Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Mas dan Adek
Jika Hana adalah wanita yang membenci Naomi secara terang-terangan, maka Sari adalah sebaliknya.
Pelayan yang baru bekerja selama 4 hari itu tidak pernah menampakkan wajah benci, senyuman manis nan hangat selalu terpancar di wajahnya. Kata-kata yang diucapkan terdengar halus, tapi seperti mengandung bisa di dalamnya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, Naomi meminta agar Bibi Sarah merahasiakan jika dia ikut Gama keluar kota. Jika ada pelayan lain yang bertanya, jawab saja jika dia sedang cuti karena ada hal mendesak.
Bibi Sarah tentu saja setuju, karena dia pendukung teratas hubungannya dengan Gama. Ijin dengan Tuan Bara juga sudah dibereskan oleh Gama.
Harusnya Gama berangkat tanggal 20, tapi harus mundur satu hari karena Naomi baru akan menyusul tanggal 21.
"Kenapa harus berbeda? Kita bisa berangkat di hari, tanggal, dan jam yang sama."
Begitulah yang di tanyakan Gama saat dirinya meminta syarat itu. Naomi lantas menjawab :
"Aku tidak ingin yang lain iri karena aku pergi denganmu, Mas. Maaf jika aku banyak minta, aku hanya ingin bekerja dengan tenang setelahnya."
Mau tidak mau Gama akhirnya setuju, setidaknya dia bisa berlibur selama 3 hari bersama wanita yang dia sukai tanpa gangguan siapapun.
Sepasang adam dan hawa layaknya love bird itu akhirnya bertemu, Naomi baru saja sampai di hotel tempat Gama menginap.
"Capek ya?" tanya Gama sembari mengelus pipi Naomi. Sedangkan si penerima pertanyaan menggeleng dengan senyum kecil.
"Sebenarnya aku jarang jalan-jalan pas keluar kota gini, tapi karena sekarang ada kamu, nanti aku cari referensi tempat hits," ucap pria yang kini berusia 29 itu.
Naomi hanya mengangguk, dia sama sekali tidak pernah liburan hingga kini berusia 23 tahun. Saat ada acara sekolah dulu dia tidak ikut karena keterbatasan biaya.
Wanita itu berjalan ke arah jendela hotel dan menyibak gordennya, dia bisa melihat gedung dan rumah-rumah yang tampak kecil dari posisinya sekarang.
Tubuhnya tersentak kecil, sebuah tangan melingkar indah di pinggangnya. "Kamu harus sering ikut aku," ucap Gama, dagunya menumpu di bahu Naomi.
Tak ada jawaban dari belah bibir Naomi, dia sampai sini saja karena tekadnya yang mengatakan harus menghindari Sari selama beberapa hari. Apalagi setelah ucapan yang dilontarkan wanita itu sebelum Gama pulang dari kantor hari itu.
"Mas gak ada rapat atau kerjaan?"
Gelengan Gama berikan, "Siang ini gak ada, tapi nanti malem ada acara di rumah rekan kerjaku yang ada di sini, kebetulan hari ini anniversary pernikahannya yang ke 3," jawabnya dengan nada lucu karena posisinya.
"Kamu ikut ya," tambah Gama.
Naomi seketika menggeleng, dia melepaskan tautan tangan Gama di perutnya dan membalik tubuhnya, menghadap Gama dan menatap manik matanya.
"Maaf ya Mas, aku di hotel aja. Lagipula aku gak punya baju buat pergi ke sana," ucapnya dengan lembut.
Gama balas menatap Naomi lembut, "Masalah baju urusan gampang, nanti sore kita belanja dulu. Aku pengen ngenalin kamu sebagai orang yang aku suka," jelasnya tak kalah lembut, tentu saja dia melakukannya agar Naomi luluh.
"Tapi Mas---"
Belum sempat dia melanjutkan ucapannya, telunjuk Gama sudah bertengger terlebih dahulu di atas bibirnya. "Ini cara aku biar kamu percaya kalau aku serius sama kamu. Dunia harus tau kalau ada seorang wanita sederhana yang berhasil buat pria brengsek kayak aku berhenti dari kebiasaan buruknya."
Semua orang tau jika penerus Maharaja adalah pria yang senang bergonta ganti wanita, tak sedikit pula yang menyumpahinya terkena penyakit kelamin. Tapi Gama 100% bersih dan sehat, dia memang aktif dalam sex, tapi dia juga aktif dalam memeriksakan kesehatannya.
Perlahan pipi Naomi bersemu merah, perkataan Gama seperti rayuan gombal yang diucapkan buaya berwujud manusia untuk menarik lawan jenisnya.
Melihat pipi yang semakin memerah itu membuat Gama ingin terus menggoda wanita di depannya. "Dek?" ujarnya tiba-tiba.
