Bagaimana jadinya jika seorang siswa SMA yang hidup sebatang kara mendapatkan anugrah sebuah Sistem Spin Kekayaan dan Kekuatan oleh seorang pengemis yang ternyata adalah seorang Dewa?.
Rendi Murdianto, seorang anak laki-laki yang hidup sebatang kara, orang tuanya meninggalkan dirinya ketika masih kecil bersama neneknya.
Hidup Rendi sangatlah miskin, untung saja biaya sekolah di gratiskan oleh pemerintah, meskipun masih ada kebutuhan lain yang harus dia penuhi, setidaknya dia tidak perlu membayar biaya sekolah.
Seragam sekolah Rendi pemberian tetangganya, sepatu, dan perlengkapan lainnya juga di berikan oleh orang-orang yang kasihan padanya. Bahkan Rendi mau saja mengambil buku bekas yang kertas kosongnya hanya tinggal beberapa lembar.
Kehidupan Rendi jauh dari kata layak, Neneknya mencoba menghidupi dia semampunya. Namun, ketika Rendi duduk di bangku SMP, Neneknya harus di panggil sang pencipta, sehingga Rendi mulai menjalankan hidupnya seorang diri.
Hidup tanpa keluarga tentu mem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu?
Rendi dan Sulis kembali ke kelasnya masing-masing saat bel jam pelajaran berikutnya terdengar.
Tidak ada yang berani menegur Rendi lagi saat dia memasuki kelasnya, sehingga Rendi menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecut. Ia belajar seperti biasanya dengan tanpa gangguan sama sekali tentunya.
Setelah semua jam pelajaran selesai, seperti biasa Rendi menemui Rinto, dia sekalian mau bilang kalau sudah tidak bisa membantu Rinto lagi, alasannya tentu Rendi buat-buat seolah sudah memiliki pekerjaan.
Rinto tidak mempermasalahkannya, dia pun ikut senang karena Rendi akhirnya bisa hidup layak seperti anak-anak lainnya.
Selepas memberi tahu Rinto, Rendi ke parkiran, di sana terlihat Sulis sudah menunggunya dari tadi.
"Ren, kamu kemana saja sih? Lama banget aku tungguin! " gerutu Sulis kesal, karena dia sudah menunggu Rendi selama setengah jam.
Rendi mengerutkan keningnya."Lah, suruh siapa kamu menunggu? Kamu tahu sendiri bukan kalau aku memiliki pekerjaan selepas pulang sekolah bersama kak Rinto."
"Iya aku tahu, tapi kenapa kamu tidak bilang?" tanya Sulis sendu.
"Kamu semakin lama semakin aneh Sulis, biasanya juga aku tidak bilang padamu." jawab Rendi membela diri.
Sulis mengerucutkan bibirnya, karena Rendi ternyata tidak peka sama sekali dengan dirinya, padahal dia ingin pulang bersama Rendi.
"Kenapa kamu belum pulang?" tanya Rendi sambil memakai helmnya.
"Mau pulang bareng kamu." jawab Sulis malu-malu.
"Eh... apa?" tanya Rendi tidak percaya.
"Ih... aku mau pulang bersama kamu Ren!" ucap Sulis lagi dengan suara keras.
Rendi tertegun menatap gadis yang dulu sangat ketus terhadapnya, dia merasa heran karena Sulis sekarang terlihat malu-malu dengannya.
Sulis menarik-narik baju Rendi, dia membuyarkan lamunan Rendi yang sedari tadi terbengong menatapnya.
"Eh... kamu serius mau pulang bersamaku?" tanya Rendi memastikan.
Sulis mengangguk-anggukkan kepalanya dengan cepat dan menjawab dengan singkat. "iya."
Rendi menghela napas, dia mau menolaknya tapi kasihan juga karena Sulis telah menunggunya lama, jadi dia membiarkan Sulis ikut dengannya.
Sulis pun dengan semangat membonceng Rendi, dia memeluk erat Rendi, padahal Motor belum jalan sama sekali.
Rendi tidak tahu harus berekspresi seperti apa, dia teringat dengan Novi yang melakukan hal yang sama ketika berboncengan dengannya.
Rendi menghela napas dan menarik gas Motornya, Motor mereka pun keluar dari sekolah, sesampainya di gerbang sekolah, Rendi di kejutkan dengan adanya Novi dan teman-temannya yang sedang bercanda di depan gerbang.
"Nov, itu Rendi!" teriak Kinan yang pertama kali melihat Rendi.
Novi langsung menoleh dengan bersemangat, tapi saat dia berniat untuk memanggilnya, suara Novi tercekat ketika melihat Rendi memboncengkan seorang gadis.
Novi tidak jadi menegur, Rendi mau berhenti tapi malu, jadi dia hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum ke arah Novi, gadis itu membalas dengan senyuman getir.
Rendi melewati Novi begitu saja untuk mengantar Sulis pulang ke rumahnya, ada sedikit perasaan bersalah yang bergelayut di dalam hati Rendi saat melihat Novi barusan.
"Nov, dia sudah memiliki pacar?" tanya Kinan yang melihat sahabatnya terlihat sedih.
