Vernatha Aira Lexandra atau yang di panggil Natha, dia terlahir kembali.
Di kehidupan sebelumnya, Natha tidak pernah menyangka bahwa adik perempuannya mengambil suaminya dan mengambil semua yang Natha miliki.
Lalu, suami dan adik perempuannya itu yang selalu Natha percayai, mengkhianatinya. Mereka berhubungan di belakang Natha. Mereka juga bekerjasama untuk merebut warisan orang tua Natha sejak lama.
Natha merasa hidupnya selama 27 tahun di permainkan. Di detik-detik sebelum Natha mati, ia di tuntun mereka ke dalam sebuah jurang curam. Suaminya yang selalu Natha cintai dengan tulus, adiknya yang selalu Natha utamakan dalam segala hal, membunuh Natha dengan mendorongnya jatuh sehingga Natha mati di tempat dengan tubuh hancur.
Di sanalah hidup Natha berakhir dengan menyedihkan.
Natha bersumpah untuk membalas dendam.
Saat kelahirannya kembali, Natha mengubah semua takdirnya. Hal paling utama adalah Natha memilih suami pilihan pertamanya yang akan di jodohkan dengannya. Hanya saja dia mengalami cacat dan vegetatif. Pria itu tidak pernah bangun di kehidupan pertama Natha.
Namun suatu hari..
"Apakah kamu yang merawatku?"
Natha menoleh dan melotot kaget melihatnya bangun.
_______
Note;
• Konflik berputar-putar.
• Anti pelakor (Paling cuma pengganggu).
• Terdapat unsur dewasa 18+
• Bagi yang menderita uwuphobia, harap menjauh dari cerita ini!
• Harap Follow author sebelum membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Natha membuka matanya kembali. Ia kembali di kamarnya. Keningnya mengerut linglung.
Apakah tadi mimpi?
Tapi... Manis dan kesegaran air itu masih tersisa di mulutku.
Natha menyentuh benda di lehernya.
Kalung ini...?
Pikiran Natha sangat rumit. Ia melepas kalungnya. Lalu ia melihat kembali lekat-lekat kalung di tangannya. Natha seperti melihat air di danau itu.
Apakah tadi bukan mimpi? Atau memang nyata?
Kalau begitu... Kalung ini pasti terdapat ruang di dalamnya..
Natha yakin dengan tebakannya. Memang tidak ada yang mustahil. Keajaiban selalu terjadi.
Natha berguling-guling di kasur dengan gembira karena mendapatkan keajaiban yang nyata dan terlihat oleh mata telanjang.
Aku bisa ke tempat itu lagi, kan?
Natha tersenyum cerah membayangkannya.
Hari sudah terlihat gelap. Natha berjalan ke kamar mandi. Walaupun masih segar, ia masih ingin mandi.
Natha melihat dirinya sendiri di cermin. Bukan lagi wanita kurus mengerikan. Tapi, gadis cantik dengan rambut hitam lurus sepunggung. Mata aprikot bulat berair, bulu mata panjang, hidung lurus kecil mancung, bibir mungil merah muda, dagu sedikit lancip, pipi tirus berisi dengan kulit mulus tanpa jerawat. Bahkan pori-pori tidak terlihat sama sekali.
Mengingat orang yang menghancurkan wajah ini di masa lalu, Natha mengepalkan tinjunya dengan erat. Matanya mendingin.
Tiba-tiba Natha merasakan air mengalir di tangannya. Ia mengangkat tangannya dan tercengang.
Air yang sama persis dengan yang ada di ruangan kalung itu mengalir begitu saja muncul di telapak tangan Natha. Ia mengepalkan kembali. Natha melihatnya takjub. Ternyata air lebih banyak mengalir.
Karena sangat di sayangkan banyak air terbuang, Natha melonggarkan kepalannya. Perlahan-lahan, aliran airnya mengecil, hanya setetes-setetes. lalu berhenti.
Natha hampir melompat-lompat kegirangan yang tidak cocok dengan usia aslinya.
Tidak ada yang tidak takjub dan senang saat melihat keajaiban. Ia merasa mendapatkan kekuatan elemen air seperti cerita-cerita Fantasi novel yang pernah ia baca saat dulu.
Natha tertawa bahagia. Ia merasa sangat beruntung kembali di usianya itu. Di mana kalung yang ia pakai belum berada di tangan orang salah.
Tapi Natha masih merasa bingung, kenapa kalung itu terlihat ajaib? Apakah ibunya tahu? Atau memang ibunya tahu dan sengaja memberikannya kepadanya?
Natha tidak mau berpikir terlalu banyak. Yang pasti, ibunya sangat menyayanginya dan memberikan barang berharga itu kepadanya.
Dengan suasana hati yang sangat baik, Natha mulai mandi sambil bersenandung.
Tinggal belasan jam lagi, ia akan menikah, menjalani kehidupan yang baru. Lalu..
... Memulai permainannya
***
Hari yang mengubah jalan takdir Natha, tiba.
Natha hanya memakai gaun putih sederhana dan make up tipis membuat wajah cantiknya semakin cerah.
Mobil keluarga Grissham tiba untuk menjemput pengantin wanita. Keluarga Lumian menyusul di belakangnya, untuk mengantar 'putri' mereka.