Bola mata Naomi melebar, dia menelan ludahnya dengan kasar. "Dek Naomi?" panggil Gama lagi di iringi senyum manis.
Seketika wajah Naomi memerah seluruhnya, dia mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya. "Apa sih Mas! Tiba-tiba manggil gitu!!" ucapnya dengan nada marah yang terdengar lucu di telinga Gama.
"Kan kamu manggil aku "Mas". Jadi aku manggil kamu "Dek". Adek Naomi kesayangan Mas Gama."
Sudah, cukup sudah! Naomi mengibarkan bendera putih. Kakinya terasa seperti jelly, siap meleyot kapan saja.
"Mas Gama ih!" teriaknya sembari memukul dada Gama cukup keras.
Gama terkekeh geli, "Mulai sekarang itu panggilan resmi aku buat kamu. Mas dan Adek, bagus kan?"
Sepertinya pria di depannya ini akan terus menggodanya, dengan sekuat tenaga Naomi berlari ke arah kamar mandi untuk mendinginkan wajahnya, dadanya juga berdebar dengan kencang, belum lagi perutnya yang terasa di hinggapi ribuan kupu-kupu.
Hiperbola sekali Naomi ini kawan-kawan.
Berbeda dengan kamar hotel bintang lima yang penuh dengan bunga-bunga cinta bermekaran. Di kediaman Maharaja para pelayan justru sedang bergosip ria.
"Kalian percaya Naomi cuti karena ada urusan mendesak?" ucap Sinta.
Ayu dan Siska menggeleng bersama, "Dia kan udah gak punya siapa-siapa di luar sana, yang lebih aneh lagi dia cuti pas Tuan Gama pergi keluar kota," balas Ayu dengan wajah julidnya.
"Kenapa Tuan muda bisa tertarik sama perempuan itu sih, kasian Mbak Hana dipecat gara-gara si Naomi," lanjutnya. Ayu adalah pendukung nomor satu Hana yang mengejar-ngejar Gama, entah apa yang sudah Hana katakan padanya hingga dia ikut mendukung.
"Kamu kenapa malah bahas Hana sih!" geram Sinta. "Dia dipecat juga salahnya sendiri, se-gak sukanya aku sama si Naomi gak pernah punya niat buat celakain dia."
Ayu menunduk, dia memang yang paling muda di antara Siska dan Sinta. Makanya sangat mudah mendoktrin otaknya.
"Lagi bahas apa nih?"
Tiba-tiba saja Sari datang entah dari mana, ikut nimbrung tiga pelayan lain yang sedang besantai.
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Sari, tapi wanita muda itu tidak merasa sungkan. Dia justru ikut duduk di gazebo dan mencomot buah mangga siap makan di tengah-tengah mereka.
"Kalian ngerasa aneh gak sih sama hubungan Mbak Naomi dan tuan muda. Masa aku lihat dia sering keluar masuk kamar tuan," celetuk Sari.
"Kamu pelayan baru mana tau," sahut Sinta.
Sari tertawa pelan, "Kasih tau dong Mbak, kan kamu yang paling lama di sini," pancingnya dengan lembut.
Akhirnya mengalir cerita awal hubungan Gama dan Naomi dari mulut Sinta tanpa hambatan. Sari yang mendengarnya tersenyum miring. "Dasar janda gatel tukang rebut pacar orang!" celetuk Sari.
"Pacarnya siapa yang di rebut?" tanya ketiga lainnya dengan wajah penasaran.
Senyum Sari kembali mengembang, "Tuan muda lah, kan dia udah punya pacar! Gara-gara si Naomi gatel itu hubungannya retak sama pacarnya," jelasnya.
Ekspresi terkejut tidak bisa disembunyikan oleh Sinta, Ayu dan Siska. "Tuan Gama punya pacar?!" ucapnya secara bersamaan.
Sari mengangguk semangat, "Sini deketan, aku kasih tau siapa pacar tuan muda," ujarnya sembari melambaikan tangannya agar saling berdekatan.
Setelah posisi mereka begitu dekat, Sari memberitahu siapa pacar Gama. Lagi-lagi membuat ketiganya melotot kaget.
"Kamu gila!" teriak Siska mewakili temannya.
Bersambung
Maaf banget up jam segini🥹 Author sibuk poll hari ini, tapi masih tak usahain update kok, terima kasih buat yang sudah menunggu cerita ini.
Terus dukung Author biar semangat update tiap hari ya👍 dukungan kalian sangat membantu
Oh iya, kira-kira siapa pacar Gama ya? Komen di bawah jika ada yang tau🤭
naomi hrus kuat
itu orang iri jgn d pkir kn naomi
senang x baca novel yg ini