NovelToon NovelToon
Dewi Yang Terlahir Kembali

Dewi Yang Terlahir Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:796
Nilai: 5
Nama Author: Chu-Chan

Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Burung Rock raksasa itu terbang dengan kecepatan tinggi, melintasi hutan yang kini hangus terbakar dan meninggalkan jejak kehancuran. Dari atas, Aegle bisa melihat skala kerusakan yang telah terjadi. Asap mengepul, dan hutan yang dulu hijau kini menjadi lautan abu. Matanya terasa berat melihat kehancuran ini.

Saat mereka mendekati perbatasan, Aegle mulai melihat gerbang besar arena yang bercahaya samar, dikelilingi oleh dinding energi yang menjadi pelindung dari dunia luar. Namun, portal masuk telah ditutup rapat setelah insiden di hutan.

Pemuda jelmaan burung Rock berbicara dalam wujud mental kepada Aegle, suaranya terdengar jelas meskipun mulutnya tidak bergerak.

"Aku akan menembus portal itu. Kau harus bersiap, Aegle. Begitu aku mendekati arena, aku akan menurunkanmu."

Aegle memegang erat bulu-bulu di punggung burung itu, merasa gugup. “Apa kau yakin bisa melakukannya?”

Burung Rock hanya mendengus pelan. "Tentu saja. Aku adalah makhluk tingkat S, ingat? Ini hanya masalah kecil."

Sementara itu, di dalam arena, para tetua yang bertanggung jawab atas kompetisi sedang berada dalam kekacauan. Banyak peserta yang terluka dan membutuhkan perawatan mendesak. Salah satu tetua, seorang wanita dengan rambut perak, berdiri di tengah aula utama.

“Apa semua peserta sudah diselamatkan?” tanyanya dengan nada tegas.

“Sebagian besar sudah, Tetua Iril,” jawab seorang pengawal. “Namun, seorang peserta bernama Aegle masih belum ditemukan.”

Wajah Tetua Iril mengerut. “Gadis itu memiliki kekuatan kultivasi tingkat 4 awal, bagaimana dia bisa bertahan di hutan Valeria yang dilanda amukan burung Rock?” Ia tampak prihatin, namun sebelum sempat memberikan instruksi lebih lanjut, suara gemuruh keras terdengar dari luar.

Di luar, burung Rock raksasa mendekati portal arena dengan kecepatan penuh. Dengan satu kepakan sayapnya, energi besar mengalir, menciptakan gelombang udara yang menghantam dinding energi. Portal itu bergetar hebat, dan para tetua segera menyadari apa yang terjadi.

“Ada sesuatu yang mencoba menembus portal!” seru salah satu penjaga.

“Ini tidak mungkin... Itu burung Rock!” Tetua Iril berdiri kaku, tidak percaya. “Bersiaplah untuk pertahanan penuh!”

Namun, sebelum mereka sempat bertindak, burung Rock berhenti di depan portal, mengepakkan sayapnya perlahan. Aegle berdiri di punggungnya, melambaikan tangan ke arah para tetua di balik dinding energi.

“Jangan menyerangnya!” seru Aegle dengan suara lantang, berharap para tetua dapat mendengarnya.

Tetua Iril menyipitkan mata, mencoba memahami situasinya. “Itu… peserta bernama Aegle! Tapi bagaimana dia...?”

Burung Rock, dengan keanggunannya, menundukkan kepala sedikit, menunjukkan sikap damai. Para tetua akhirnya menurunkan pertahanan portal, membukanya sedikit untuk membiarkan Aegle masuk. Begitu Aegle melompat turun dari punggung burung Rock, portal langsung ditutup kembali, dan burung Rock terbang menjauh tanpa menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Tetua Iril mendekatinya, menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Aegle, bagaimana kau bisa selamat dari amukan burung Rock? Dan kenapa dia membantumu?”

Aegle berpikir cepat. Ia tidak bisa menceritakan semua detail. Jadi ia memilih kata-katanya dengan hati-hati. “Saya… hanya beruntung, Tetua. Saya menemukan cara untuk menenangkan burung Rock dan meyakinkannya untuk membantu saya kembali ke sini.”

Tetua Iril tampak skeptis, tapi tidak mendesaknya lebih jauh. “Hutan Valeria telah hancur. Kompetisi ini terpaksa dihentikan untuk sementara waktu. Kau bisa beristirahat di sini sementara kami memutuskan langkah selanjutnya.”

