NovelToon NovelToon
Rabu Kliwon

Rabu Kliwon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Siti Nurhasanah

Konon ada sebuah kejadian mistis, roh seorang dukun beranak yang tidak sempurna. Mendatangi setiap warga dengan wujudnya seperti di kala dia hidup, terkadang membuat lupa jika Bu Inggit sudah meninggal ketika orang yang tak sengaja berpapasan dengannya. Kematian Bu Inggit yang tidak wajar masih menjadi misteri di desa, mungkin karena sebab itu rohnya masih gentayangan. Teror tidak berakhir, semua warga di sana menjadi tumbal, tidak akan ada yang lolos, seperti kutukan semuanya meninggal dan akan kembali ke tanah kelahirannya. kecuali, keluarga Asih yang berhasil melarikan diri ke kota 13 tahun berlalu teror itu datang menjadi bumerang untuk kehidupan keluarganya, bagaimana perjuangan Citra, cucu dari Asih yang tidak tahu apapun dan harus berjuang menanggung semua nya, berjuang untuk tetap hidup dan mencari sendiri jawaban yang tersembunyi. Apakah citra bisa melewatinya? Atau takdir membuatnya mati seperti yang dikatakan teror itu, jika tidak akan ada yang selamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Siti Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takdir Nenek asih

"Ayah... Ayah..." Teriakan histeris terdengar dari salah satu kamar pasien. Dua orang perawat memegangi tangan dan kakinya agar tidak terus berontak. Seorang gadis, yang baru saja menginjak usia 20 tahun, masa-masa dimana keakraban antara anak dan ayah begitu penting, dan peran ayah sangatlah dibutuhkan.

"Citra!" Teriak ibunya. Sekali teriakkan langsung bisa mengalihkan perhatian Citra yang dari tadi terus histeris dan memberontak. Perlahan bola matanya bergerak lurus pada sosok perempuan yang kini berdiri di hadapan Citra.

"Ibu! Kenapa dengan Ayah Bu?" Tanyanya terus-menerus yang bercampur dengan tangisan Citra. Zira menahan citra dalam pelukannya. Bukan hanya citra, sebagai istri tentu saja kabar duka itu adalah nerakanya. Tak pernah terpikirkan mengapa harus melihat akhir dari suaminya dengan cara seperti itu.

Zira cepat-cepat menggelengkan kepala dan berusaha tidak mengingat apapun yang terjadi di akhir. Dia tidak akan pernah mengingatnya.

"Buuu...!!!" Citra masih terus merengek seperti anak kecil. Wajar saja, tidak ada anak yang akan tegar setelah ditinggalkan oleh Ayah, cinta pertama dari seorang anak perempuan. Namun bukan hanya satu-satunya Citra, Zira juga merasakannya.

Zira masih diam, dia sedang bergulat dengan keyakinannya, berdebat dengan hatinya, zira sedang berusaha ingin baik-baik saja tanpa harus mengingat semuanya.

"Maaf Bu zira, pasien akan dipindahkan ke ruangan lain untuk pemeriksaan lanjutan!" Seorang perawat datang memberitahu.

Zira langsung terkejut, dia pikir pemeriksaan itu adalah yang berkaitan dengan kejadian terakhir di rumah. "Untuk pemeriksaan apa ya kalau boleh saya tahu?" Zira langsung bertanya.

"Ada tim kepolisian dan dokter khusus yang sedang menunggu. Dimohon untuk Ibu zira juga ikut memudahkan tugas dokter dari kepolisian." Jelas perawat itu.

Zira diam tampak berpikir. "Anak saya tidak apa-apa sus. Anak saya sehat kok!" Zira cepat menolaknya. Citra sudah ketakutan sekali saat itu, di satu sisi citra dengan kondisinya sekarang tidak mungkin bisa lepas dan jauh dari Ibunya, Citra ketakutan karena dia sudah kehilangan ayahnya. Dan satu hal terbesar yang tidak diharapkan, Zira takut jika sampai terbongkar dengan semua bukti bahwa yang membunuh ayahnya adalah tangan anaknya sendiri.

"Mohon maaf Bu! Saya hanya menjalankan tugas!" Sekali lagi perawat berusaha bernegosiasi.

