NovelToon NovelToon
Sekedar Menjadi Ibu Sambung

Sekedar Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mommy Ghina

“Kamu harus bertanggungjawab atas semua kelakuan kamu yang telah menghilangkan nyawa istriku. Kita akan menikah, tapi bukan menjadi suami istri yang sesungguhnya! Aku akan menikahimu sekedar menjadi ibu sambung Ezra, hanya itu saja! Dan jangan berharap aku mencintai kamu atau menganggap kamu sebagai istriku sepenuhnya!” sentak Fathi, tatapannya menghunus tajam hingga mampu merasuki relung hati Jihan.

Jihan sama sekali tidak menginginkan pernikahan yang seperti ini, impiannya menikah karena saling mencintai dan mengasihi, dan saling ingin memiliki serta memiliki mimpi yang sama untuk membangun mahligai rumah tangga yang SAMAWA.

“Om sangat jahat! Selalu saja tidak menerima takdir atas kematian Kak Embun, dan hanya karena saat itu Kak Embun ingin menjemputku lalu aku yang disalahkan! Aku juga kehilangan Kak Embun sebagai Kakak, bukan Om saja yang kehilangan Kak Embun seorang!” jawab Jihan dengan rasa yang amat menyesakkan di hatinya, ingin rasanya menangis tapi air matanya sudah habis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati luka Jihan

Jihan mendengkus kesal melihat suaminya masuk ke kamarnya, sedangkan posisi dia sekarang sudah naik di atas ranjang dan ingin menenangi keponakannya tersebut. Bayangkan bagaimana pose Jihan di atas ranjang, bak bagai di majalah popular 21+ bikin hasrat pria mana pun langsung naik, apalagi tubuh Jihan sangat menggoda.

Dari ujung kaki hingga atas paha saja tampak jelas begitu putih dan mulusnya, tak ada noda luka sedikit pun, lalu lanjut naik ke bagian atas buah yang lagi ranum-ranumnya semakin nyembul naik dibalik tanktop untungnya tidak tumpah tapi justru itu membuat kepala pria semakin cenat cenut. Jakun Fathi sudah naik turun, dia tak menduga kalau mantan adik iparnya tersebut bodynya lebih aduhai ketimbang kakaknya yang agak tipis, namun Fathi tidak mempermasalahkan body Embun yang terpenting dia sangat mencintai almarhumah istrinya tersebut.

Pria itu semakin mendekati ranjang, dan Jihan memalingkan wajahnya ke arah Ezra kemudian memberikan botol susu pada batita tersebut. Dan tak lama gadis itu bisa merasakan ada pergerakan di tepi ranjang.

“Ehem.” Suara deheman terdengar di telinga Jihan, sedangkan suara tangisan Ezra semakin hilang karena mulutnya sudah dipenuhi dengan dot susunya.

Jihan tak menggubris deheman pria itu, menoleh ke belakang pun tidak karena saat ini pria itu duduk di belakang, sepertinya sengaja untuk melihat kemolekan tubuh Jihan dan entah gadis itu menyadari atau tidaknya.

“Ehem.” Fathi kembali berdeham bersamaan dengan hela napas pelannya. Melihat Ezra sudah kembali memejamkan netranya, dan tangan Jihan sudah tidak memegang botol susu, Fathi langsung meraih tangan Jihan yang terluka itu.

“Eeh!” seru Jihan.

Sontak saja Jihan terkesiap dan merubah posisi berbaringnya menjadi duduk bersila di atas ranjang. Fathi tidak bersuara, salah tangannya mengambil obat dari kotak P3K-nya lalu mengobati luka sayatan Jihan.

