Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
PLAK
Tamparan Saka sangat penuh tenaga sampai wajah Rere menyamping, rasa sakit yang sangat luar biasa dirasakan Rere kali ini.
“Dasar kau jalang! Tidak tahu aturan, tidak tahu malu!” Maki Saka, ia sangat murka kali ini.
Tangan Rere memegang pipinya yang bahkan sangat sakit untuk sekedar bicara sedikit saja. Tidak tahu harus dengan apa dengan hal yang Saka lakukan, intinya Rere benar-benar tidak terima dengan hal yang Saka lakukan barusan padanya.
“Kau itu bukan gadis, Rere. Kau adalah wanita yang memiliki suami, bagaimana bisa kau berkeliaran sebebas itu, ha?!” hardik Saka lagi kepada Rere yang masih mencerna semuanya.
Saka menarik tangan Rere tapi segera ditepis oleh wanita itu, dan hal yang dilakukan Rere berhasil membuat Saka menjadi semakin emosi saja. Malah Saka semakin memaksa agar Rere ia pegang erat-erat, sampai membuat Rere merintih kesakitan.
“Katakan, apa kau berselingkuh dariku?” Tanya Saka kali ini lebih tidak dengan emosi, melainkan dengan penuh penekanan.
“Awwww.. Sakit, Saka..” Bahkan Rere tidak bisa melepaskan diri dari Saka yang sudah marah itu. Tenaganya tidak sebanding tapi Rere tidak mau terlihat lemah dimata Saka yang tidak tahu diri itu.
“Jawab, Rere!” Bentak Saka tepat diwajah Rere sampai wanita itu terpejam, ia tersentak dengan setiap bentakkan Saka.
“Seharusnya semua pertanyaan dan tuduhan itu.. Aku menuntut itu darimu, Mas. Kau kira aku tidak tahu jika selama ini kau berselingkuh dariku? Aku tahu, Mas.. Aku tahu jika selama ini kau tidak lemah syahwat, melainkan kau sendiri menjaga perasaan istri keduamu!” Jelas Rere sambil berteriak tapi tidak menangis sama sekali.
Tidak, tidak akan Rere menumpahkan air matanya kembali untuk pria seperti Saka kali ini. “Aku lihat sendiri kau bermesraan dengan wanita lain disaat kau sendiri mengatakan lemah syahwat padaku?”
“Jangan kira, aku tidak tahu, Mas!” Teriak Rere, ia mendorong tubuh Saka yang memang seperti tidak berdaya setelah Rere mengungkapkan semuanya.
Rere bangkit dari duduknya, ia menatap Saka yang hanya diam menunduk. Tidak ada kata maaf yang terucap dari pria itu bahkan setelah Rere sendiri mengetahui semua kebusukan yang tersimpan selama lima tahun tersebut. Hal itu membuat Rere semakin yakin jika tidak pernah ada belas kasih dihati Saka untuknya selama ini.
“Kau membuatku sangat hancur, Mas. Aku sangat mencintaimu dan memberikan segala hal yang kau inginkan.. Tapi, kenapa kau membalas semua rasa cintaku dengan pengkhianatan seperti ini?” Tanya Rere kepada Saka yang masih menatapnya.
Perlahan tapi pasti Saka berjalan menuju Rere yang terus menatapnya, Saka mengambil gelas yang tergeletak dimeja. Tidak tahu untuk apa tapi Rere sudah berlari menuju pintu, ia sangat siap untuk pergi mengadukan semua ini kepada Nenek Renata.
“Aku mau kita bercerai, Mas..” Ucap Rere dengan penuh ketakutan karena tatapan mata Saka sangat tajam.
Hingga Saka sudah berada tepat di hadapan Rere, tidak tahu mau apa tapi Rere sampai memejamkan mata disaat tangan Saka memegang wajahnya. Sebenarnya Rere sangat takut, ia bahkan merinding karena takut akan dibunuh oleh Saka.