Tak lama berdebat muncul juga dokter yang masuk ke dalam ruangan. Dokter masuk dan langsung memperhatikan Citra saat itu, dengan kesaksian matanya sebagai psikolog juga mungkin bisa menyimpulkan bagaimana kondisi kejiwaan Citra.

Citra terus menangis saat itu. sebagai Ibunya, zira cukup bingung dia tidak mungkin juga bersaksi dan menjelaskan semua yang tadi dia lihat.

Zira berlari keluar, tak disangka dia melakukan hal tersebut.

Ternyata zira menghampiri Pak polisi yang sudah menunggu di luar. Dengan proses hukum dan konsekuensinya, dia saat ini hanya meminta keringanan saja, meminta sampai kondisi kejiwaan anaknya pulih. Soal kematian Zira mengaku tidak tahu apapun dan siap untuk diperiksa lebih lanjut. Namun untuk Citra, tentu saja zira bertanya alternatif lain, dan sebagai negosiasi citra harus direhabilitasi dulu dan dirawat sesuai prosedur, melakukan tahap pemeriksaan dan pengobatan sampai tuntas.

Zira tak bisa mengelak, dia juga tidak berkomentar apapun ketika polisi berbicara seperti itu. Zira tahu jika kepolisian sudah mengetahui semuanya. Tapi tetap saja, dia tidak ingin ada sebuah trauma yang terjadi pada putrinya. Putrinya hanya baru belasan tahun dan tidak cukup usia untuk menerima kabar jika dia adalah pembunuh ayahnya. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi citra di mas depan?

Zira langsung memohon saat itu juga, sekali lagi zira berbicara di hadapan polisi. Dia memohon untuk kejiwaan anaknya, di tidak mau ada sebuah trauma yang bisa membuat hidup anaknya hancur. Zira memohon sekali sebagai orangtua, agar anaknya tidak dijadikan sebagai dugaan sementara tersangka.

Tapi ada satu hal yang tidak pernah disangka, Zira berbicara seolah semua lebih mungkin terjadi oleh tangan mertuanya, Zira berpendapat jika bisa saja mertuanya yang melakukan semua itu. Logikanya, citra masih kecil dan tidak mungkin berani melakukan hal itu.

#####

Dari balik kaca, zira menatap kosong dan datar pada sosok orang yang tertahan di balik pintu RSJ. Setelah satu Minggu berlalu setelah kejadian baru kali ini zira menengok mertuanya yang ada di RSJ.

Hanya butuh waktu beberapa menit saja, dunia langsung berubah 360 Drajat. Sosok Asih yang sudah persis seperti orang dengan gangguan jiwa, bukan hanya itu saja Zira juga harus menerima jika putrinya mengalami gangguan jiwa.

"Permisi, Bu! Apakah ibu bernama Zira? Apakah Ibu saudara dari pasien?" Seorang perawat menghampiri dan tanpa basa-basi menanyai zira yang dari tadi melihat mertuanya dari luar ruangan.

Zira menoleh dan mengangguk lembut.

"Ada yang perlu disampaikan dokter, silahkan untuk masuk ke ruangan dokter!" Ucapnya sambil menunjukkan arah ruangan dokter yang harus ditemui. Zira yakin pasti tentang kondisi Ibu mertuanya.

Tampak ragu, zira menarik handel pintu ke samping dan tampak ruangan terbuka, di dalamnya memperlihatkan seorang dokter yang sudah menunggu.

"Silahkan duduk, Bu!" Ucap dokter.

"Saya perlu berbicara sekitar 5 menit! Ibu bersedia?" Tanyanya pada Zira.

Zira hanya cukup mengangguk saja.

"Saya perlu informasi apapun yang ada di dalam buku ini." Sambil menyodorkan sebuah buku memo di atas meja. "Di dalamnya sedikit informasi yang selalu dibicarakan oleh Ibu Asih. Untuk pertolongan dan penanganan Ibu Asih saya perlu menanyakan sesuatu pad sekeluarga terdekat. Baik Ibu Zira atau siapapun keluarganya, semoga bisa membantu!" Dokter menjelaskan.

