My Hubby, My Sugar Daddy

My Hubby, My Sugar Daddy

Jalanan Lengang Kota Burkina Fasto

Berdiri di tengah jalanan lengang nan sunyi, Reyna akhirnya melambaikan tangan pada seorang gadis yang berjalan terburu demi bisa segera menghampiri nya,

"Kau benar-benar menungguku disini?"

"Tentu saja! mana mungkin aku meninggalkan gadis penakut seperti mu, Ve?" Reyna terkekeh, ia akhirnya melanjutkan langkah sembari melompat-lompat kecil untuk menghibur diri.

"Apa kau yakin bisa bertahan?"

"Entahlah! tapi hanya ini satu-satunya pekerjaan yang bisa ku lakukan sekarang, Ve! kau tahu kan aku tak memiliki titel sarjana! mana mungkin aku bisa bekerja di perkantoran seperti mu juga wanita lainnya!"

Vema tampak hening, ia memperhatikan raut wajah sang sahabat yang memang selalu mampu memanipulasi semua orang dengan senyum juga sikap tenangnya.

"Reyna, bukankah dirimu berhasil lolos dari ujian universitas GUD, meski secara online! tapi surat kelulusan serta sertifikat dari universitas harusnya mampu membantu mu dalam melamar pekerjaan bukan?"

"Aku memang berhasil lulus Ve, tapi untuk menebus sertifikat kelulusan dari universitas GUD juga tidak gratis! aku harus kembali mengeluarkan uang untuk bisa menebus sertifikat yang kau sebutkan! sementara gajiku dari swalayan-, kau tahu sendiri bukan?"

Reyna, bagaimana caraku membantu mu? kau pasti akan menolak uang pemberian dariku! dan aku juga tak ingin menjatuhkan harga dirimu, Rey! tapi sungguh, aku ingin membantu mu!

Vema akhirnya bungkam, rasa sayangnya terhadap sang sahabat membuat Vema turut menampilkan wajah sendu.

"Apa kau belum berhasil menemukan tempat tinggal baru dari paman Lupin?"

Reyna menggeleng dengan wajah datar sebelum akhirnya membenahi sling bag pada bahu kirinya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di Burkina Fasto saat ini hanyalah sang paman, namun pria itu menghilang semenjak kedua orangtuanya meninggal.

"Rey-, tinggal lah bersamaku jika memang kau tak lagi mampu membayar sewa apartemen!"

"Terima kasih atas tawarannya Vema! tapi-, aku tak ingin membuat keluarga mu tak nyaman hanya karena kehadiran ku!"

"Apa yang kau katakan?? aku bahkan hanya tinggal berdua dengan kakak ku sekarang! lagipula -, dirimu bukanlah orang asing bagiku Rey!"

"Tunggu-, tinggal berdua?" netra indah berwarna coklat itu seketika terbelalak atas pernyataan sang sahabat.

"Ayah dan ibu-, mereka telah memilih untuk meninggalkan rumah beberapa Minggu lalu! dan ku dengar -, surat perceraian mereka sedang dalam proses! aku-, aku akan menjadi seorang anak broken home, Rey!"

Vema yang menundukkan kepala dengan netra berkaca-kaca seketika membuat Reyna meraih pergelangan tangan sang sahabat untuk duduk di salah satu kursi taman tepi jalanan.

"Hey-, aku disini! kehidupan mu akan tetap berjalan meski tak akan lagi sama, Vema! lagipula kita ini sudah dewasa bukan?? cepat atau lambat -, kita harus hidup tanpa campur tangan orang tua!" Reyna berucap lirih dengan tatapan lembut hingga membuat Vema menubruk tubuhnya dengan isak tangis.

Rey! aku beruntung karena memiliki mu!

Gadis berambut lurus dengan postur yang lebih tinggi dari Reyna itu kembali menorehkan senyum saat sang sahabat melerai dekapan serta mengusap cairan bening yang membasahi pipinya.

"Tersenyum lah!! jangan sampai kita tumbang dalam permainan dunia yang keras ini, Ve!"

"Eeheeemmm!! maaf, aku seharusnya tidak cengeng seperti ini!"