“Maafkan aku, Rere..” Ucap Saka dengan suara bergetar seperti menahan rasa sakit.
Tiba-tiba saja tubuh Saka terduduk di lantai hingga membuat Rere terkejut, ia membuka mata dan langsung melihat Saka yang terduduk dengan tatapan kosong disana. Rere terus memperhatikan Saka yang ternyata menangis dalam diamnya, ayolah semua ini membuat Rere muak bukan kasihan.
“Manipulatif!” Umpat Rere didalam hati.
“Aku tidak akan menghalangi kau dan wanita itu untuk menciptakan keluarga yang bahagia. Kita akan bercerai secepatnya, aku tidak akan mengadukan semua masalah sebesar ini pada Nenek.” Ucap Rere, setidaknya ia masih memikirkan kehidupan Saka meskipun pria itu sudah sangat mengacaukan kehidupannya sendiri.
Disaat Rere ingin melangkah pergi membuka pintu malah tiba-tiba saja..
“Aaaaaaarrrrrrgggggghhhhhh!” Rere menjerit kencang karena Saka menancapkan pena di kakinya. Rere terduduk memegang kakinya yang berdarah, tidak terlalu tapi bahkan pena itu berhasil memberikan darah yang banyak.
“Jika kau berani menceraikan aku maka.. Nenekmu akan mati, Rere!” Ancamnya, ia bangkit hingga saling tatap dengan Rere yang merintih kesakitan. “Aku memegang kendali penuh atas Perusahaan, kau jangan lupa itu!”
Seketika Rere tersadar, ia lupa jika Renata memberikan kekuasaan penuh kepada Saka untuk mengendalikan Perusahaan. Bagaimana Rere bisa lupa dengan hal sebesar itu, semua sudah semakin kacau.
“Malah bagus kau sudah mengetahui segalanya bukan? Aku tidak perlu susah payah menutupi semuanya!” Ucap Saka disertai tatapan wajah angkuhnya.
Kedua tangan Saka bersedekap didada, ia menatap Rere selayaknya sampah yang tidak berarti. “Aku tidak perlu susah payah menyakinkan dirimu lagi, setidaknya hanya Nenek yang aku bohongi. Terimakasih sudah meringankan semua masalah yang ada, setidaknya semua tugasku berkurang karena kebodohan mu.” Ucap Saka disertai tawa yang menakutkan serta memalukan ditelinga Rere.
Rere semakin murka, ia tidak tahu ternyata Saka selicik itu dalam menguasai harta keluarga Anita. Bagaimanapun Rere ingat jika Saka belum mengendalikan sepenuhnya, pasti Nenek Renata tidak akan menandatangani semua dengan begitu mudahnya.
“Aku yakin pasti Saka belum mendapatkan tanda tangan terakhir dari Nenek, hal itu yang membuatnya mati-matian mengancam ku agar tidak meminta bercerai.” Gumam Rere didalam hati.
Disaat Saka asik dengan ponselnya ntah menghubungi siapa Rere juga tidak mau tahu akan itu. Rere mengambil pena yang telah memberikan luka di kakinya tadi, tanpa berpikir panjang langsung Rere menancapkan balik pena tersebut kekaki Saka.
Rere melakukan semua itu dengan sekuat tenaga hingga memberikan luka yang lebih parah dari pada yang ia rasakan. Sampai Saka menjerit kencang, ia menatap tajam Rere yang sudah bangkit.
“Dasar kau jalang, tidak berguna!” Maki Saka, ia ingin melayangkan tamparan untuk kedua kalinya kearah Rere tapi..
PLAK
Sebelum tamparan dari Saka mendarat lagi di pipinya maka Rere sudah memberikan tamparan yang sangat luar biasa kepada Saka.
“Kau tidak akan pernah bisa memberikan luka sebanyak dua kali padaku, Saka. Tidak akan!” Jelas Rere dengan teriakan, ia menendang bokong Saka hingga pria itu tersungkur di sofa. Serangan dari Rere sangat luar biasa, tanpa ampun sama sekali.