Setelah puluhan menit dalam perjalanan, mereka tiba di sebuah rumah berinterior sangat megah. Hanya beberapa orang yang menyambut. Wajah mereka bukanlah berseri seperti pernikahan pada umumnya. Namun, terlihat suram dan kuyu.
Natha hanya tersenyum getir.
Sedangkan ekspresi keluarga Lumian terlihat bahagia. Selain menunggu harta Natha, mereka bisa mengambil harta keluarga ini lewat Natha. Itulah yang mereka pikirkan.
Mereka masuk ke dalam rumah besar itu. Keluarga Grissham terlihat sudah menunggu. Begitupun pengantin pria. Pakaiannya terlihat rapi, dengan jas hitam, dasi hitam, kemeja putih. Wajahnya sangat tampan, namun pucat. Dia sedang terbaring menutup mata.
Tidak ada sedikitpun senyum dari semua wajah keluarga Grissham. Malah, kebencian tersembunyi dapat terlihat di mata mereka.
Walaupun hatinya tidak enak, Natha tetap tersenyum sopan dan berjalan dengan anggun.
Ini hanyalah pernikahan tanggung jawab. Sama sekali tidak seperti pernikahan biasanya. Dengan pengantin pria yang tidak bangun, hanya Natha yang melakukan sumpah pernikahan di samping pria yang tengah terbaring itu dengan memegang sebelah tangannya.
Namun, Natha menyebut dirinya sendiri dengan nama aslinya bukan nama Nhita. Pernikahan ini bukanlah paksaan untuknya. Namun keinginan Natha dan tujuan Natha kembali ke masa lalu hidupnya. Mungkin karena namanya tidak jauh beda, dan semua orang tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing, mereka tidak menyadari dengan Natha yang menyebut nama aslinya, bukan nama Nhita yang merupakan orang yang seharusnya bertanggung jawab.
Acara hanya berlangsung kurang dari dua jam. Setelah selesai, mereka bubar begitu saja. Tidak ada acara makan bersama atau mengobrol. Walaupun banyak makanan yang tersedia, semua orang mungkin tidak bernafsu untuk makan.
Natha tidak pulang kembali ke rumahnya. Dia sudah membawa barang bawaannya. Malam tadi adalah malam terakhirnya tidur di kamarnya yang ia tempati sejak kecil.
Nhita tidak ikut. Walaupun keluarga Grissham tahu mereka kembar, Sonia dan Andre merasa waswas. Mereka takut Natha ketahuan. Karena Natha tidak mau bermake up tebal seperti penampilan Nitha. Sedangkan Natha selalu berpenampilan polos.
Di masa lalu, Nhita selalu membujuk Natha untuk berenampilan sepertinya membuat Natha terpengaruh sehingga kecantikannya tertutupi.
Namun, Sekarang berbeda.
Sonia dan Andre sudah pulang. Keluarga Grissham sudah keruangannya masing-masing. Begitupun Abyan yang sudah di bawa ke kamarnya oleh beberapa orang pembantu. Semuanya seperti semula, seakan-akan tidak terjadi pernikahan apapun.
"Nona, tolong ikuti saya ke kamar Tuan Muda," kata seorang wanita dengan nada datar. Pakaiannya seperti pembantu.
Natha hanya mengangguk. Ia mengikuti wanita itu sambil membawa kopernya.
Ketika di perjalanan menuju kamar Abyan, Natha sempat berpapasan dengan beberapa orang yang tadi hadir ketika berlangsungnya pernikahan. Namun, mereka hanya menatapnya dingin dan acuh tak acuh.
Natha hanya membalas dengan senyuman polos. Dia tidak peduli.
"Silahkan masuk. Tempat ini adalah kamar Nona dengan Tuan Muda. Saya harap Nona bisa merawatnya dengan baik," tutur wanita itu ketika sampai di sebuah pintu.
Walaupun wajahnya datar, namun tutur katanya sangat sopan.
"Terima kasih, Bibi!" ucap Natha riang dengan senyuman manisnya.
Wanita itu terpana oleh senyuman nona barunya. Wajahnya yang datar sedikit tertegun, "Ah, ya, ya.."
Gadis semanis dia, tidak mungkin orang yang menyakiti Tuan Muda, kan? Batinnya ragu.
Wanita itu mengangguk kaku. Ia membungkuk sopan sebelum pergi.
Natha mengangkat bahu.
Ketika pintu terbuka, pandangannya menangkap dinding hitam dan putih. Tidak ada foto atau hiasan apapun. Kamar luas itu hanya terdapat tempat tidut, lemari, nakas, rak buku. Lalu, objek yang paling penting adalah seseorang yang terbaring kaku. Dia seperti pangeran tidur. Apalagi, jasnya belum terganti.
Natha menutup pintu. Lalu ia menghampiri Abyan yang terbaring dengan langkah pelan.
Di duduk di sisi tempat tidur, sambil menatap wajahnya.
"Hai, Abyan. Nama aku Vernatha Aira Lexandra," ucap Natha dengan senyum tipis.
Ketika dia menyebutkan marganya, suaranya terdengar sangat pelan.
"... Kamu bisa panggil aku Natha. Aku adalah orang yang sudah menjadi istrimu, aku akan merawatmu dan menjagamu seumur hidupku. Ya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Di kehidupan sebelumnya, Kita tidak pernah bertemu. Jadi, mungkin ini adalah pertama kalinya kita bertemu.."