Jihan hanya bisa menghela napas panjang melihat gerakkan Fathi, dan tidak merasa senang dapat perhatian suaminya. Usai mengobati luka Fathi merapikan kotak P3K lalu beringsut dari duduknya dengan membawa hawa panas yang menjalar di tubuhnya, bagaimana gak panas saat mengobati luka tangan Jihan tanktop yang dikenakan oleh gadis itu agak turun dan belahan buah mengkel serta moleh itu terlihat jelas di depan matanya, serasa sedang menyapanya untuk disentuh, sungguh ini godaan yang agak berat. Padahal selama ini ada pasien yang menggodanya dengan pakaian seksi dia biasa saja, tapi kenapa lihat Jihan jadi panas dingin tersebut.

“Lain kali kalau tinggal di rumah ini pakai baju yang sopan, jangan pakai baju seperti itu lagi, atau jangan-jangan kamu berniat untuk menggodaku. Sorry saja aku tidak tertarik dengan tubuhmu!” Tiba-tiba saja Fathi berkata seperti itu saat pria itu akan keluar dari kamar Jihan.

Jihan melongo lalu menurunkan pandangan ke tubuhnya. “Astaga!” seru Jihan sembari menepuk keningnya, sejak tadi dia tak sadar telah mengumbarkan tubuhnya, buru-buru saja dia menutupi tubuh indahnya dengan selimut.

“Ck ... Jihan juga tidak ada niatan buat goda Om Dokter, rugi sekali goda pria yang gak punya hati! Cepatlah keluar dari sini!” usir Jihan dengan ketusnya.

Fathi menarik napasnya dalam-dalam lalu bergegas keluar dari kamar Jihan.

“Iiish kenapa juga gak engeh kalau pakai baju begini Jihan dari tadi! sialan banget dong badan Jihan dilihat ama tuh orang!” geram Jihan sendiri.

Sementara pria itu buru-buru ke kamarnya dan berhubung si joni dari tadi tegang terpaksa dia bersolo karir di kamar mandi.

“Arrgh! Kenapa juga kamu pakai bangun! Hanya gara-gara lihat dia saja!” geram Fathi frustrasi, bayangan tubuh Jihan masih saja belum enyah dari pelupuk matanya.

...----------------...

Esok hari ...

Ezra dan Jihan sudah bangun di pagi hari, bocah tampan itu sudah rapi dan wangi setelah dimandikan oleh Jihan, dan kini Ezra sedang menikmati minum susu botolnya di ruang tengah sambil menikmati tayangan anak-anak. Sementara Jihan sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dengan bahan yang dia beli sendiri semalam.

“Pagi anak Papa, sudah wangi nih,” ucap Fathi saat turun dari lantai dua dan langsung menghampiri anaknya yang ada di ruang tengah, Jihan mendengar jelas suara pria itu tapi enggan menolehkan wajahnya, dan Fathi juga bisa melihat punggung gadis yang berhasil membuat dia tidak bisa tidur semalaman.

“Pagi Pak, sarapannya sudah siap,” ucap Bik Murni sengaja menghampiri majikannya.

“Terima kasih,” jawab Fathi, lalu dia bergerak ke meja makan, dan terlihat menu sarapan sudah tersaji, lagi-lagi dia melirik ke arah Jihan yang kini membalikkan badannya dan terlihat membawa piring berisikan roti.

Jihan pura-pura tidak melihat Fathi yang ada di meja makan, dan dia bergerak santai melewatinya menuju ruang tengah, rencananya akan menikmati sarapan paginya dekat Ezra sebelum dia menyuapi batita tersebut.

Pria itu menarik kerah kemejanya, dia merasa agak sesak melihat Jihan tak menyapanya, tapi buat apa dia pikirkan. Fathi akhirnya memilih menyantap sarapan paginya tanpa mengajak istrinya.

Di sela-sela menikmati makan pagi suara bel rumahnya terdengar, Bik Murni bergegas membukakan pintu.

“Assallammualaikum Bik Murni,” sapa wanita cantik yang sudah berdiri dengan anggunnya di ambang pintu.

“Waalaikumsalam, eh Mbak Kinan ... silakan masuk,” ucap Bik Murni yang sangat mengenal wanita tersebut.

“Mas Fathi-nya belum berangkat kerja'kan Bik?” tanya Kinan sembari mengedarkan pandangannya ke dalam.

