Pakai ini dan jangan cemaskan tentang uang lagi."
Mulut Aileen menganga, dia tak punya keberanian untuk mengambil kartu itu.
"Ambilah."
"Tapi Paman_"
"Ambil."
Aileen mencebik, sampai akhirnya tangan kecil Aileen di tarik oleh Hansel dan dipakainya untuk menerima kartu ini.
"Nanti pergilah bersama Siska dan beli semua yang kamu mau. Sekarang kita pulang dulu."
Aileen tidak menjawab apa-apa, bahkan menganggukkan kepala pun tidak.
Mereka berdua hanya saling diam sampai akhirnya tiba di dalam gedung apartemen milik Hansel. Gedung ini adalah milik keluarga Braile, dan Hansel menghuni salah satu unit nya.
Di dalam lift menuju lantai 10 gedung ini, Aileen akhirnya memberanikan diri untuk bicara.
"Paman."
"Hem."
"Bagaimana jika aku menghilangkan kartu ini?"
"Ganti dengan tubuh mu."
Aileen mencebik, mendadak ingin menangis. Membayangkan dia akan jadi pelayan Hansel seumur hidup.
"Jadi jaga kartu itu seperti kamu menjaga tubuh mu sendiri."
Aileen mengangguk patuh, kedua tangannya pun menggenggam erat black card pemberian Hansel.
Saat masuk ke unit apartemen sang Paman, Aileen terperangah merasa terpesona.
Apartemen ini lebih mirip sebuah mansion yang mewah. Tempatnya luas dengan langit-langit yang tinggi.
Bahkan apartemen ini terasa lebih megah daripada rumah keluarga Clarke.
"Apa benar ini apartemen?"
"Hem, kamar mu di sebelah sana." Hansel menunjuk sisi kiri, Sementara dia melangkahkan kaki menuju sisi kanan.
"Beristirahatlah."
"Baik paman."
Mereka berpisah.