Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Terduga
Abra langsung saja mendekati meja dimana Shera tengah berbincang saat ini. Tampak wanita itu dengan santainya menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu.
"Kau disini rupanya." Tentu saja kehadiran Abra membuat keduanya menatap sosok Abra yang sudah ada ditengah-tengah mereka.
"Aku disini sejak tadi." Ucap Shera membuat Abra mengeluarkan senyum Pepsodent nya.
"Tuan Wiliam. Senang bertemu dengan mu, tampaknya pembicaraan kalian terlihat menyenangkan." Pria bernama Wiliam itu menyambut uluran tangan Abra padanya.
"Ya, aku sedang berbincang tentang bayi."
"Bayi?" Ulang Abra.
"Kebetulan aku juga memilki bayi, rasanya tidak jauh berbeda dengan putramu tuan Abraham. Istriku cukup kewalahan dan aku ingin tau lebih banyak mengenai ini."
"Begitu rupanya. Aku ucapkan selamat padamu." Ucap Abra.
"Ya, kau juga. Aku sangat senang berbicara dengan nona Shera. Dan melihat secara langsung putramu. Dia sungguh tampan, mungkin anak kita bisa sekolah di tempat yang sama nantinya."
"Tentu."
"Kalau begitu, aku permisi. Sampai jumpa lagi." William pergi dan Shera memberikan senyum nya, dan Abra melambaikan tangannya sampai pria itu menghilang.
"Kenapa kau kesini?" Tanya Shera.
"Kenapa? Kau tidak suka?"
"Aku tidak terganggu."
"Lalu kenapa kau bertanya?" Shera mengerutkan dahinya melihat reaksi Abra.
'Ada apa dengan nya? Apa dia kambuh lagi?'
"Sudahlah! Bicara dengan mu tidak ada habisnya. Kau ingin puding kan? Mana? Atau kau sengaja kesini karena......"
"Apa? Kau berpikir kalau aku cemburu melihat mu dengan pria lain? Berbicara dengan santai seperti wanita lajang? Begitu?"
"Tuan Abraham, kau bicara melantun. Atau itu memang kenyataannya ? Tampaknya kau salah paham dengan maksud ku, seharusnya kau tidak memotong pembicaraan ku. Dengar ya, aku mengatakan tujuan mu kesini, karena ini! Kau lihat? Ponselmu disini! Sepertinya kau tidak sehat! Matamu dan bibirmu serta pemikiran mu itu sedang bermasalah!" Abra terdiam melihat ponselnya yang ada di tangan Shera.
"Siapa yang cemburu padamu? Kau yang berharap sepertinya. Aku tekankan, tidak ada permohonan darimu untuk kembali nanti." Shera terkekeh dengan ucapan sosok yang akan menjadi mantan suaminya itu.
"Bahkan jika kau pria satu-satunya di dunia ini. Aku tidak akan kembali padamu! Cukup aku tersesat satu kali, jangan harap aku melewati jalan yang sama!" Tegas Shera, ketika Abra ingin membalas ucapan Shera, kehadiran Viola membuat keduanya terhenti.
"Ayo, kita foto bersama."
"Iya ma." Shera bangkit dari tempat duduknya dan diikuti oleh Abra karena terus dilihat oleh sang Mama. Mereka akhirnya tiba di tempat sesi foto untuk kenangan indah kelahiran Leo.
Berbagai pose dilakukan, Shera tidak terganggu dengan Abra yang tentu berada tepat disebelahnya. "Bagaimana kalau giliran ayahnya yang mengendong sang bayi."
Abra mengambil Leo yang berada di gendongan Shera, perlahan tangan nya terulur dan Shera memberikan putranya. "Hati-hati." Ucap Shera dan Leo sekarang berada di gendongan ayahnya.
"Ok, siap? Lihat kamera!"
Abra tersentak ketika merasakan sentuhan yang sangat lembut di pergelangan tangannya. Ternyata jari mungil Leo bermain disana. Dengan mata yang seperti dirinya terlihat beberapa kali Leo memainkan matanya dan tersenyum kecil.
Abra berniat menyentuh jari mungil itu, tapi tangan bak salju langsung berada diantaranya.
"Sini sayang, kita akan pulang." Tutur Shera.
"Shera!" Panggil Joseph.
"Ya pa?"
"Kau dan Abra duluan saja ke mobil, papa dan mama mengurus sesuatu sebentar. Sepuluh menit saja, ok?" Shera mengangguk dengan senyuman manisnya.
"Abra, dampingi Shera dan cucuku!"
"Iya pa, jangan khawatir." Jawab Abra melihat tatapan mata papanya.
Abra sengaja berjalan sedikit cepat untuk melihat reaksi Shera yang ketakutan menuju parkiran. Hingga sebuah tangan menangkap pergelangan tangannya dan membuat Abra tersenyum dan berbalik. "Aku tau, kau akan...." Abra tidak melanjutkan kata-katanya, ketika melihat sosok yang menghampiri nya.
"Aby, ini benar dirimu! Aby!" Sosok itu langsung memeluk tubuh Abra seketika dan membuat Abra membeku.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.