Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Ibra dan Viora kini berpamitan kepada Azizah dan Ghafur. Karena mereka akan pulang ke rumah orang tuanya. Azizah sebenarnya merasa berat untuk berpisah dengan menantunya itu.
Sejak pertama kali bertemu, Azizah sudah jatuh hati kepada Viora. Dan sejak saat itu dia selalu berdoa agar dijadikan menantunya.
Azizah sangat bahagia karena doa nya terkabul. Apakah ini takdir yang memang sudah digariskan?.
Tidak ada yang yang tau, karena itu adalah rahasia Sang Pencipta. Azizah memeluk erat tubuh Viora, seakan tidak ingin berjauhan.
"Bun, nanti kami akan tinggal disini menemani bunda dan ayah," ucap Viora.
"Benarkah? Janji ya?" tanya Azizah senang sambil meleraikan pelukannya.
"Aku tidak berani janji Bun, karena itu bisa saja diingkari," jawab Viora.
"Baiklah, jaga menantuku dengan baik," pesan Azizah pada Ibra.
"Disini siapa sebenarnya yang menantu?" tanya Ibra, yang seolah-olah diperlakukan seperti menantu.
Azizah tidak menjawab, kemudian ia kembali memeluk Viora. Azizah benar-benar menyayangi gadis itu.
"Pamit Yah," ucap Ibra pada Ghafur. Kemudian ia bersalaman dan mencium tangan kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum," ucap Ibra dan Viora bersamaan.
"Wa'alaikum sallam," jawab Ghafur dan Azizah bersamaan pula.
Setelah kepergian Ibra dan Viora, Azizah memeluk suaminya dan menangis dipelukan suaminya. Beruntung Ghafur suami yang baik, tidak pernah kasar, apalagi marah pada istrinya.
Cintanya pada istrinya begitu besar, sekalipun tidak pernah Ghafur bermain tangan pada istrinya. Puluhan tahun menikah, Ghafur selalu memperlakukan istrinya dengan baik.
"Kenapa bunda tidak ikut saja mereka?" tanya Ghafur.
"Bagaimana dengan ayah? Nanti tidurnya sendirian?" tanya Azizah.
Ghafur tidak menjawab, ia hanya nyengir saja. Jujur, dia juga tidak bisa jauh dari istrinya. Apalagi kalau tidur sendiri.
Sementara ditempat Imelda...
Kini di perusahaan Imelda sedang kacau, karena sistem pertahanan ditembus dan keuangan serta data-data perusahaan terkunci.
"Bagaimana bisa...?" Bentak Imelda pada bawahannya yang bertugas di bidang IT.
"Maaf Nyonya, kami lengah," jawab salah satu dari mereka.
Imelda menelepon hacker yang ia bayar. Karena ia berpikir, hacker itulah yang membuat perusahaannya seperti itu.
"Mengapa kau kacaukan perusahaanku? Bukankah aku sudah membayar mu? Apa yang kau inginkan sebenarnya...?" pertanyaan beruntun dengan nada bentakan membuat sang hacker diam.
Dia sendiri juga tidak tau, bahkan dia pun dikalahkan oleh hacker lain sehingga komputer miliknya eror dan tidak bisa digunakan.
"Nyonya ak ...."
"Apa? Mau apa kamu? Mau memeras ku lagi...?" Tanpa mendengar jawaban dari sang hacker, Imelda langsung menutup telepon.
"Aaaakh, kacau. Semua kacau!!!" jerit Imelda.
Sang asisten sekaligus teman ranjang Imelda hanya diam. Dia juga tidak bisa apa-apa. Asistennya itu segera keluar, sebelum menjadi sasaran kemarahan dari wanita itu.
Imelda wanita berusia 40 tahun dan sudah bercerai dengan suaminya. Akibat kelakuannya yang menyukai brondong, salah satunya asistennya.
Punya satu anak, dan anaknya ikut suaminya. Karena Imelda kalah dalam perebutan hak asuh anak.
Imelda duduk dikursi kebesarannya. Dengan telapak tangan ditangkup ke muka. Saat ini ia benar-benar frustasi.
"Bagaimana bisa seperti ini? Hacker sialan...!" makinya.
Imelda masuk kedalam ruangan pribadinya. Dan membuka lemari kaca, didalam sana terdapat bermacam-macam jenis minuman beralkohol. Salah satunya Vodka. Imelda mengambil minuman tersebut dan menenggaknya.
Begitulah Imelda, minuman seperti itu sudah terbiasa baginya. Sedikit demi sedikit, akhirnya satu botol Vodka habis berpindah ke perutnya.