"Lebih baik kita segera pulang! akan semakin tidak menyenangkan jika kita kehujanan bukan?" Reyna kembali beranjak dan memperhatikan sekeliling yang kian sunyi,

"Bagaimana pekerjaan mu hari ini Rey? apa ada sesuatu yang menyenangkan?"

"Aaaaaghh!!! sungguh menyebalkan sekali pimpinan kepala toko yang baru, selain mesum! dia juga memiliki bau badan yang cukup menyengat!! aku sungguh tak menyukainya!!! tak bisakah dia menggunakan deodorant atau semacamnya?"

"Benarkah? tapi apa dia tampan??"

"Setampan apapun aku tak akan menyukai pria pemilik bau badan sepertinya!" Reyna berucap ketus dengan langkah yang kian lebar.

"Reyna, tunggu!!"

"Aku lelah Ve!!! ayolah!!"

"Kenapa kau sama sekali tak menanggapi beberapa pria tampan yang mencoba untuk mendekati mu, Rey?? bukankah kau bisa memanfaatkan kecantikan mu untuk memikat uang dari mereka?" Vema kembali meraih lengan sang sahabat yang perlahan menoleh ke arahnya.

"Apa kau pikir aku ini seorang jalang?"

"Please -, iam just telling rubbish!! tapi beberapa pria yang bekerja di-,"

"Jangan membahasnya lagi, Ve! aku sungguh tak tertarik untuk berkencan sekarang! aku ingin menggenggam banyak uang karena hasil jerih payahku sendiri! baru setelah itu-,"

Vema justru nampak tak fokus, tatapan nya yang tertuju tepat ke seberang jalan seketika membuat gadis itu berbicara dengan tubuh gemetar.

"Pelan kan suaramu Rey!"

"Apa-, astaga!!!" jari telunjuk Vema yang mengarah pada tindakan brutal seseorang seketika membuat Reyna membekap mulutnya sendiri.

Jika diriku memutuskan untuk berlari bersama Vema, besar kemungkinan Vema akan terluka! bagaimana ini? aku yakin Vema tak akan mampu untuk menghadapi ketakutan nya terhadap orang asing! terlebih -, pembunuh sepertinya!

Pemandangan yang cukup mengerikan di seberang jalan yang kini mampu ditangkap oleh pandangan mata Reyna akhirnya membuat gadis itu mendorong sang sahabat untuk segera meninggalkan dirinya.

"Vema!! pergilah!!! lari secepatnya!!!"

"Tapi Rey!!!"

"Cepatlah lari Vema!!! aku akan baik-baik saja!!" teriakan dari lisan Reyna yang cukup melengking seketika mengalihkan perhatian dari seseorang.

Aku-, aku harus berbicara padanya! aku harus membuat orang ini tetap berada disini sampai Vema bisa benar-benar melangkah menjauh! ya ..., aku yakin Tuhan bersama ku!!

Tubuh Reyna semakin gemetar, namun ia berkali-kali menelan ludah dan mencoba untuk mengatur nafasnya di tengah rasa panik.

Suara langkah pria dengan hoodie hitam yang kini semakin mendekat kini tampak terdengar kian jelas ditelinga Reyna,

Pisau dengan lumuran darah itu?? dia benar-benar seorang pembunuh? Astaga Reyna!!! tak bisakah kau turut berlari sekarang??

Tubuh Reyna kian gemetar, namun kakinya terasa lunglai hingga ia tak mampu bergerak sedikitpun.

Tuhan!!! tolong diriku!

"Siapa namamu??"

"A-apa??"

"What's your name? isn't clear??"

"Rey-,na! aku-, namaku-, Reyna!"

"Woow!! sungguh gadis pemberani! apa kau benar-benar melihat ku menikam orang yang tergeletak disana?"

Reyna menggeleng perlahan, dagunya yang kian terangkat karena ulah sang pria asing seketika membuat gadis itu memejamkan mata.

Cantik!!! mungkin aku bisa menikmati tubuhnya malam ini,

Sudut bibir Oswald nampak tertarik ke atas, ia juga memainkan pisau pada paras Reyna yang kini membeku dalam dekapan lengan kekarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!