Aegle mengangguk dengan hormat. Sambil berjalan menuju area istirahat, ia menggenggam cincin di jarinya erat-erat, seolah berbicara pada Nyth di dalam hati. “Tunggu aku, Nyth. Aku akan menemukan cara untuk memulihkan rohmu.”

Beberapa hari kemudian, para peserta yang selamat dikumpulkan untuk menilai siapa saja yang berhasil mengumpulkan bahan-bahan yang ditentukan. Sebagian besar kelompok hanya mampu membawa beberapa bahan, namun suasana mendadak berubah saat Aegle dengan tenang menunjukkan semua bahan yang telah ia kumpulkan.

Semua mata langsung tertuju padanya. Hal itu membuat para tetua, termasuk Ketua Yun, terkejut sekaligus kagum. Ketua Yun bahkan tertawa gembira, merasa keputusannya mendukung Aegle tidak sia-sia. Dengan pencapaiannya itu, Aegle dinyatakan sebagai pemenang babak kedua.

Namun, tidak semua orang merayakan keberhasilan itu. Beberapa peserta menunjukkan ekspresi tidak senang, termasuk Ester, yang meninggalkan lapangan pertandingan dengan marah. Sebelum pergi, Ester mengancam Aegle, membuat suasana tegang.

Babak ketiga menantang para peserta untuk menciptakan eliksir menggunakan bahan-bahan yang telah mereka kumpulkan. Dengan penuh percaya diri, Aegle memulai prosesnya. Sebuah tungku telah disiapkan, dan Aegle mulai memasukkan bahan-bahan satu per satu dengan hati-hati. Suasana menjadi riuh ketika para penonton mencibir, meyakini bahwa kombinasi bahan yang digunakan Aegle akan menyebabkan tungku meledak.

"Dia gila! Bahan-bahan itu tidak bisa disatukan dengan sembarang!" komentar salah seorang penonton.

Aegle mendengar bisikan-bisikan tersebut, tapi ia memutuskan untuk tetap fokus. Namun, tanpa sepengetahuan siapa pun, seseorang dari kejauhan menggunakan kekuatan curang untuk menyabotase tungku milik Aegle. Secara diam-diam, ia menyusupkan sesuatu ke dalam tungku, menyebabkan api tiba-tiba membesar dan berubah menjadi hitam pekat.

Penonton panik. Beberapa dari mereka berdiri, khawatir akan terjadinya ledakan besar. Ketua Yun tampak cemas. "Aku harus menghentikan Aegle! Ini terlalu berbahaya!" serunya, bersiap turun tangan.

Namun, Aegle tidak mundur. Meskipun kesadarannya hampir memudar akibat tekanan dan panas, ia tetap berusaha menyempurnakan eliksirnya. "Jika saja Nyth ada di sini... dia pasti membimbingku," gumam Aegle pelan. Tapi kemudian ia menggigit bibir, meneguhkan hatinya. "Tidak. Aku tidak boleh terlalu bergantung padanya. Aku harus percaya pada kemampuanku sendiri."

Di saat yang genting itu, dari kejauhan, sebuah api merah misterius tiba-tiba melesat ke arah tungku milik Aegle. Api merah itu melahap api hitam pekat yang hampir menghancurkan tungku, menstabilkan prosesnya kembali. Penonton terkejut, tapi tidak ada yang tahu siapa yang mengirimkan api itu.

Aegle menggunakan momen tersebut untuk melanjutkan prosesnya. Ia mengeluarkan ilmu magisnya, menyatukan energi aura yang memancar dari tubuhnya dengan bahan-bahan dalam tungku. Cahaya hijau dan emas mulai keluar dari tungku, menandakan prosesnya hampir selesai. Semua mata terpaku, menunggu hasil akhir eliksir yang sedang ia ciptakan.

Di tempat lain, seseorang dalam bayangan, yang sebelumnya mengirimkan api merah, berdiri mengamati arena dari jauh. Wajahnya tersembunyi, tetapi senyumnya samar terlihat. “Kau menarik, gadis kecil. Mungkin aku harus melihat sejauh mana kau bisa melangkah…”

1
Murni Dewita
👣
Chu-Chan
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!