"Entahlah, kita pulang aja yuk." Novi menggendikkan bahunya dan mengajak teman-temannya pulang.
Kinan dan yang lainnya mengangguk setuju, mereka semua tahu kalau Novi pasti merasa sedih, Cowo yang pertama kali dia taksir malah berboncengan dengan cewe lain.
...***...
Rendi sampai di rumah Pak Kosim, dia berhenti di depan gerbang. "sampai sini saja yah, Lis."
Sulis turun dari Motor Rendi, meskipun sebenarnya dia masih ingin berlama-lama dengan Rendi, tapi dia juga sadar harus menahan dirinya.
"Terima kasih Ren." ucapnya lembut.
"Sama-sama, titipkan salamku buat Pak Kosim." jawab Rendi sambil menjalankan motornya.
"Iya, hati-hati Ren!" teriak Sulis sambil melambaikan tangannya.
Sulis tersenyum-senyum sendiri melihat kepergian Rendi, dia tidak menyadari kalau pak Santoso dari tadi melihat mereka berdua.
"Sudah pulang Non?" tanya Pak Santo sehingga mengagetkan Sulis.
"Astaga! Pak Santo apaan sih!" Sulis mengusap dadanya, dia tidak menjawab pertanyaan Pak Santo langsung masuk ke dalam gerbang rumahnya.
Pak Santo menggelengkan kepalanya. "dasar wanita, dulu saja Rendi di bentak-bentak, sekarang di senyum-senyum sendiri kaya orang gila saat melihatnya!"
Pak Santo tahu betul bagaimana saat Rendi masih bekerja di sana perilaku Sulis terhadapnya, bisa di ibaratkan Rendi seperti tempat melepaskan amarah gadis itu, tapi sekarang terlihat sangat berbeda.
...***...
Sementara itu Rendi sudah sampai di Kontrakannya, dia lekas masuk ke dalam kontrakannya dan menaruh tasnya, terus lekas ganti baju.
Rendi berbaring di tempat tidurnya, dia teringat dengan Sistem Spin yang memberikannya uang, dari tadi pagi dia belum menyentuhnya sama sekali, seharusnya dia punya kesempatan Spin hari ini.
Rendi bergegas mengeluarkan Sistem Spin yang dia taruh di tasnya, benar saja Sistem tersebut bersinar.
Rendi tersenyum. sambil berdoa. "semoga saja kali ini dapat uang lagi!"
Rendi langsung menekan layar Sistem Spin, roda Spin berputar dengan cepat, perlahan kemudian melambat, kemudian jarum berhenti di sebuah gambar bangunan.
[ Selamat anda mendapatkan Toko pakain, berikut dengan surat-suratnya, alamat Toko tertera di surat-surat tersebut. ]
Sebuah surat-surat Toko tersebut tiba-tiba muncul di hadapan Rendi, tentu saja Rendi terkejut dengan pemberian Sistem kali ini, karena Sistem benar-benar memberikannya tempat usaha.
Rendi dengan semangat membuka surat-surat toko tersebut untuk mencari alamat tempat usahanya, betapa terkejutnya Rendi saat melihat nama toko baju dan alamatnya.
"Astaga, bukankah ini toko baju terbesar di Kota Larangan, bagaimana mungkin?" Rendi tentu saja terkejut dengan pemberian Sistem.
Toko baju SPIN Colection, tanpa di sadari Rendi nama Toko baju itu memang menunjukan nama Sistem, jelas dia tidak tahu karena sebelumnya tidak ada yang pernah menduga kalau toko baju tersebut adalah milik Sistem.
"Pantas saja namanya SPIN Colection, jadi tempat tersebut milik Sistem? Biarlah, yang penting sekarang Toko itu sudah menjadi milikku." ucap Rendi senang.
Rendi kemudian teringat dengan Novi, untuk menebus rasa bersalahnya, dia berpikir untuk membawa Novi ke tempat tersebut.
Rendi langsung mencari Ponselnya, dia kemudian mencari nama Novi dan menelponnya, panggilan pertama tidak di angkat, baru panggilan kedua Novi mengangkatnya.
"Ada apa?!" tanya Novi ketus.
"Galak amat, tidak seperti biasanya yang cengengesan." goda Rendi pada gadis yang biasanya selalu mengganggunya.
"Terserah akulah, kalau tidak ada yang penting aku matikan ini." jawab Novi masih ketus.
Rendi menghela napas. "aku mau mengajak kamu jalan, tapi kalau gak mau, ya sudahlah, bye N..."
"Tunggu! Jalan kemana?" Novi buru-buru menyela ucapan Rendi.
Rendi tersenyum. "ada deh, nanti aku jemput kamu."
"Ih... apaan sih! Ya sudahlah aku tunggu kamu, awas bohong!" jawab Novi mengancam.
"Iya, iya bawel, bye...." Rendi menutup teleponnya.
Rendi menggelengkan kepalanya sambil senyum-senyum sendiri, tanpa Rendi sadari perasaanya berbunga karena Novi mau jalan dengan dirinya.
😅😅😅