“Bapak kebetulan sedang sarapan di dalam,” tunjuk Bik Murni dengan sopannya.

“Oh ya sudah ... saya langsung ke sana,” jawab Kinan. Wanita berparas ayu tersebut dengan setelan seperti wanita karir bergegas menuju ruang makan yang bersatu dengan ruang tengah.

“Assallammualaikum Mas Fathi, aku bawa makanan kesukaanmu loh Mas,” sapa Kinan tersenyum ramah, lalu menaruh paper bag yang dia bawa ke atas meja.

“Waalaikumsalam Kinan,” jawab Fathi terdengar ramah. Bersamaan itu Jihan menolehkan wajahnya dan sedikit memicingkan netranya pada wanita yang baru saja menyapa suaminya.

“Aku sengaja masak sendiri loh Mas biar bisa kamu cobain langsung,” ucap Kina terlihat bahagia sudah berhasil masak untuk Fathi. Wanita dewasa itu pun mengeluarkan isi paper bagnya dan membuka kotak makanan yang dia bawa.

“Kamu ini pakai repot segala Kinan, tapi kayaknya boleh juga di coba,” balas Fathi langsung mencicipi sop buntut buatan wanita itu.

Jihan tersenyum miring mendengar percakapan mereka berdua dan seolah-olah dia tidak ada di rumah itu. Tapi gadis itu tidak mau ambil pusing, suaminya mau main serong silahkan saja. Setelah gadis itu melahap roti isinya, dia mengendong Ezra dan rencananya akan dia titipi dulu sama baby sitternya karena rencananya akan pulang ke rumah mau ambil motor maticnya.

“Loh ... ada Jihan dan Ezra di sini? Sedang menginap ya?” tanya Kinan yang tak sengaja mengedarkan pandangannya.

Gadis yang dipanggil namanya hanya bisa tersenyum. “Iya mereka sedang menginap di sini, aku lagi kangen sama Ezra tapi Ezra-nya tidak mau ditinggal jauh sama tantenya, jadi yang sekalian saja menginap di sini,” jawab Fathi dengan santainya.

Kinan pun mendekati Jihan dan Ezra yang baru mau meninggalkan ruang tengah.

“Halo Jihan apa kabarnya, sudah lama tidak bertemu setelah Embun meninggalkan,” sapa Kinan begitu ramah.

“Baik kabarnya Mbak Kinan.”

Kinan mengusap rambut Ezra. “Sama Tante Kinan yuk, kita duduk sama papa,” ajak Kinan begitu lembutnya. Namun sayangnya Ezra memeluk leher Jihan dan seakan tak ingin diambil oleh wanita itu.

 

Bersambung ... ✍🏻

 

 

1
muth yasin
Luar biasa
Nuryati Yati
akhir yg bahagia terimakasih thor 🥰
Nuryati Yati
tokcer langsung jadi adiknya Ezra otw
Nuryati Yati
aduh Fathi kenapa ya
Nuryati Yati
sabar menunggu belah duren mereka 🤭
Nuryati Yati
🤣🤣Dasar Fathi
Nuryati Yati
buka matamu sndiri Theo anakmu yg kamu bangga2 an ternyata wanita jahat
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
Biasa
Nuryati Yati
ok kita tunggu om Theo siapa yg akan malu Jihan ato anakmu Kinan
Nuryati Yati
mulai bucin akut
Nuryati Yati
wahh parah nih ternyata Kinan dalang atas meninggalnya Embun
Nuryati Yati
ada ya perempuan kyk Kinan gk tau malu
Nuryati Yati
mingkem Jihan awas ada lalat masuk 😁
Nuryati Yati
Ezra ganteng banget 😍
Nuryati Yati
ikan aus ketahuan🤣🤣
Nuryati Yati
mantap om dokter👍👍
Nuryati Yati
semangat berjuang om dokter
Nuryati Yati
yg lembut om dokter jangan ngegas
Nuryati Yati
Kinan halu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!