Imelda kini meracau tidak karuan, kadang menangis kadang tertawa. Karena saat ini dia sedang mabuk.
.
Ibra dan Viora kini sudah tiba dirumah orang tuanya. Setelah memarkirkan mobilnya, Ibra segera keluar dan berlari kecil kearah pintu samping tempat istrinya. Ibra membukakan pintu mobil untuk Viora.
Viora tersenyum dan berterima kasih. Kemudian Ibra ke belakang untuk mengambil kopernya. Viora sudah masuk terlebih dahulu dan tidak lupa mengucapkan salam sebelum masuk, Aisyah tersenyum saat melihat putrinya sudah datang.
"Bagaimana sayang?" tanya Aisyah.
"Semuanya lancar-lancar saja ma," jawab Aisyah.
Ibra masuk dengan membawa koper dan juga mengucap salam sebelum masuk, yang dijawab oleh Aisyah, kemudian ia langsung mencium tangan ibu mertuanya itu.
Ibra pamit kekamar untuk menyimpan kopernya. Sementara Viora diajak Aisyah ke dapur. Karena Aisyah ada membuat kue kesukaan putrinya itu.
Ibra menyusun pakaiannya didalam lemari, disebelah lemari pakaian Viora. Kebetulan ada lemari pakaian yang masih kosong. Dan sekarang ditempati oleh pakaian Ibra.
Setelah selesai, Ibra pun keluar dari kamar dan langsung mencari istrinya.
"Istriku kemana Bik?" tanya Ibra yang kebetulan bertemu diujung tangga.
"Non Viora ada didapur, Tuan," jawab pelayan.
Ibra mengangguk dan berterima kasih kepada pelayan. Ibra langsung menuju dapur dimana ada istri dan mertuanya.
Viora langsung menuangkan kopi kecangkir untuk Ibra dan memberikan beberapa potong kue.
"Terima kasih sayang," ucap Ibra.
Aisyah tersenyum melihat perlakuan manis Ibra kepada putrinya. Dalam hati ia berdoa semoga keluarganya selalu rukun hingga nanti.
"Bunda titip salam sama Mama," kata Ibra.
"Wa'alaikum sallam, mengapa tidak diajak kemari?" tanya Aisyah.
"Kapan-kapan saja ma," jawab Ibra.
Aisyah tersenyum, kemudian Ren pun datang menghampiri mereka. Ren langsung duduk disamping istrinya.
Tanpa malu Ren mengecup bibir istrinya. Viora dan Ibra menoleh kearah lain. Keduanya yang malu melihat kelakuan sang papa.
"Kenapa? Jangan bilang kalian belum pernah?" tanya Ren.
Keduanya tersenyum kikuk, Aisyah melototi suaminya. Bisa-bisanya bertanya seperti itu.
"Kalian sudah menikah, coba dong. Biar kami cepat dapat cucu," ucap Ren.
"Hubby, mereka juga butuh waktu. Lagipula mereka baru menikah kemarin," kata Aisyah.
Ren menghela nafas, "padahal aku sudah pengen punya cucu kaya Ram," bisik Ren ke Aisyah.
Ibra dan Viora saling pandang, mereka tidak peduli dengan kemesraan pasangan didepannya itu. Ibra mengajak Viora pindah ke belakang.
Disana ada bangku untuk duduk, juga meja untuk meletakkan sesuatu. Ibra membawa minuman dan kue yang belum habis ia makan.
"Yuk sayang, tinggalkan mereka yang sedang pacaran," ajak Ibra.
Viora mengikuti suaminya, dan meninggalkan kedua orang tuanya yang tidak kenal tempat itu.
Ibra dan Viora duduk di taman belakang rumah. Banyak bunga dan juga sayuran yang ditanam oleh Ren dan Aisyah saat ada waktu luang.
"Disini banyak sayurannya sayang," kata Ibra.
"Iya, Papa dan Mama jika ada waktu luang mereka gunakan untuk berkebun seperti ini," ujar Viora.
"Bagus dong, sayur yang ditanam sendiri lebih segar," ucap Ibra.
"Hmmm, benar," ujar Viora.
Sesaat keduanya terdiam. Ibra menatap wajah cantik Viora, sedangkan Viora tertunduk sedikit. Ia tidak bisa bertatapan lebih lama dengan suaminya.
Pesona suaminya begitu dahsyat karena terlalu tampan. Ibra memegang dagu istrinya dan kemudian mengecup bibir istrinya.
Viora menoleh ke kiri dan kanan, kalau-kalau ada orang yang melihatnya.
Buugh ... Viora memukul dada suaminya pelan, Ibra malah tertawa dan semakin gemas dengan tingkah istrinya itu.
n