Zira menatap kesal ke arah Buku, lagi-lagi setiap diingatkan kasus ini dia selalu ingat dengan kejadian terakhir itu. Zira tidak akan pernah bisa menerima kenyataan meskipun terlihat oleh matanya sendiri. Zira tidak akan pernah membuat kenyataan itu tampak semakin nyata.

"Bagaimana Bu? Apa ada yang mau ditanyakan?" Tanya dokter menghalau lamunan Zira yang dari tadi memang zira terlihat melamun.

"Saya ucapkan terimakasih. Saya pamit pulang!" Ucap zira buru-buru keluar tanpa menunggu dulu dokter berbicara. Karena sudah dari awalnya zira tidak mau lagi mengenang kenyataan itu, zira sudah bertekad akan melupakannya, termasuk meninggalkan Ibu mertuanya di RSJ.

Dokter menatap heran ke arah Zira yang buru-buru pergi.

#####

Zira sudah berada di rumah sakit lain yang merawat putrinya.

Ketika kakinya melangkah ke dalam rumah sakit, seluruh pikiran dan hatinya benar-benar seperti berada di sebuah tempat lain. Zira datang namun tidak dengan semua fokus dan pikirannya.

Setiap melangkah di rumah sakit itu, setiap harinya berpikir akan menemui satu-satunya putri semata wayangnya, zira merasa rasa sakit kehilangan Mas Kavi kian menerka ingatannya bahkan semakin tertanam di tempat dasar memorinya. Zira merasakan semua hal, dia juga sangat sakit, tapi kakinya harus tetap tertatih dan harus terus berdiri seperti di atas injakan pecahan kaca yang terus menusuk dalam.

Tak terasa Zira sudah sampai di ruangan tempat putrinya dirawat. Sebuah ruangan dengan jeruji besi di pintu.

"Aku mau pulang! Aku mau pulang!" Terdengar samar bahkan nyaris tidak bisa terdengar oleh orang lain, namun bagi zira suara putrinya sangat terdengar begitu jelas.

"Ibu! IBU! Aku mau pulang Bu! Ibu! Aku mau pulang! Aku takut Bu!" Racau nya terdengar memaksa Zira. Tapi tak bergeming, zira hanya menatap lembut ke arah putrinya, meski bayangan suaminya semakin nyata namun seorang Ibu, zira tetap mencium tangan putrinya yang terus meminta agar secepatnya dibebaskan. Dalam hati yang paling dalam, zira ingin sekali mengakui jika putrinya tak bersalah, Citra mungkin tidak tahu apapun, atau sesuatu sengaja mengendalikannya? Andai saja ada yang mengendalikannya? Zira lebih berharap seperti itu. Apapun, semoga ada yang mengendalikan anaknya.

1
estycatwoman
not too bad syang gk ditamatin 🙏
オーロラ79
Masih setia...🌹
eka siti N: terimakasih kak untuk support nya ☺️ 💖
total 1 replies
Gugun aldy
luar biasa
Ayo saling Dukung
semakin menarik ceritanya
Selena Selena
bagus
Rizik Mustofa bilah
astaga gak nyangka bisa begini
Rizik Mustofa bilah
jadi si Andre juga mengalami teror juga
Rizik Mustofa bilah
astaga
Rizik Mustofa bilah
nangis berdarah ini
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳😳
Rizik Mustofa bilah
udh beda lagi. apa sih mau nya
Rizik Mustofa bilah
teror nya itu loh
Rizik Mustofa bilah
😶
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳 Thor ini aku curiga si cantik dari desa yang dulu ya .
Rizik Mustofa bilah
wih awal yang baru ceritanya ... semangat Thor aku suka ceritanya💪
Rizik Mustofa bilah
kemana lagi Ahmad lu
Rizik Mustofa bilah
s Ahmad dan pak kyai
Tiara Andini
astaga terornya bukan main
Tiara Andini
jadi curiga hubungan si nenek sama si Ahmad. kenapa sih
Rizik Mustofa bilah: setuju
total 1 replies
Tiara Andini
paling syuka ceritanya beda dari yang biasa aku baca, gak bisa ditebak bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!